Croup
Croup adalah infeksi pernapasan pada anak, yang membuat saluran napas terhalang. Pada penderita croup, terjadi pembengkakan pada laring (saluran pernapasan setelah tenggorokan, tempat pita suara berada), trakea (batang tenggorok), dan bronkus (cabang trakea yang menuju ke paru-paru). Croup bisa menular, terutama pada beberapa hari pertama sejak anak terserang croup, atau hingga demam pada anak menghilang.
Penyebab Croup
Jika dilihat dari penyebabnya, ada dua jenis croup, yaitu viral croup dan spasmodic croup.
Ada beberapa macam virus yang bisa menyebabkan croup, antara lain adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), atau virus campak. Namun umumnyah croup disebabkan oleh virus parainfluenza. Anak-anak bisa terpapar croup melalui udara yang dihirup, bila terdapat percikan ludah akibat batuk atau bersin orang yang terinfeksi.
Viral croup juga dapat menulari anak melalui benda yang terkontaminasi percikan ludah, misalnyah dari sentuhan pada benda yang terkontaminasi air liur. Virus yang berada di tangan tadi akan masuk ke tubuh, jika anak menyentuh mulut atau hidungnyah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Jenis croup inih terjadi mendadak, umumnyah di tengah malam. Anak mungkin terbangun karena sesak napas, namun tidak disertai demam. Spasmodic croup disebabkan oleh alergi atau asam lambung yang naik ke kerongkongan dan saluran pernapasan.
Meski jarang terjadi, croup juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau menghirup zat kimia yang mengiritasi saluran pernapasan.
Faktor Risiko Croup
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko croup adalah:
Usia. Croup umumnyah menimpa anak dalam rentang usia 3 bulan hingga 5 tahun.
Jenis kelamin. Anak laki-laki lebih berisiko terserang croup dibanding anak perempuan.
Gejala Croup
Gejala croup adalah batuk keras seperti menggonggong. Biasanyah batuk memburuk di malam hari, dan akan lebih parah jika anak menangis. Suara serak disertai suara napas yang kasar juga dapat muncul. Gejala lain yang muncul tergantung pada jenis croup yang dialami.
Viral croup
Gejala pada anak dengan viral croup adalah demam dan pilek, disertai batuk. Pada banyak kasus, keadaan inih diakibatkan oleh penularan dari anggota keluarga atau teman yang sedang batuk, pilek, atau mengalami infeksi saluran pernapasan. Meski demikian, gejala viral croup umumnyah ringan dan tidak menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
Spasmodic croup
Anak yang mengalami spasmodic croup umumnyah terlihat baik-baik saja, namun muncul suara serak dan suara napas yang kasar pada tengah malam, dan akan membaik jika anak di bawa ke area terbuka dengan udara yang segar. Gejala umumnyah akan membaik dalam beberapa jam, tetapi dapat muncul selama beberapa malam berturut-turut.
Anak di bawah usia 3 tahun umumnyah mengalami gejala croup yang parah. Kondisi tersebut terjadi karena saluran pernapasan pada anak lebih kecil dibandingkan pada orang dewasa. Segera ke dokter umum / dokter spesialis jika muncul gejala:
- Sesak napas.
Disfagia.- Timbul suara berisik saat bernapas.
- Kulit di sekitar mulut, hidung, dan kuku terlihat
- Bayi menjadi lebih sulit disusui.
- Anak menjadi gelisah atau rewel.
Gejala croup umumnyah hanyah berlangsung selama 3-5 hari. Segera periksakan ke dokter umum / dokter spesialis jika gejala berlangsung lebih dari seminggu atau disertai demam tinggi. Pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri atau keadaan lain yang serius.
Diagnosis Croup
Untuk mendiagnosis croup, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan gejala apa saja yang dialami, dan apakah belakangan inih dekat dengan seseorang yang sedang batuk atau pilek. Dokter juga akan melakukan pengamatan pada napas anak, memeriksa tenggorokan anak, dan mendengarkan suara napas di dada menggunakan stetoskop. Jika gejala croup yang dialami cukup parah, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk melihat keadaan sistem pernapasan.
Pengobatan Croup
Sebagian besar croup bisa ditangani di rumah, terutama pada kasus croup yang hanyah menunjukkan gejala ringan. Umumnyah gejala croup berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Perhatikan sejumlah hal berikut untuk membantu proses pemulihan.
- Pastikan anak selalu merasa nyaman dan tenang. Jangan biarkan anak Anda menangis, karena dapat memperparah gejala croup.
- Berikan paracetamol jika anak demam. Harap konsultasikan terlebih dulu dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum memberikan obat tersebut pada anak.
- Dudukkan anak dalam posisi tegak di pangkuan atau di kursi balita, agar anak lebih mudah bernapas.
- Penuhi asupan cairan dengan memberikan Untuk anak yang lebih dewasa, pemberian sup atau buah dingin bisa membantu.
- Pastikan anak lebih banyak beristirahat.
- Jangan memberikan obat batuk pilek yang dijual bebas, karena tidak akan membantu menyembuhkan croup.
- Pastikan Anda tidur di dekat anak agar kondisinyah selalu terpantau, dan agar bisa cepat mengambil tindakan bila gejalanyah memburuk.
Jika gejala croup memburuk atau berlangsung lebih dari 3 atau 5 hari, dokter umum / dokter spesialis akan meresepkan obat golongan kortikosteroid seperti dexamethasone, untuk meredakan pembengkakan di saluran napas. Pada kasus yang berat, anak akan diberikan tambahan oksigen. Jika croup disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter umum / dokter spesialis akan memberikan antibiotik.
Pencegahan Croup
Kebanyakan kasus croup disebabkan oleh virus penyebab influenza, sehingga langkah pencegahannyah sama seperti pencegahan pada influenza. Hal yang dapat dilakukan antara lain rutin mencuci tangan, hindari menempelkan tangan ke mulut, hindari orang yang sedang sakit, dan ajarkan anak untuk menutup mulut dan hidung dengan siku lengan ketika bersin atau batuk untuk mengurangi risiko penularan ke orang lain.
Beberapa kasus croup yang berat juga dapat disebabkan oleh virus campak. Untuk mengindarinya, anak dapat diberikan vaksinasi terhadap campak.
Belum ada Komentar untuk "Croup"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.