Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit inih seringkali terdapat pada kotoran kucing atau daging yang belum matang. Infeksi parasit T. gondii pada orang yang sehat umumnyah tidak membahayakan, karena sistem kekebalan tubuh dapat mengendalikan infeksi parasit ini. Namun, penanganan medis serius perlu dilakukan jika infeksi inih menyerang seseorang dengan sistem imunitas rendah atau ibu hamil, guna menghindari komplikasi yang berat.
Toksoplasmosis disebarkan dari hewan ke manusia, bukan antarmanusia, kecuali pada wanita hamil yang dapat menyebarkan infeksi inih pada janinnya. Akibatnya, janin mengalami perkembangan yang lambat. Bahkan dalam kasus infeksi yang lebih berat, dapat terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan.
Setelah terjadi toksoplasmosis, parasit T. gondii dapat bertahan dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif, sehingga memberi kekebalan seumur hidup terhadap infeksi parasit ini. Namun saat sistem imunitas tubuh melemah karena suatu penyakit atau konsumsi obat tertentu, infeksi T. gondii dapat aktif kembali dan memicu komplikasi yang lebih parah.
Gejala Toksoplasmosis
Saat T. gondii menyerang orang yang sehat, gejala bisa saja tidak muncul dan penderita dapat pulih sepenuhnya. Namun pada kasus lainnya, gejala dapat muncul beberapa minggu atau Gejala yang dirasakan biasanyah ringan dan serupa dengan gejala flu, yaitu demam, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala tersebut dapat membaik dalam waktu 6 minggu.
Infeksi T. gondii pada bayi dan anak-anak umumnyah ditularkan dari ibu selama masa kehamilan. Gejala lebih serius dapat dialami janin yang terinfeksi parasit inih pada trimester awal kehamilan, berupa kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin dalam kandungan. Sedangkan bayi yang lahir dengan keadaan terinfeksi T. gondii (toksoplasmosis kongenital) akan menunjukkan gejala, seperti:
- Kulit berwarna kekuningan.
- Peradangan korion (chrorionitis) atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina.
- Pembesaran organ hati dan limpa.
- Ruam kulit atau kulit mudah memar.
- Kejang.
- Penumpukan cairan otak di kepala, sehingga kepala menjadi besar (hidrosefalus).
- Kepala tampak lebih kecil (mikrosefalus).
- Gangguan intelektual atau retardasi mental.
- Kehilangan pendengaran.
- Anemia.
Gejala-gejala tersebut dapat muncul saat bayi lahir, atau baru terlihat beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Sedangkan pada penderita gangguan kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis ditandai dengan:
- Sulit bicara, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, pusing, tampak bingung, kejang, hingga koma, jika toksoplasmosis menyerang otak.
- Ruam, demam, menggigil, lemas, dan sesak napas, jika toksoplasmosis menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab Toksoplasmosis
Toxoplasma gondii merupakan organisme parasit sel tunggal (protozoa) yang dapat menyebarkan infeksi pada hewan (baik hewan liar maupun hewan peliharaan yang kotor) dan manusia. Meski parasit inih dapat tumbuh dalam jaringan banyak hewan, namun lebih banyak terdapat dalam tubuh kucing. Parasit inih bertelur dalam lapisan usus kucing, dan bisa keluar bersama kotoran hewan tersebut.
Penyebaran infeksi T. gondii pada manusia terjadi dengan cara:
- Terpapar kotoran kucing yang mengandung parasit T.gondii.
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi parasit T. gondii, termasuk daging mentah yang mengandung parasit ini.
- Melalui plasenta ibu hamil, yang menyebarkan infeksi pada janin.
- Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi parasit ini.
Terdapat beberapa keadaan yang bisa meningkatkan risiko toksoplasmosis menjadi gangguan kesehatan serius, yaitu:
- Hamil.
- Mengonsumsi obat kortikosteroid atau imunosupresif jangka panjang.
- Menderita HIV/AIDS.
- Sedang menjalani kemoterapi.
Diagnosis Toksoplasmosis
Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita toksoplasmosis berdasarkan gejala-gejala yang ada. Untuk membuktikannya, perlu dilakukan tes darah gunamengetahui kadar antibodi tubuh terhadap parasit T. gondii. Dari tes darah, bisa didapat hasil negatif dan positif. Hasil negatif berarti tubuh belum terinfeksi atau kebal terhadap parasit T. gondii. Namun pelaksanaan tes inih bisa saja dilakukan saat tubuh belum membentuk antibodi terhadap parasit ini, sehingga hasilnyah menjadi negatif. Untuk memastikannya, tes inih perlu diulang beberapa minggu kemudian. Sedangkan hasil positif menandakan infeksi dalam tubuh sedang aktif atau infeksi inih pernah terjadi sebelumnya.
Pada pasien yang positif terinfeksi toksoplasmosis dan berisiko tinggi mengalami komplikasi, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemindaian MRI untuk mengetahui apakah infeksi sudah menjalar hingga ke otak.
Sedangkan pada ibu hamil, untuk mengetahui apakah toksoplasmosis memengaruhi janin, dokter umum / dokter spesialis perlu melakukan tes berupa:
Amniocentesis. Dokter akan mengambil sampel air ketuban penderita saat usia kehamilan di atas 15 minggu. Dengan tes ini, bisa diketahui apakah janin turut terinfeksi toksoplasmposis atau tidak.
USG. Pemeriksaan inih bertujuan untuk melihat tanda-tanda tidak normal pada janin, seperti hideosefalus. Setelah proses melahirkan, bayi akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk melihat adanyah kerusakan akibat infeksi.
Pengobatan Toksoplasmosis
Sebagian besar kasus toksoplasmosis hanyah digolongkan sebagai sakit ringan, dan tidak memerlukan perawatan medis. Penderita bisa pulih sepenuhnyah dalam waktu 6 minggu.
Penangan medis berupa pemberian obat dibutuhkan untuk mengobati penderita toksoplasmosis akut. Obat yang dapat diresepkan dokter umum / dokter spesialis untuk kasus ini, antara lain adalah pyrimethamine dan sulfadiazine. Sedangkan pada penderita toksoplasmosis dengan infeksi mata, dapat ditambahkan obat kortikosteroid untuk meredakan peradangan.
Sementara untuk ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis, penanganan ditentukan berdasarkan saat terjadinyah infeksi dan pengaruhnyah pada janin. Jika janin belum terkena infeksi atau infeksi terjadi sebelum minggu ke-16 kehamilan, maka dokter akan memberikan antibiotik spiramycin. Obat inih biasa digunakan pada trimester awal kehamilan untuk mengurangi risiko gangguan saraf pada janin. Jika janin sudah tertular toksoplasmosis setelah minggu ke-16 kehamilan, maka dokter umum / dokter spesialis akan meresepkan pyrimethamine dan sulfadiazine.
Pada bayi yang lahir terinfeksi toksoplasma, perlu diberikan obat-obatan tersebut selama 1 tahun setelah kelahiran, dan keadaan kesehatan bayi harus terus dipantau selama mengonsumsi obat tersebut.
Untuk menangani toksoplasmosis pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh (imunitas) rendah, dokter umum / dokter spesialis dapat memberikan obat, seperti pyrimethamine dengan clindamycin. Konsumsi obat inih memerlukan waktu 6 minggu atau lebih lama. Saat toksoplasmosis terjadi kembali pada pasien dengan sistem imunitas lemah, maka pemberian obat dapat diteruskan hingga imunitas tubuh membaik.
Komplikasi Toksoplasmosis
Komplikasi yang dapat ditimbulkan toksoplasmosis, antara lain:
Kebutaan. Kondisi inih terjadi pada penderita toksoplasmosis yang mengalami infeksi mata, yang tidak diobati dengan sempurna.
Ensefalitis. Infeksi otak serius dapat terjadi pada penderita toksoplasmosis dengan sistem imunitas rendah karena penyakit HIV/AIDS.
Gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan retardasi mental. Komplikasi inih dapat menimpa penderita toksoplasmosis bayi baru lahir
Pencegahan Toksoplasmosis
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena infeksi toksoplasmosis, yaitu:
- Gunakan sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah.
- Hindari mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
- Cucilah tangan sebelum dan sesudah memegang makanan.
- Cucilah semua peralatan dapur dengan bersih setelah memasak daging mentah.
- Selalu cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
- Hindari meminum susu kambing non-pasteurisasi atau produk-produk olahannya.
- Bagi yang memelihara kucing, hendaknyah tetap menjaga kesehatan hewan ini, dan gunakan sarung tangan saat membersihkan tempat kotorannya. Hindari memelihara kucing liar, karena rentan terinfeksi parasit T. gondii.
- Berikan kucing makanan kering atau kalengan daripada daging mentah.
- Tutuplah bak pasir tempat bermain anak-anak agar tidak digunakan kucing untuk membuang kotoran.
Belum ada Komentar untuk "Toksoplasmosis"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.