Amebiasis
Amoebiasis atau amebiasis adalah infeksi parasit Entamoebae histolytica atau E. histolytica di usus. Amebiasis sering terjadi di negara-negara tropis dan negara berkembang yang memiliki sistem sanitasi yang buruk, termasuk Indonesia.
Infeksi parasit inih terjadi saat larva E. histolytica masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Parasit inih juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit saat seseorang bersentuhan dengan tinja yang terkontaminasi oleh parasit tersebut.
Penyebab Amebiasis
Amebiasis terjadi ketika parasit E. histolytica masuk ke dalam tubuh dan menetap di dalam usus. Berikut adalah cara penularan E. histolytica:
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi histolytica
- Bersentuhan dengan tanah, air, pupuk, atau tinja yang terkontaminasi histolytica
- Bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi histolytica, termasuk dudukan toilet
- Melakukan seks anal dengan penderita amebiasis
Biasanya, larva E. histolytica berada pada keadaan tidak aktif jika berada di air, tanah, pupuk, atau tinja penderita. Namun, begitu masuk ke dalam tubuh, larva E. histolytica akan menjadi aktif (trofozoit). Larva aktif akan berkembang biak di saluran pencernaan, kemudian bergerak dan menetap di dinding usus besar.
Seseorang yang sering bepergian ke negara tropis atau daerah yang memiliki banyak kasus amebiasis berisiko terinfeksi parasit ini. Jika sudah terinfeksi E. histolytica, beberapa faktor berikut dapat membuat infeksi jadi semakin parah:
Gejala Amebiasis
Gejala yang muncul saat seseorang mengalami amebiasis akan muncul dalam 7–28 hari setelah terinfeksi parasit. Kebanyakan penderita hanyah akan mengalami gejala di bawah ini:
- Diare
- Kram perut
- Buang angin berlebihan
- Sangat lelah
Jika dibiarkan, parasit dapat menembus dinding usus dan menyebabkan luka. Parasit inih juga bisa menyebar ke organ hati melalui pembuluh darah dan menyebabkan abses hati (kumpulan nanah).
Jika kondisinyah sudah parah, penderita bisa merasakan gejala-gejala berikut:
- Nyeri perut bagian atas yang parah
- Disentri atau diare dengan tinja yang bercampur lendir dan darah
- Demam tinggi
- Muntah-muntah
- Perut bengkak
- Sakit kuning (jaundice)
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami gejala-gejala amebiasis yang disebutkan di atas. Jika amebiasis cepat didiagnosis dan ditangani, risiko terjadinyah komplikasi bisa dicegah.
Segera periksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis bila mengalami gejala amebiasis yang parah, seperti diare yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, disentri, dan gejala dehidrasi.
Diagnosis Amebiasis
Untuk mendiagnosis amebiasis, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami pasien, serta riwayat kunjungan ke daerah tertentu, riwayat kesehatan, dan bagaimana pola hidup pasien. Selanjutnya, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk memastikan diagnosis, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:
- Tes tinja, untuk menemukan keberadaan histolytica
- Tes darah, untuk mendeteksi infeksi di darah dan ada tidaknyah anemia, serta untuk menilai fungsi hati
- Pemindaian dengan CT scan atau USG, untuk mendeteksi peradangan atau abses pada hati atau organ tertentu
- Kolonoskopi, untuk mendeteksi kelainan pada usus besar dan kolon
- Biopsi jarum, untuk mendeteksi keberadaan parasit dengan mengambil sampel dari abses hati
Pengobatan Amebiasis
Pengobatan amebiasis bertujuan untuk membunuh parasit, mengurangi risiko penyebaran parasit ke bagian tubuh yang lain, serta mengatasi keluhan dan gejala. Pengobatan untuk amebiasis meliputi:
Pemberian obat-obatan
Obat-obatan untuk menangani amebiasis antara lain:
- Obat antibiotik
Antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, digunakan untuk membunuh parasit di dalam tubuh. Obat inih biasa diberikan bersama antiparasit, seperti diloxanide furoate. - Obat antimual
Obat antimual diberikan untuk meredakan mual yang sering terjadi pada penderita amebiasis.
Penggantian cairan tubuh
Penderita amebiasis disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih dan oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Jika keadaan dehidrasi yang dialami cukup parah, maka pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Operasi
Jika amebiasis menimbulkan perforasi usus (pecahnyah usus) atau kolitis parah (fulminant colitis), dokter umum / dokter spesialis akan melakukan operasi untuk mengangkat usus yang bermasalah. Selain itu, operasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi abses hati yang tidak membaik setelah pemberian antibiotik.
Komplikasi Amebiasis
Amebiasis yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:
- Anemia akibat perdarahan usus, khususnyah pada penderita yang mengalami radang usus (amebic colitis)
- Sumbatan atau obstruksi pada usus akibat gumpalan jaringan pada usus (amoeboma)
- Penyakit liver, misalnyah abses hati amebic, yaitu pembentukan abses di jaringan hati
- Sepsis, yaitu penyebaran infeksi parasit ke seluruh tubuh, termasuk otak
Pencegahan Amebiasis
Amebiasis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Terapkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Lakukan terutama setelah buang air kecil atau buang air besar, sebelum dan sesudah makan atau mengolah makanan, serta sesudah mengganti popok bayi.
- Cuci sayur atau buah sampai bersih dan kupas sebelum dikonsumsi.
- Cuci peralatan masak sampai bersih sebelum digunakan.
- Rebus air hingga mendidih sebelum diminum.
- Konsumsi susu dan produk susu yang sudah melalui proses pasteurisasi.
Jangan berbagi penggunaan alat mandi, seperti handuk, sabun, atau sikat gigi, dengan orang lain.
Belum ada Komentar untuk "Amebiasis"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.