Penyakit Autoimun




Penyakit autoimun adalah keadaan ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnyah melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.



Penyebab Penyakit Autoimun


Belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa faktor di bawah inih dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini:




  • Etnis. Beberapa penyakit autoimun umumnyah menyerang etnis tertentu. Misalnya, diabetes tipe 1 umumnyah menimpa orang Eropa, sedangkan lupus rentan terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin.


  • Gender. Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria. Biasanyah penyakit inih dimulai pada masa kehamilan.


  • Lingkungan. Paparan dari lingkungan, seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta infeksi virus dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan memperparah keadaannya.


  • Riwayat keluarga. Umumnyah penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang lain. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena penyakit autoimun yang lain.


Gejala Penyakit Autoimun


Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranyah memiliki gejala yang sama. Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:



  • Kelelahan.

  • Pegal otot.

  • Ruam kulit.


  • Demam ringan.

  • Rambut rontok.

  • Sulit berkonsentrasi.

  • Kesemutan di tangan dan kaki.


Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnyah sering merasa haus, lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.


Beberapa contoh dari penyakit autoimun beserta gejalanya, adalah:




  • Lupus; dapat memengaruhi hampir semua sistem organ dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.


  • Penyakit Graves; dapat mengakibatkan kehilangan berat badan, mata menonjol, gelisah, rambut rontok, jantung berdebar.


  • Psoriasis; kulit bersisik.


  • Multiple sclerosis; nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan, dan kurangnyah koordinasi tubuh merupakan gejala dari multiple sclerosis.


  • Myasthenia gravis; kelelahan yang semakin parah seiring aktivitas yang dilakukan.


  • Tiroiditis Hashimoto atau penyakit Hashimoto; kelelahan, depresi, sembelit, peningkatan berat badan, kulit kering, dan sensitif pada udara dingin.


  • Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease; nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam, dan penurunan berat badan.


  • Rheumatoid arthritis; menimbulkan gejala nyeri sendi, radang sendi, dan pembengkakan.


  • Sindrom Guillain-Barre; kelelahan sampai kelumpuhan.


Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnyah gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal, misalnyah paparan sinar matahari atau stres.


Diagnosis Penyakit Autoimun


Tidak mudah bagi dokter umum / dokter spesialis untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Meski setiap penyakit autoimun memiliki ciri khas, namun gejala yang muncul bisa sama. Dokter akan menjalankan beberapa tes untuk mengetahui apakah seseorang terserang penyakit autoimun, di antaranyah dengan tes ANA (antinuclear antibody) dan tes untuk mengetahui peradangan yang mungkin ditimbulkan penyakit autoimun.


Pengobatan Penyakit Autoimun


Kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengkonsumsi aspirin atau ibuprofen.


Pasien juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.


Beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid (contohnyah dexamethasone), digunakan untuk membantu menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh. Obat jenis anti TNF, seperti infliximab, dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis.


Pengobatan penyakit autoimun berpotensi menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mungkin perlu dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tidak ada salahnyah untuk mencoba mendaftarkan diri Anda ke asuransi kesehatan terpercaya mulai dari sekarang.


Penyakit Autoimun dan Covid-19


Penderita penyakit autoimun, umumnyah akan mengonsumsi obat yang memiliki efek untuk menekan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita penyakit autoimun lebih mudah untuk mengalami penyakit infeksi, tidak terkecuali dengan Covid-19.


Oleh karenanya, penderita penyakit autoimun wajib menjaga kesehatan dan mengontrol keadaan penyakit autoimunnyah secara secara rutin.


Jangan lupa untuk tetap rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, makan makanan yang bergizi seimbang, kelola stres dengan cara positif, sehingga sistem kekebalan tubuh bisa tetap terjaga dengan baik.



Belum ada Komentar untuk "Penyakit Autoimun"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel