Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis adalah melemahnyah otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot. Pada awalnya, penderita myasthenia gravis akan terasa cepat lelah setelah melakukan aktivitas fisik, tetapi keluhan akan membaik setelah beristirahat.
Gangguan saraf dan otot inih disebabkan oleh autoimun, yaitu keadaan ketika sistem kekebalan tubuh (antibodi) malah menyerang tubuh orang itu sendiri. Myasthenia gravis dapat dialami oleh siapa saja, namun keadaan inih lebih sering dialami oleh wanita berusia 20-30 tahun dan pria berusia di atas 50 tahun.
Bila tidak mendapatkan pengobatan, melemahnyah otot pada penderita myasthenia gravis lama kelamaan akan makin memburuk dan menyebabkan penderitanyah sulit untuk bergerak, bicara, menelan, dan bahkan bernapas.
Penyebab Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan sehat dalam tubuh. Dalam hal ini, antibodi menyerang jaringan yang menghubungkan sel saraf dan otot, sehingga otot melemah dan penderitanyah menjadi cepat lelah.
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinyah gangguan autoimun pada penderita myasthenia gravis, namun kelainan pada kelenjar timus diduga sebagai faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnyah penyakit autoimun ini.
Kelenjar timus adalah suatu kelenjar di bagian dada yang berperan sebagai penghasil antibodi. Sebagian penderita myasthenia gravis mengalami pembesaran kelenjar timus akibat tumor atau pembengkakan kelenjar.
Gejala Myasthenia Gravis
Gejala utama myasthenia gravis adalah melemahnyah otot. Gejala inih akan timbul setelah beraktivitas dan hilang setelah istirahat. Seiring waktu, otot yang sering digunakan akan makin melemah dan tidak akan membaik meskipun penderita telah beristirahat.
Gejala myasthenia gravis diawali dengan gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda, akibat melemahnyah otot-otot mata. Salah satu atau kedua kelopak mata juga bisa turun.
Selain itu, myasthenia gravis dapat memengaruhi otot wajah dan tenggorokan. Pada keadaan ini, gejala yang muncul adalah:
- Bicara menjadi cadel.
- Sulit menunjukkan ekspresi wajah, misalnyah tersenyum.
Suara serak.- Sulit mengunyah dan menelan makanan atau minuman, sehingga mudah tersedak.
- Napas pendek, terutama ketika berbaring atau setelah berolahraga.
Kondisi melemahnyah otot akibat myasthenia gravis juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti otot leher, lengan, dan tungkai. Gejala yang dapat muncul adalah:
- Nyeri otot setelah beraktivitas.
- Sulit mengangkat kepala setelah berbaring.
- Sulit bergerak, seperti bangun dari posisi duduk ke berdiri, mengangkat benda, naik-turun tangga, menyikat gigi, atau mencuci rambut.
- Gangguan dalam berjalan.
Tiap penderita myasthenia gravis mengalami gejala yang berbeda-beda. Gejala inih berkembang secara perlahan dan cenderung memburuk dalam beberapa tahun sejak munculnyah gejala, bila tidak diobati.
Kapan harus ke dokter
Segera konsultasikan ke dokter umum / dokter spesialis jika salah satu otot di bagian tubuh terasa mudah lelah, namun segera membaik setelah beristirahat. Gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda awal myasthenia gravis.
Myasthenia gravis merupakan penyakit yang berkepanjangan (kronis) dan cenderung memburuk seiring berjalannyah waktu. Penderita myasthenia gravis perlu melakukan pemeriksaan dokter umum / dokter spesialis secara berkala agar perkembangan penyakit dan kondisinyah dapat terpantau dengan baik.
Penderita myasthenia gravis dianjurkan untuk segera ke IGD bila mengalami sesak napas. Kondisi inih dapat berkembang menjadi henti napas, sehingga penderita perlu mendapatkan alat bantu pernapasan secepatnya.
Diagnosis Myasthenia Gravis
Dalam mendiagnosis myasthenia gravis, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan gejala yang muncul dan riwayat kesehatan penderita. Pemeriksaan saraf juga dilakukan untuk menguji refleks tubuh, memeriksa kekuatan dan massa otot, menguji respons tubuh terhadap sentuhan, serta memeriksa keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis, dan membedakannyah dengan keadaan lain yang juga menyebabkan kelemahan otot, seperti multiple sclerosis. Tes lanjutan yang dilakukan adalah:
- Tes darah, untuk mendeteksi keberadaan antibodi di dalam darah yang menyebabkan otot melemah.
Tes fungsi paru, untuk memeriksa keadaan paru dan mendeteksi gangguan pernapasan akibat melemahnyah otot tubuh.- Elektromiogram (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik yang mengalir dari saraf ke otot.
- Tes stimulasi saraf repetitif, untuk mengukur kemampuan saraf dalam mengirim sinyal ke otot.
- Tes pencitraan, seperti MRI dan CT scan, untuk mendeteksi keberadaan tumor dan kelainan pada kelenjar timus.
Pengobatan Myasthenia Gravis
Walaupun belum ada cara yang efektif untuk menyembuhkan myasthenia gravis, tetapi pengobatan yang diberikan oleh dokter umum / dokter spesialis dapat meredakan gejala, meningkatkan fungsi otot, dan mencegah kelumpuhan otot-otot pernapasan yang berakibat fatal.
Jenis penanganannyah pun berbeda-beda untuk tiap penderita, tergantung usia, tingkat keparahan, dan keadaan pasien secara keseluruhan. Beberapa tindakan pengobatan untuk mengatasi myasthenia gravis adalah:
Obat
Jenis obat yang digunakan untuk menangani gejala myasthenia gravis meliputi:
- Penghambat kolinesterase, untuk meningkatkan kekuatan dan pergerakan otot. Obat inih digunakan sebagai penanganan awal myasthenia gravis. Contoh obat inih adalah pyridostigmine dan neostigmine.
Kortikosteroid, seperti prednisone, untuk menghambat sistem kekebalan tubuh dalam memproduksi antibodi.- Obat imunosupresif, seperti azathioprine, ciclosporin, methotrexate, dan tacrolimus. Obat inih juga digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga produksi antibodi dapat dikendalikan.
- Imunoglobulin (IVIG), yaitu antibodi normal yang diberikan melalui infus untuk mengembalikan sistem kekebalan tubuh.
- Antibodi monoklonal, misalnyah rituximab, yaitu obat yang diberikan melalui infus untuk meredakan gejala myasthenia gravis yang tidak dapat ditangani dengan jenis pengobatan lain.
Plasmaferesis
Plasmaferesis adalah prosedur membuang plasma darah dengan mesin khusus. Plasma akan dibuang dan diganti dengan cairan khusus untuk membuang antibodi penyebab myasthenia gravis. Antibodi inih berada di dalam plasma darah.
Operasi
Jika penderita myasthenia gravis juga mengalami pembesaran kelenjar timus, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kelenjar tersebut. Prosedur bedah inih disebut timektomi.
Untuk meredakan gejala myasthenia gravis, prosedur timektomi kadang tetap dilakukan meskipun penderita tidak mengalami pembesaran kelenjar timus. Meski demikian, prosedur operasi inih hanyah dianjurkan bagi penderita myasthenia gravis yang berusia di atas 60 tahun.
Komplikasi Myasthenia Gravis
Komplikasi myasthenia gravis yang paling berbahaya adalah myasthenic crisis. Kondisi inih terjadi ketika otot tenggorokan dan diafragma terlalu lemah untuk mendukung proses pernapasan, sehingga penderitanyah mengalami sesak napas akibat kelumpuhan otot-otot pernapasan.
Myasthenic crisis dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti infeksi saluran pernapasan, stres, atau komplikasi dari prosedur operasi. Pada myasthenic crisis yang parah, penderita bisa berhenti bernapas. Dalam keadaan ini, dibutuhkan alat bantu napas (ventilator) untuk membantu penderita bernapas, sampai otot-otot pernapasan dapat kembali bergerak.
Selain henti napas, penderita myasthenia gravis juga berisiko tinggi mengalami penyakit autoimun lain, seperti tirotoksikosis, lupus, dan rheumatoid arthritis.
Pencegahan Myasthenia Gravis
Belum ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah mysthenia gravis. Meski begitu, ada beberapa cara untuk mencegah gejala myasthenia gravis semakin memburuk, yaitu:
- Mencegah infeksi, dengan cara mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air, serta menggunakan masker ketika sedang berdekatan dengan orang yang sedang sakit.
- Tidak melakukan aktivitas yang berat atau berlebihan.
- Menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu dingin atau panas.
- Mengendalikan stres, misalnyah dengan melakukan meditasi atau yoga.
Belum ada Komentar untuk "Myasthenia Gravis"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.