Skiatika


Skiatika atau sciatica nerve pain adalah rasa nyeri di punggung bawah yang menjalar ke pinggul, bokong, tungkai, hingga jari kaki, yaitu di sepanjang jalur saraf skiatik (sciatic nerve). Saraf skiatik merupakan saraf terpanjang di tubuh yang berawal dari saraf tulang belakang dan bercabang hingga ke kaki.    

Skiatika dapat muncul ketika saraf skiatik terjepit atau adanyah gangguan lain yang menyebabkan saraf tersebut mengalami cedera. Tingkat keparahan nyeri inih bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Skiatika dapat pulih dengan penanganan mandiri, tetapi skiatika juga dapat berkembang menjadi keadaan yang serius hingga menyebabkan kerusakan saraf permanen.

Gejala Skiatika

Skiatika ditandai dengan rasa nyeri dan tidak nyaman di sepanjang jalur saraf skiatik. Biasanyah nyeri terasa hanyah di satu sisi tubuh, misalnyah nyeri punggung sebelah kanan atau kiri. Rasa nyeri tersebut dapat menyerupai kram yang disertai nyeri yang panas atau seperti tersengat listrik. Nyeri biasanyah akan meningkat ketika penderita duduk lama, bersin, atau batuk.

Selain rasa nyeri, beberapa gejala lain yang juga bisa dirasakan oleh penderita skiatika adalah:

  • Kesemutan yang menjalar dari punggung bawah hingga kaki.
  • Otot tungkai melemah.
  • Mati rasa atau kebas.

Kapan harus ke dokter

Sebagian besar kasus skiatika ringan umumnyah dapat hilang dengan sendirinya. Tapi jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis jika gejala tidak dapat diredakan dengan pengobatan setelah beberapa minggu atau bertambah parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Segera ke IGD jika mengalami skiatika yang disertai dengan beberapa gejala atau keadaan di bawah ini:

Nyeri dirasakan pada penderita kanker atau HIV.  Anda juga dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter umum / dokter spesialis jika mengalami obesitas atau memiliki riwayat diabetes. Ini karena obesitas dan diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinyah skiatika.

Penyebab Skiatika

Skiatika terjadi ketika saraf skiatik di sekitar panggul terjepit atau mengalami cedera. Kondisi inih umumnyah disebabkan oleh beberapa keadaan berikut:

  • Hernia nukleus pulposus, yaitu bergesernyah bantalan tulang belakang bergeser dari posisinyah hingga menekan saraf.
  • Bone spurs, yaitu pengapuran tulang, khususnyah di area tulang belakang.
  • Stenosis spinal, yaitu penyempitan jalur saraf pada tulang belakang.
  • Spondylolisthesis, yaitu bergesernyah salah satu bagian tulang belakang dari posisinya.
  • Sindrom piriformis, di mana terjadi kejang pada otot piriformis.
  • Patah tulang panggul.
  • Kehamilan.
  • Tumbuhnyah tumor yang menekan saraf skiatik.
  • Penyumbatan pembuluh darah.

Seseorang juga akan lebih berisiko mengalami skiatika bila memiliki sejumlah faktor di bawah ini:

  • Sering duduk terlalu lama.
  • Sering mengangkat beban berat.
  • Berkendara dalam waktu yang lama.
  • Berusia lanjut.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Mengalami obesitas.
  • Memiliki riwayat diabetes.

Diagnosis Skiatika

Skiatika umumnyah dapat didiagnosis melalui peninjauan gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta pemeriksaan fisik untuk memeriksa kekuatan otot dan refleksnya.

Tes lanjutan dilakukan guna memastikan diagnosis secara tepat sekaligus mengetahui jika ada keadaan lain yang lebih serius, seperti tumor. Beberapa metode pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI untuk mengetahui adanyah gangguan yang menekan saraf tulang belakang.
  • Elektromiografi (EMG), untuk mengukur impuls listrik yang dihantarkan saraf serta respon dari otot.

Pengobatan Skiatika

Sebagian besar kasus skiatika dapat pulih tanpa memerlukan pengobatan dari dokter. Penanganan mandiri bisa dilakukan sendiri di rumah dengan cara:

  • Mengistirahatkan tubuh sekitar tiga hari. Penderita dianjurkan lebih banyak berbaring di kasur yang tidak terlalu lembut.
  • Mengompres bagian yang terasa sakit dengan kompres hangat atau dingin untuk meredakan nyeri.
  • Melakukan latihan peregangan punggung bawah untuk meredakan gejala dan mengurangi tekanan pada saraf.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol.

Akan tetapi jika cara di atas tidak dapat membantu Anda dalam mengatasi gejala skiatika, maka kunjungilah dokter. Kemungkinan dokter umum / dokter spesialis akan menganjurkan beberapa pilihan penanganan medis di bawah ini:

Fisioterapi

Fisioterapi dilakukan untuk menentukan latihan fisik yang tepat guna mengurangi tekanan pada saraf punggung. Latihan fisik inih meliputi peregangan dan latihan aerobik. Terapi inih juga dapat membantu memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot-otot punggung bawah, serta meningkatkan kelenturan tubuh.

Pemberian obat

Obat yang umumnyah diresepkan adalah antiinflamasi, pelemas otot (seperti diazepam), antikejang (seperti gabapentin dan pregabalin), atau antidepresan (seperti amitriptyline).

Suntikan kortikosteroid

Suntikan antiradang, seperti kortikosteroid dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan di sekitar saraf yang terganggu. Namun, pemberian suntikan biasanyah akan dibatasi karena berisiko menimbulkan efek samping yang serius.

Operasi

Prosedur operasi akan disarankan jika pengobatan lainnyah tidak berhasil dan terjadi keadaan yang lebih serius, seperti nyeri yang semakin memburuk dan tidak kunjung reda, tidak mampu mengontrol BAK (inkontinensia urine), inkontinensia tinja, atau ketika gerakan otot tubuh yang terpengaruh semakin melemah.

Tindakan inih bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang, mengatasi saraf terjepit, atau mengatasi keadaan lain yang menekan saraf tulang belakang. Operasi yang biasa dilakukan adalah operasi tulang belakang.

Komplikasi Skiatika

Pada keadaan yang cukup berat, skiatika berpotensi menimbulkan komplikasi akibat kerusakan saraf. Komplikasi yang dapat muncul adalah nyeri kronis, mati rasa permanen, gangguan BAK dan BAB, serta kelumpuhan.

Pencegahan Skiatika

Meski sulit untuk dicegah dan rentan untuk kambuh, namun menjaga kesehatan jaringan di sekitar punggung bawah dapat membantu mengurangi risiko terjadinyah keadaan ini.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  • Melakukan olahraga secara teratur, terutama latihan yang dapat menguatkan otot perut dan panggul, seperti berenang.
  • Menjaga postur tubuh dengan baik ketika berdiri, duduk, dan tidur.
  • Berhati-hati saat menggerakkan tubuh, terutama saat mengangkat beban berat.
  • Menghindari berdiri atau duduk terlalu lama.
  • Menghindari menggunakan high heels.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Berhenti merokok.

Belum ada Komentar untuk "Skiatika"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel