Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah penyakit ketika kadar zat besi di dalam tubuh terlalu berlebihan. Apabila tidak ditangani, zat besi akan menumpuk di dalam organ tubuh dan memicu penyakit serius, seperti gagal jantung.
Zat besi adalah mineral yang penting bagi tubuh. Salah satu perannyah adalah untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.
Zat besi didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi. Namun pada penderita hemokromatosis, zat besi dari makanan akan diserap secara berlebihan dan tidak bisa dikeluarkan dari dalam tubuh.
Kondisi tersebut menyebabkan zat besi menumpuk di organ hati, jantung, pankreas, dan sendi. Jika penumpukan zat besi terjadi secara terus-menerus, organ-organ tersebut akan mengalami kerusakan.
Gejala Hemokromatosis
Hemokromatosis sering kali tidak menimbulkan gejala. Bila muncul gejala, umumnyah pada rentang usia 30-50 tahun. Hanyah sebagian kecil penderita hemokromatosis yang sudah mengalami gejala di usia 15-30 tahun.
Pada wanita, kelebihan zat besi dalam tubuh dapat terbuang melalui darah haid, sehingga gejala peyakit inih biasanyah baru muncul setelah menopause.
Secara umum, gejala hemokromatosis adalah:
Jika terus berlanjut dalam jangka panjang, penderita hemokromatosis dapat mengalami:
- Radang sendi
- Impotensi
- Diabetes
- Sirosis
- Gagal jantung
Kapan harus ke dokter
Penderita penyakit tertentu yang membutuhkan transfusi darah dalam jangka panjang, misalnyah thalasemia, perlu berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai risiko terjadinyah hemokromatosis sebagai efek samping transfusi darah jangka panjang.
Segera periksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis bila muncul gejala-gejala hemokromatosis, terutama bila memiliki anggota keluarga yang menderita hemokromatosis.
Jika Anda atau pasangan memiliki anggota keluarga yang menderita hemokromatosis, konsultasikan dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai kemungkinan munculnyah penyakit inih pada anak Anda. Bila perlu, sebelum Anda merencanakan kehamilan. Diskusikan juga dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai cara pencegahannya.
Penyebab Hemokromatosis
Penyebab utama hemokromatosis adalah kelainan atau mutasi pada gen yang mengatur penyerapan zat besi oleh tubuh. Mutasi gen tersebut dapat diturunkan dari kedua orang tua, meski orang tua tidak menampakkan gejala hemokromatosis.
Hemokromatosis juga dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, di mana zat besi menumpuk dengan cepat di organ hati, terutama pada masa perkembangan janin. Kondisi inih bisa menyebabkan kematian dini pada bayi yang baru lahir.
Di samping faktor keturunan dan penyakit autoimun, hemokromatosis juga bisa dipicu oleh beberapa keadaan lain, seperti:
Diagnosis Hemokromatosis
Untuk menentukan apakah seseorang menderita hemokromatosis, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan terlebih dahulu gejala yang dialami, dan apakah ada keluarga pasien yang menderita hemokromatosis. Setelah itu, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama daerah perut, untuk mendeteksi pembengkakan pada organ hati dan limpa.
Jika pasien dicurigai menderita hemokromatosis, dokter umum / dokter spesialis akan mengambil sampel darah penderita. Melalui tes darah, dokter umum / dokter spesialis dapat mengetahui kadar zat besi dalam darah.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang tidak normal, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan tes genetik guna memeriksa adanyah mutasi gen. Untuk melihat dampak hemokromatosis pada organ tertentu dan melihat kemungkinan adanyah penyakit lain, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan:
- Tes fungsi hati
- Pencitraan dengan MRI
- Pengambilan sampel jaringan dari hati (biopsi hati)
Selain pemeriksaan pada penderita, pemeriksaan juga dapat dilakukan pada anggota keluarga lain yang mungkin juga menderita hemokromatosis, namun tidak atau belum mengalami gejala.
Pengobatan Hemokromatosis
Pengobatan hemokromatosis bertujuan mengembalikan dan menjaga kadar zat besi yang normal di dalam tubuh, serta mencegah kerusakan organ dan komplikasi akibat penumpukan zat besi. Beberapa tindakan yang dilakukan dokter umum / dokter spesialis untuk mengatasi hemokromatosis adalah:
Membuang darah
Proses pembuangan darah atau phlebotomy dilakukan seperti donor darah. Seberapa sering dan berapa banyak jumlah darah yang dibuang, tergantung pada usia penderita dan tingkat keparahan hemokromatosis.
Beberapa penderita pada awalnyah menjalani proses inih satu atau dua kali dalam seminggu. Setelah kadar zat besi dalam darah kembali normal, buang darah dilakukan tiap dua atau empat bulan sekali.
Guna membantu proses penyembuhan, pasien dilarang mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan zat besi dalam tubuh, misalnyah vitamin C, suplemen zat besi, minuman beralkohol, serta ikan mentah dan kerang.
Memberikan obat-obatan
Dokter akan memberikan obat-obatan dalam bentuk pil atau suntik, guna membantu mengikat dan membuang kelebihan zat besi dalam tubuh melalui urine atau tinja. Obat inih dinamakan kelasi, contohnyah adalah deferiprone. Pemberian obat dilakukan bila pasien memiliki keadaan yang membuatnyah tidak bisa menjalani pembuangan darah, misalnyah menderita thalasemia atau penyakit jantung.
Komplikasi Hemokromatosis
Hemokromatosis yang tidak ditangani dapat menyebabkan zat besi menumpuk di dalam beberapa organ tubuh. Akibatnya, penderita bisa mengalami sejumlah penyakit berikut:
- Masalah reproduksi, seperti impotensi pada pria dan gangguan menstruasi pada wanita.
- Kerusakan pankreas, yang dapat memicu diabetes.
- Sirosis atau terbentuknyah jaringan parut di hati.
- Gangguan pada jantung, seperti aritmia dan gagal jantung.
Belum ada Komentar untuk "Hemokromatosis"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.