Calcinosis Cutis


Calcinosis cutis adalah penumpukan kalsium yang terjadi di kulit. Kelainan inih bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, penyakit ginjal, atau efek samping pengobatan.

Kalsium merupakan mineral yang penting bagi tubuh. Selain berguna untuk menjaga kesehatan gigi dan tulang, kalsium juga berperan dalam proses pembekuan darah, serta membantu menjaga fungsi otot dan saraf. Namun, bila kadarnyah terlalu tinggi, kalsium akan menumpuk dan membentuk benjolan di kulit.

Gejala Calcinosis Cutis

Calcinosis cutis ditandai oleh benjolan keras yang berwarna putih kekuningan di permukaan kulit. Pada beberapa kasus, calcinosis cutis bisa menyebabkan rasa gatal dan kemerahan di benjolan.

Pada keadaan yang jarang terjadi, calcinosis cutis bisa berkembang menjadi luka lepuh yang tidak kunjung sembuh dan menyebabkan kematian jaringan (gangrene). Benjolan calcinosis cutis berkembang secara bertahap dengan ukuran yang bervariasi.

Selain di kulit, penumpukan kalsium bisa terjadi di semua bagian tubuh, termasuk tulang, paru-paru, ginjal, pembuluh darah, dan organ reproduksi.

Kapan harus ke dokter

Periksakan ke dokter umum / dokter spesialis bila muncul benjolan kulit yang keras dan berwarna putih kekuningan di permukaan kulit. Pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis dilakukan untuk mengetahui penyebab benjolan dan agar mendapat penanganan yang tepat.

Penyebab Calcinosis Cutis

Penyebab calcinosis cutis sangat beragam, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:

Kalsifikasi distrofik

Kalsifikasi distrofik terjadi ketika kerusakan jaringan kulit memicu pelepasan protein fosfat. Protein fosfat inih kemudian menyebabkan kalsifikasi di kulit. Kelainan inih bisa disebabkan oleh:

  • Jerawat
  • Infeksi
  • Tumor
  • Lupus
  • Dermatomiositis
  • Rheumatoid arthritis

Kalsifikasi metastatik

Kalsifikasi metastatik terjadi ketika kadar kalsium dan fosfat di dalam tubuh terlalu tinggi sehingga membentuk benjolan di kulit. Penyebabnyah antara lain:

  • Gagal ginjal kronis
  • Hiperparatiroidisme
  • Kelebihan vitamin D
  • Penyakit tulang (misalnyah penyakit Paget)
  • Sarkoidosis
  • Milk-alkali syndrome (terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalsium)

Kalsifikasi iatrogenik

Kalsifikasi iatrogenik disebabkan oleh efek samping obat-obatan atau prosedur medis tertentu, contohnya:

  • Infus cairan yang mengandung kalsium dan fosfat.
  • Suntik kalsium glukonat, kalsium klorida, atau asam para aminosalisilat pada pengobatan tuberkulosis (TBC).
  • Prosedur heel stick atau pengambilan sampel darah dari tumit bayi yang baru lahir.

Kalsifikasi idiopatik

Penderita kalsifikasi idiopatik tidak memiliki penyakit tertentu yang mendasari penumpukan kalsium, sehingga disebut idiopatik.

Kalsifilaksis

Sama seperti kalsifikasi idiopatik, penyebab kalsifilaksis juga belum diketahui. Meski demikian, ada dugaan kalsifilaksis terkait dengan beberapa keadaan berikut:

  • Berat badan berlebih
  • Diabetes
  • Hiperparatiroidisme
  • Gagal ginjal kronis

Diagnosis Calcinosis Cutis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan riwayat penyakit pasien. Selanjutnyah akan dilakukan pemeriksaan fisik yang lengkap. Untuk memastikan diagnosis dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :

  • Tes darah untuk mengukur kadar kalsium dan fosfat
  • Pemindaian dengan Rontgen atau CT scan
  • Biopsi atau pengambilan sampel jaringan pada benjolan
  • Tes fungsi ginjal dan kelenjar tiroid

Pengobatan Calcinosis Cutis

Pengobatan untuk penderita calcinosis cutis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Metode pengobatannyah antara lain:

Obat-obatan

Dokter akan meresepkan sejumlah obat di bawah inih untuk menghambat penyerapan kalsium oleh tubuh dan mengurangi penumpukan kalsium:

  • Warfarin dan infus imunogloblin, untuk benjolan yang berukuran kecil.
  • Diltilazem, bifosfonat, dan probenecid, untuk benjolan berukuran besar.

Operasi

Operasi pengangkatan benjolan dilakukan bila benjolan disertai nyeri dan luka lepuh, infeksi berulang, atau menyebabkan gangguan fungsi organ. Perlu diketahui, luka bekas operasi juga dapat memicu penumpukan kalsium. Oleh karena itu, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan operasi dengan mengangkat sebagian kecil benjolan terlebih dahulu.

Terapi lain

Calcinosis cutis juga bisa diatasi dengan terapi laser dan iontophoresis. Terapi laser bertujuan untuk melarutkan tumpukan kalsium dengan menggunakan sinar laser karbondioksida. Sedangkan iontophoresis dilakukan untuk memecah kalsium dengan menggunakan listrik arus lemah.

Komplikasi Calcinosis Cutis

Calcinosis cutis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi di lokasi tumbuhnyah benjolan. Komplikasi tersebut meliputi:

  • Gerak tubuh terbatas
  • Nyeri dan mati rasa
  • Kematian jaringan
  • Infeksi bakteri
  • Batu ginjal
  • Kerusakan katup jantung

Pencegahan Calcinosis Cutis

Calcinosis cutis tidak selalu bisa dicegah, namun Anda dapat menurunkan risiko terserang calcinosis cutis dengan menghindari penumpukan kalsium dalam tubuh. Cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Rutin menjalani tes darah untuk mengukur kadar kalsium bila Anda berusia 65 tahun ke atas.
  • Memeriksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis bila Anda terlahir dengan kelainan pada organ jantung atau ginjal.
  • Berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum menjalani pengobatan yang dapat memengaruhi kadar kalsium, misalnyah mengonsumsi obat untuk mengatasi kolesterol dan hipertensi, atau menjalani terapi penggantian hormon.
  • Membatasi asupan suplemen tinggi kalsium dan berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai jumlah asupan kalsium yang tepat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan keadaan Anda.
  • Menerapkan pola hidup sehat, misalnyah dengan mengonsumsi makanan sehat, berhenti merokok, dan menghindari alkohol.

Belum ada Komentar untuk "Calcinosis Cutis"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel