Haloperidol
Haloperidol yaitu obat golongan antipsikotik yang bermanfaat untuk mengatasi gejala psikosis pada gangguan mental, seperti skizofrenia. Obat inih juga dapat membantu mengurangi gejala sindrom Tourette, seperti gerakan otot yang tidak terkontrol.
Haloperidol bekerja dengan mengembalikan keseimbangan zat kimia alami dalam otak, yakni neurotransmitter, sehingga dapat menimbulkan rasa tenang, meredakan kegelisahan, serta mengurangi perilaku agresif dan keinginan untuk menyakiti orang lain.
Merek dagang: Lodomer, Dores, Upsikis, Haloperidol, Haldol Decanoas, Govotil, Serenace, Seradol
Tentang Haloperidol
Golongan | Antipsikotik |
Kategori | Obat resep |
Manfaat |
|
Digunakan Oleh | Dewasa dan anak-anak ≥ 3 tahun |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.Haloperidol dapat diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet, obat tetes mulut, suntik |
Peringatan:
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan jantung, gangguan pembuluh darah, gangguan sistem saraf pusat, glaukoma, sindrom mulut kering, atau penyakit Alzheimer.
- Orang-orang lanjut usia yang menderita demensia tidak boleh mengonsumsi obat ini.
- Harap berhati-hati dan beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika sedang menjalani pengobatan dengan obat antikonvulsan (antikejang) dan obat pengencer darah.
- Apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan haloperidol, segera temui dokter.
Dosis Haloperidol
Berikut inih adalah dosis umum penggunaan haloperidol berdasarkan kondisi, bentuk obat, dan usia:
Kondisi: Gelisah
- Tablet
Dewasa: 1-3 mg tiap 8 jam
- Infus
Dewasa: 5-15 mg selama 24 jam
Kondisi: Gejala psikosis
- Tablet
Dewasa: 0.5-5 mg, 3 kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 3-10 mg per hari.
Anak usia >3 tahun: Dosis awal adalah 0,025-0,05 mg/kgBB per hari, yang dibagi menjadi 2 dosis. Dosis dapat ditingkatkan apabila diperlukan. Maksimal 10 mg per-hari.
Kondisi: Sindrom Tourette
- Tablet
Dewasa: Dosis awal adalah 0.5-1.5 mg, 3 kali sehari. Peningkatan dosis dapat hingga 30 mg per hari, namun perlu dilakukan secara hati-hati dan sesuai anjuran dokter. Dosis pemeliharaan adalah 4 mg per hari.
Kondisi: Cegukan
- Tablet
Dewasa: 5 mg, 3 kali sehari, disesuaikan berdasarkan respons.
Kondisi: Mual dan muntah
- Tablet
Dewasa: 5-20 mg per hari.
Menggunakan Haloperidol dengan Benar
Gunakan haloperidol sesuai dengan anjuran dokter.
Haloperidol tablet dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Jika diresepkan dalam bentuk tablet, gunakan air putih untuk mempermudah menelan obat ini. Untuk haloperidol dalam bentuk obat tetes minum, konsumsilah sesuai dengan takaran yang ada pada botol atau kemasan obat. Jangan menggunakan takaran lain untuk mengonsumsi obat ini.
Sedangkan, untuk haloperidol dalam bentuk suntik, pemberian obat harus dilakukan oleh petugas medis.
Usahakan untuk mengonsumsi haloperidol pada waktu yang sama setiap harinya, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika terlupa, segera konsumsi obat inih apabila jeda waktu dengan dosis berikutnyah tidak terlalu jauh. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Interaksi Haloperidol dengan Obat Lain
Berikut inih adalah sejumlah interaksi yang mungkin dapat terjadi apabila menggunakan haloperidol bersama dengan obat lain:
- Menurunnyah kadar haloperidol dalam darah jika digunakan dengan carbamazepine dan rifampicin.
- Meningkatkan risiko aritmia sekaligus menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh jika digunakan dengan diuretik.
- Meningkatnyah kadar haloperidol dalam darah jika digunakan dengan clozapine dan chlorpromazine.
- Menyebabkan gejala gangguan sistem saraf pusat jika digunakan dengan obat penenang.
Efek Samping Haloperidol
Sama seperti obat pada umumnya, haloperidol juga memiliki efek samping penggunaan. Efek samping tersebut meliputi:
- Disfungsi ereksi.
- Gangguan siklus menstruasi.
- Keinginan untuk terus bergerak (akathisia).
- Gangguan pada gerakan otot (distonia).
- Gerakan tidak terkendali pada lidah, wajah, dan bibir (tardive dyskinesia).
- Berat badan bertambah.
- Otot kaku.
- Gejala seperti penyakit Parkinson.
- Sakit kepala.
- Sulit tidur.
- Lemas.
Belum ada Komentar untuk "Haloperidol"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.