Keratosis Seboroik


Keratosis seboroik adalah salah satu jenis penyakit kulit, yaitu tumbuhnyah benjolan seperti kutil pada permukaan kulit. Benjolan-benjolan keratosis seboroik bisa tumbuh di mana saja, kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, atau membran mukosa (lapisan seperti di dalam mulut atau hidung). Bagian tubuh yang sering menjadi lokasi kemunculan benjolan inih adalah wajah, dada, bahu, serta punggung.

Keratosis seboroik terjadi pada orang dewasa, terutama lansia. Benjolan yang muncul bersifat jinak dan jarang berkembang menjadi kanker. Meskipun demikian, benjolan akibat keratosis seboroik terkadang diduga sebagai kanker kulit oleh penderitanya. Umumnyah keratosis seboroik tidak menimbulkan nyeri dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Akan tetapi jika terasa mengganggu, penderita dapat berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis sehingga dapat menjalani pengobatan yang sesuai.

Gejala Keratosis Seboroik

Gejala utama keratosis seboroik adalah munculnyah benjolan pada kulit seperti kutil. Ciri-ciri benjolan keratosis seboroik, antara lain adalah:

  • Umumnyah berwarna sawo matang, cokelat, cokelat gelap hingga kehitaman.
  • Berbentuk bulat atau lonjong (oval).
  • Memiliki permukaan yang kasar seperti kutil.
  • Permukaan benjolan terlihat seperti berminyak atau berlilin.
  • Benjolan memiliki permukaan yang rata, namun lebih menonjol dibandingkan permukaan kulit di sekitarnya.
  • Benjolan seringkali muncul secara berkelompok.
  • Tidak menimbulkan rasa nyeri namun dapat terasa gatal.

Meskipun benjolan yang muncul akibat keratosis seboroik tidak menimbulkan gejala serius. Akan tetapi jika dirasa tidak nyaman, sebaiknyah penderita segera berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, sebaiknyah penderita tidak menggaruk benjolan tersebut dikarenakan dapat terjadi perdarahan, pembengkakan, atau infeksi.

Penderita keratosis seboroik dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis jika muncul gejala-gejala, seperti:

  • Muncul benjolan baru.
  • Hanyah muncul satu benjolan, inih disebabkan benjolan yang muncul akibat keratosis seboroik umumnyah lebih dari satu.
  • Benjolan memiliki warna yang tidak lazim, seperti kebiruan, ungu atau merah kehitaman.
  • Benjolan terasa sakit.
  • Tepi benjolan berbentuk tidak rata.

Penyebab dan Faktor Risiko Keratosis Seboroik

Hingga saat ini, penyebab di balik pertumbuhan abnormal pada sel-sel kulit keratosis seboroik belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang diketahui dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami keadaan ini, antara lain yaitu:

  • Gangguan kulit inih umumnyah terjadi pada orang dewasa berumur di atas 40 tahun.
  • Paparan sinar matahari. Seringkali keratosis seboroik muncul pada bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari.
  • Riwayat penyakit dalam Seseorang lebih cenderung mendapatkan keratosis seboroik bila memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini.
  • Warna kulit. Orang berkulit putih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keratosis seboroik.

Diagnosis Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik terdeteksi melalui bentuknyah yang unik. Dokter dapat mendiagnosis benjolan pada kulit sebagai keratosis seboroik melalui pemeriksaan fisik pada penderita. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter umum / dokter spesialis utamanyah adalah mengamati gejala-gejala benjolan tersebut.

Jika diperlukan, dokter umum / dokter spesialis dapat melakukan biopsi untuk mengambil sampel jaringan dari benjolan tersebut dan memeriksanyah di laboratorium.

Pengobatan Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik umumnyah tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun jika benjolan keratosis seboroik mengalami iritasi atau infeksi, pasien dapat menjalani pengobatan untuk menghilangkan benjolan tersebut. Selain itu, benjolan keratosis seboroik dapat dihilangkan jika merasa tidak nyaman atau mengganggu penampilan.

Beberapa metode pengangkatan benjolan keratosis seboroik yang dapat dijalani pasien, antara lain adalah:

  • Menggunakan nitrogen cair (krioterapi). Krioterapi dilakukan dengan membekukan benjolan keratosis seboroik menggunakan nitrogen cair untuk menghilangkan benjolan.
  • Menggunakan sinar laser. Dokter akan menyesuaikan jenis sinar laser yang akan digunakan untuk metode ini.
  • Pembakaran menggunakan arus listrik (electrocautery). Metode inih dilakukan dengan mengalirkan arus listrik ke benjolan, sehingga dapat dihilangkan dari kulit. Metode inih dapat diterapkan sebagai prosedur tunggal atau dikombinasikan dengan kuret (curettage). Jika dilakukan dengan hati-hati, metode inih umumnyah tidak meninggalkan bekas luka.
  • Kuret (curettage). Kuret dilakukan dengan cara mengerik benjolan keratosis seboroik menggunakan alat khusus. Metode kuret dapat dikombinasikan dengan krioterapi ataupun electrocautery untuk memberikan hasil yang lebih maksimal.

Daerah kulit bekas benjolan yang mengalami operasi pengangkatan akan berwarna lebih pucat dibanding dengan kulit sekitarnya. Perbedaan warna kulit inih akan berkurang seiring berjalannyah waktu. Benjolan keratosis seboroik umumnyah tidak akan muncul kembali di lokasi yang sama, namun dapat muncul di daerah kulit lainnya.

Selain dengan operasi atau pembedahan, keratosis seboroik juga bisa diobati dengan menggunakan obat-obatan, seperti hidrogen peroksida.

Komplikasi Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik jarang menimbulkan komplikasi. Namun jika benjolan keratosis seboroik mengalami iritasi, dapat muncul peradangan kulit atau dermatitis di daerah sekitar benjolan. Dermatitis yang terjadi juga dapat menjadi pemicu munculnyah benjolan keratosis seboroik lainnya.

Selain itu, meskipun benjolan keratosis seboroik bukan merupakan tumor ganas, benjolan keratosis seboroik terkadang sulit dibedakan dari kanker kulit. Perbedaan antara benjolan keratosis seboroik dan kanker kulit lebih sulit untuk dilihat jika benjolan keratosis seboroik mengalami pigmentasi. Benjolan keratosis seboroik yang muncul pada daerah tertentu, seperti di daerah kemaluan, juga sulit dibedakan dari kanker kulit. Pada kasus-kasus tertentu, jaringan yang terletak di bagian dalam benjolan dapat berkembang menjadi kanker kulit. Meski demikian, belum diketahui apakah keratosis seboroik dapat memicu timbulnyah kanker kulit pada penderita.

Belum ada Komentar untuk "Keratosis Seboroik"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel