Antijamur




Antijamur adalah kelompok obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat antijamur atau antifungi inih tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, mulai dari tablet, krim, salep, sabun, bedak, hingga sampo. Obat inih digunakan sesuai dengan resep dokter.


Obat antijamur bekerja dengan cara menyerang struktur dan fungsi penting pada sel jamur. Obat inih akan merusak membran dan dinding sel, sehingga sel jamur akan pecah dan mati. Sebagian obat antijamur dapat membunuh sel jamur, sedangkan sebagian lainnyah mencegah perkembangan dan pertumbuhan sel.



Infeksi jamur dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Walaupun bisa menyerang semua bagian tubuh, infeksi jamur paling sering terjadi di kulit, rambut, atau kuku. Infeksi jamur umumnyah tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi serius jika terjadi pada penderita yang  memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnyah akibat mengonsumsi obat imunosupresan atau menderita infeksi HIV.   


Jenis Antijamur


Ada beberapa jenis obat antijamur yang terbagi berdasarkan struktur kimia dan cara kerjanya, di antaranya:


Azole


Obat inih merupakan antijamur yang berspektrum luas, artinyah dapat membunuh berbagai jenis jamur. Antijamur golongan azole bekerja dengan cara merusak membran sel jamur. Jika membran sel jamur rusak, sel tersebut akan mati. Contoh obat inih adalah:



  • Clotrimazole

  • Fluconazole

  • Itraconazole

  • Ketoconazole

  • Tioconazole

  • Miconazole

  • Voriconazole


Echinocandin


Obat antijamur inih bekerja dengan cara merusak dinding sel jamur. Jika dinding sel jamur tidak dapat dibentuk, sel tersebut akan mati. Contoh obat inih adalah:



  • Anidulafungin

  • Micafungin

  • Caspofungin


Polyene


Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik. Obat inih bekerja dengan cara merusak membran sel jamur, sehingga sel tersebut akan mati. Contoh obat antijamur polyene adalah:



Selain yang telah disebutkan di atas, ada beberapa antijamur lain yang tidak digolongkan namun juga dapat membunuh jamur, contohnyah adalah griseofulvin dan terbinafine. Obat antijamur umumnyah dapat ditemukan dalam beberapa bentuk sediaan, yaitu:



  • Topikal (oles atau digunakan di kulit), misalnya, krim, losion, semprot, sabun, sampo, atau bedak

  • Oral (minum), misalnya, tablet, kapsul, dan sirop

  • Intravena (melalui pembuluh darah), misalnyah suntik dan infus

  • Intravagina (melalui vagina), yaitu tablet yang dimasukan ke dalam vagina


Peringatan Sebelum Menggunakan Antijamur:



  • Jangan menggunakan obat-obatan antijamur jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, gangguan hati, atau gangguan ginjal.

  • Gunakan antijamur hanyah di bagian yang dianjurkan, hindari menyentuh bagian mata, hidung, dan mulut, saat menggunakan obat antijamur oles, kecuali jika obat digunakan pada bagian tersebut.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda akan menggunakan sedang menggunakan pil KB. Beberapa jenis antijamur bisa mempengaruhi kerja esterogen atau progesteron yang terkandung di dalam pil KB.

  • Jenis antijamur tertentu yang digunakan pada organ intim dan bisa merusak kondom atau diafragma yang sedang digunakan dan mengurangi efektivitasnya. Sehingga, hindari penggunaannyah secara bersamaan.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.

  • Segera temui dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat antijamur.


Efek Samping dan Bahaya Antijamur


Antijamur dapat menyebabkan beberapa efek samping yang berbeda-beda, tergantung bentuk sediaan obat antijamur yang digunakan. Berikut adalah penjelasannya:


Antijamur oles dan intravaginal


Obat antijamur oles dapat menimbulkan beberapa efek samping pada area kulit yang dioleskan. Efek samping tersebut berupa:



  • Iritasi

  • Sensasi terbakar

  • Gatal

  • Kemerahan


Antijamur oral atau minum


Efek samping yang dapat muncul akibat antijamur oral antara lain:



  • Tidak enak badan

  • Nyeri perut

  • Perut kembung

  • Diare

  • Sakit kepala

  • Gangguan pecernaan


Antijamur intravena


Berikut inih adalah efek samping yang dapat disebabkan oleh antijamur intravena:



  • Nafsu makan hilang

  • Tidak enak badan

  • Muntah

  • Diare

  • Nyeri ulu hati

  • Demam

  • Menggigil

  • Sakit kepala

  • Nyeri otot dan sendi

  • Anemia

  • Nyeri dan luka pada area suntikan


Selain efek samping yang telah disebutkan di atas, penggunaan antijamur juga bisa menyebabkan timbulnyah reaksi alergi obat, yang ditandai dengan munculnyah ruam yang terasa gatal pada kulit, bengkak pada bibir atau kelopak mata, dan kesulitan bernapas.


Merek Dagang dan Dosis Antijamur


Seperti yang telah dijelaskan di atas, obat antijamur terdiri dari beberapa jenis yang terbagi berdasarkan struktur kimia dan cara kerjanya.


Azole


Di bawah inih adalah rincian dosis obat antijamur golongan azole untuk penanganan sejumlah kondisi bagi orang dewasa:


Itraconazole


Merek dagang itraconazole: Fungitrazol, Itzol, Mycotrazol, Sporanox, Sporax


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat itraconazole.


Ketoconazole


Merek dagang ketoconazole: Formyco, Nizol, Nizoral, Solinfec, Tokasid, Zoloral


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat ketoconazole.


Clotrimazole


Merek dagang clotrimazole: Canesten, Clonitia


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat clotrimazole.


Fluconazole


Merek dagang fluconazole: Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluxar, Kifluzol, Zemyc


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat fluconazole.


Miconazole


Merek dagang miconazole: Funtas, Locoriz, Mycorine, Mycozol


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat miconazole.


Tioconazole


Merek dagang tioconazole: Trosyd, Prodermal


Kondisi: Jamur kulit



  • Topikal: sebagai krim 1%, oleskan 1–2 kali sehari selama 7–42 hari


Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal



  • Topikal: oleskan salep 6,5% satu kali sehari intravaginal


Kondisi: Jamur kuku



  • Topikal: gunakan cairan tocinazole 28% pada kuku dan kulit di sekitarnyah setiap 12 jam sekali selama 6–12 bulan


Voriconazole


Merek dagang voriconazole: VFend


Kondisi: Pengobatan candidaemia, infeksi candida pada jaringan bagian dalam, aspergillosis invasif, scedosporiosis, atau fusariosis



  • Intravena: 6 mg/kg tiap 12 jam untuk hari pertama pertama dilanjutkan dengan 4 mg/kg dua kali sehari.

  • Oral: 400 mg tiap 12 jam untuk hari pertama dilanjutkan dengan 200 mg dua kali sehari.


Echinocandin


Di bawah inih adalah rincian dosis obat antijamur golongan echinocandin untuk penanganan sejumlah kondisi bagi orang dewasa:


Anidulafungin


Merek dagang anidulafungin: Ecalta


Kondisi: Kandidiasis esofagus



  • Intravena: 100 mg sebagai dosis hari pertama dilanjutkan dengan 50 mg perhari selama 7 atau 14 hari.


Kondisi: Candidaemia atau infeksi Candida pada jaringan tubuh yang lebih dalam



  • Intravena: 200 mg dosis hari pertama dilanjutan dengan 100 mg per hari hingga 14 hari setelah gejala klinis menghilang


Micafungin


Merek dagang micafungin: Mycamine


Kondisi: Kandidiasis berat



  • Intravena: 100–200 mg sekali sehari selama 14 hari


Kondisi: Kandidiasis esofagus



  • Intravena: 150 mg sehari sekali selama seminggu


Polyene


Di bawah inih adalah rincian dosis obat antijamur golongan polyene untuk penanganan sejumlah kondisi bagi orang dewasa:


Nystatin


Merek dagang nystatin: Candistin, Cazetin, Constantia, Enystin, Mycostatin, Nymiko, Nystin, Fladystin, Flagystatin


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat nystatin.


Amphotericin B


Merek dagang amphotericin B: Fungicid


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat amphotericin B.


Golongan lain


Rincian dosis obat antijamur golongan lain untuk penanganan sejumlah kondisi bagi orang dewasa dapat dilihat pada masing-masing laman obat berikut ini:


Griseofulvin


Merek dagang griseofulvin: Griseofulvin, Grivin Forte, Rexavin


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat griseofulvin.


Terbinafine


Merek dagang terbinafine: Interbi, Lamisil, Termisil


Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat terbinafine.



Belum ada Komentar untuk "Antijamur"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel