Mirror Syndrome


Mirror syndrome adalah keadaan ketika ibu hamil dan janin yang dikandungnyah sama-sama mengalami pembengkakan akibat penumpukan cairan. Mirror syndrome biasanyah ditandai oleh gejala preeklamsia pada ibu hamil.

Mirror syndrome merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Kemunculan awal penyakit inih biasanyah pada usia kehamilan 16-34 minggu. Dalam istilah medis, penyakit inih juga disebut dengan Ballantyne syndrome atau triple edema.

Gejala Mirror Syndrome

Gejala dan tanda mirror syndrome pada ibu hamil mirip dengan preeklamsia, yaitu:

Sedangkan pada janin, gejalanyah meliputi jumlah cairan ketuban yang berlebihan dan plasenta yang menebal. Jika dilihat melalui USG, janin juga terlihat mengalami pembengkakan, terutama pada organ jantung, hati, dan limpa.

Kapan harus ke dokter

Mirror syndrome dan preeklamsia merupakan keadaan yang fatal bila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis kandungan bila muncul gejala-gejala di atas pada masa kehamilan.

Lakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali pada trimester pertama dan kedua, kemudian 1-2 minggu sekali pada trimester ketiga. Selain untuk memantau kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, pemeriksaan kehamilan rutin dapat mendeteksi lebih dini adanyah kelainan pada janin.

Penyebab Mirror Syndrome

Belum diketahui apa yang menyebabkan mirror syndrome, namun keadaan inih diduga terkait dengan hidrops fetalis, yaitu penumpukan cairan pada organ janin, terutama di paru-paru, jantung, dan perut janin.

Meski penyebabnyah belum diketahui, mirror syndrome diketahui lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan keadaan berikut:

  • Memiliki rhesus darah yang berbeda dengan janin
  • Menderita twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) pada kehamilan kembar
  • Terkena infeksi virus selama masa kehamilan
  • Terdapat tumor pada janin atau plasenta.

Diagnosis Mirror Syndrome

Seperti telah dijelaskan di atas, gejala mirror syndrome mirip dengan preeklamsia. Oleh karena itu, metode pemeriksaan untuk mirror syndrome sama dengan metode yang digunakan untuk menentukan preeklamsia. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat penumpukan cairan pada janin atau hidrops fetalis.

Beberapa metode pemeriksaan yang dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan tekanan darah
  • Pengukuran kadar protein pada urine ibu hamil
  • USG kehamilan untuk melihat penumpukan cairan pada janin
  • Pemeriksaan sampel cairan ketuban atau amniocentesis

Pengobatan Mirror Syndrome

Cara mengatasi mirror syndrome adalah dengan mengeluarkan janin segera. Bila usia janin belum matang, ibu akan melalui persalinan prematur. Persalinan prematur bisa dilakukan dengan pemberian obat yang merangsang persalinan atau melalui operasi caesar.

Setelah bayi lahir, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh bayi. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mencegah gagal jantung dan membantu ginjal membuang kelebihan cairan tubuh.

Selanjutnya, bayi yang terlahir prematur inih akan dirawat secara intensif di neonatal intensive care unit (NICU).

Komplikasi Mirror Syndrome

Meskipun mirror syndrome jarang terjadi, namun keadaan inih bisa berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Pada beberapa kasus, mirror syndrome bisa memicu anemia dan gagal jantung pada ibu hamil. Sedangkan pada janin yang dikandung, mirror syndrome dapat menyebabkan keguguran atau mati dalam kandungan.

Pencegahan Mirror Syndrome

Mirror syndrome sulit untuk dicegah. Pencegahan terbaiknyah adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke dokter umum / dokter spesialis kandungan. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memantau keadaan ibu dan janin, serta mendeteksi lebih dini bila ada kelainan, baik pada ibu maupun janin.

Belum ada Komentar untuk "Mirror Syndrome"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel