Parestesia (Kesemutan)
Kesemutan atau parestesia adalah sensasi seperti tertusuk jarum atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Parestesia bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di tangan, kaki, dan kepala.
Parestesia dapat bersifat sementara atau terjadi secara berkepanjangan. Parestesia yang sementara terjadi akibat tekanan pada saraf tertentu, misalnyah saat tidur dengan menindih lengan atau duduk bersila. Kesemutan yang bersifat sementara inih akan hilang ketika sudah tidak ada tekanan pada saraf.
Sedangkan parestesia yang terjadi berkepanjangan bisa menjadi gejala suatu penyakit, misalnyah diabetes. Pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis perlu dilakukan jika parestesia terjadi secara berulang dan terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
Gejala Parestesia (Kesemutan)
Kesemutan atau parestesia dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi sering kali dirasakan di tangan, kaki, serta kepala. Ketika mengalami parestesia, area yang terdampak akan merasakan:
- Mati rasa
- Lemah
- Seperti tertusuk jarum
- Seperti terbakar atau dingin
Keluhan tersebut dapat terjadi sementara maupun berkepanjangan. Bila berkepanjangan, bagian tubuh yang kesemutan bisa menjadi kaku, atau bila terjadi di kaki, dapat mengakibatkan penderitanyah sulit berjalan.
Karakteristik gejala atau munculnyah gejala lain yang menyertai kesemutan akan berbeda-beda sesuai penyebabnya. Misalnyah pada parestesia yang disebabkan oleh komplikasi penyakit diabetes (neuropati diabetik), kesemutan dapat menjalar naik dari telapak kaki ke tungkai atau dari tangan ke lengan.
Kapan harus ke dokter
Kesemutan yang terjadi sesekali bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, periksakan diri Anda ke dokter umum / dokter spesialis saraf apabila mengalami kesemutan yang berkepanjangan atau berulang, karena inih bisa menjadi pertanda suatu penyakit.
Pemeriksaan oleh dokter umum / dokter spesialis juga perlu dilakukan secepatnyah jika kesemutan terjadi di kepala, makin memburuk, disertai nyeri, serta menyebabkan gangguan saat berjalan atau lemah di area yang kesemutan.
Komplikasi penyakit diabetes pada saraf merupakan salah satu penyebab kesemutan. Bila Anda menderita diabetes, lakukanlah pemeriksaan rutin ke dokter umum / dokter spesialis untuk memantau perkembangan penyakit.
Penyebab Parestesia (Kesemutan)
Penyebab parestesia tidak selalu bisa dipastikan. Kesemutan yang terjadi sementara disebabkan oleh tekanan pada saraf atau terhambatnyah sirkulasi darah.
Kondisi tersebut bisa terjadi ketika menekuk kaki terlalu lama, misalnyah saat duduk bersila, atau ketika tidur dengan tangan tertindih. Kesemutan juga bisa terjadi pada orang yang aktivitasnyah melibatkan gerakan berulang, misalnyah pemain biola atau atlet tenis.
Sedangkan kesemutan yang terjadi secara berkepanjangan dapat menjadi tanda adanyah suatu penyakit, seperti:
- Kekurangan vitamin B12.
- Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS, herpes zoster, hepatitis B, hepatitis C, dan penyakit Lyme.
- Penyakit sistem kekebalan tubuh, seperti lupus, sindrom Sjögren, sindrom Guillain-Barré, penyakit celiac, dan rheumatoid arthritis.
- Efek samping obat-obatan kemoterapi, obat antikejang, dan obat untuk HIV/AIDS.
Pada beberapa kasus, kesemutan bisa terjadi hanyah di tangan dan kaki atau hanyah di kepala, seperti akan dijelaskan di bawah ini:
Parestesia di tangan dan kaki
Parestesia di tangan dan kaki paling sering disebabkan oleh neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat penyakit diabetes. Kondisi lain yang bisa memicu kesemutan di tangan dan kaki antara lain:
Parestesia di kepala
Parestesia di kepala sering kali tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus, parestesia yang di kepala bisa menjadi tanda dari keadaan berikut:
Diagnosis Parestesia (Kesemutan)
Untuk mendeteksi penyebab kesemutan yang berkepanjangan, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan mengenai gejala serta aktivitas pasien. Dokter juga akan menanyakan riwayat penyakit pasien dan pengobatan yang sedang dijalani. Kemudian, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan saraf.
Untuk mencari penyebabnya, dokter umum / dokter spesialis dapat menjalankan pemeriksaan di bawah ini:
- Tes darah, untuk memeriksa kadar elektrolit, vitamin, hormon, dan zat kimia dalam darah.
- Pemeriksaan fungsi saraf, meliputi tes aktivitas listrik otot (elektromiografi) dan tes kecepatan hantar saraf (nerve velocity test).
- Pencitraan, seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI.
- Pemeriksaan lumbal pungsi (spinal tap), yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan saraf tulang belakang
- Biopsi, yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kulit atau saraf untuk diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Parestesia (Kesemutan)
Pengobatan parestesia tergantung pada penyebabnya. Jika parestesia yang dialami pasien merupakan gejala dari suatu penyakit, maka dokter umum / dokter spesialis akan mengobati penyakit tersebut, misalnyah dengan:
- Mengendalikan kadar gula darah, bila penyebabnyah adalah diabetes
- Memberikan suplemen vitamin B12, bila penyebabnyah adalah kekurangan vitamin B12
- Menurunkan tekanan darah, bila penyebabnyah adalah hipertensi.
Selain beberapa langkah di atas, dokter umum / dokter spesialis akan meresepkan obat guna meredakan gejala, misalnyah obat pregabalin atau gabapentin untuk meredakan keluhan neuropati diabetik. Dokter juga dapat mengganti atau menghentikan obat yang memicu parestesia. Operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu, seperti saraf kejepit atau kista ganglion.
Pencegahan Parestesia (Kesemutan)
Kesemutan tidak selalu bisa dicegah, namun frekuensi kemunculannyah dapat dikurangi dengan melakukan sejumlah langkah berikut ini:
- Hindari melakukan gerakan berulang yang dapat menekan saraf.
- Istirahat secara berkala jika sering melakukan gerakan secara berulang.
- Bangun atau berjalan dulu selama beberapa saat setelah duduk dalam waktu yang lama.
Jika menderita penyakit yang menimbulkan parestesia, seperti diabetes, pantau keadaan Anda secara rutin ke dokter umum / dokter spesialis untuk menurunkan risiko munculnyah parestesia.
Belum ada Komentar untuk "Parestesia (Kesemutan)"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.