Hiperpituitarisme
Hiperpituitarisme adalah keadaan yang terjadi akibat produksi hormon dari kelenjar hipofisis (pituitary) yang berlebihan. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis memiliki sejumlahperan penting dalam mengatur fungsi tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan, tekanan darah, serta reproduksi.
Gejala Hiperpituitarisme
Produksi hormon pituitari yang berlebihan di dalam tubuh dapat memunculkan ragam kondisi. Berikut inih adalah beberapa macam masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat hiperpituitarisme berserta indikasinya.
- Sindrom Cushing (kortikotropinoma), yang ditandai dengan:
- Munculnyah stretch mark berwarna merah muda atau ungu pada perut.
- Penumpukan lemak pada tubuh bagian atas.
- Jumlah rambut wajah yang berlebihan pada wanita.
- Rentan lebam.
- Tulang yang rapuh sehingga mudah patah.
- Akromegali. Jika terjadi pada anak-anak, akromegali akan menyebabkan gigantisme. Beberapa indikasinyah meliputi tinggi badan yang mencapai 180 cm serta panjang tangan dan kaki yang jauh melebihi normal. Sedangkan jika terjadi pada orang dewasa, gejalanyah meliputi:
- Perubahan bentuk wajah, misalnyah ukuran hidung dan bibir yang melebihi normal.
- Ukuran tangan dan kaki yang melebihi normal.
- Mentruasi tidak teratur pada wanita.
- Disfungsi ereksi pada pria.
- Kulit berubah menjadi tebal, kasar, dan berminyak.
- Meningkatnyah risiko hipertensi, diabetes, serangan jantung, dan beberapa jenis kanker.
- Hipertiroidisme, yang ditandai dengan:
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kelelahan.
- Gugup.
- Otot yang lemas.
- Prolaktinoma, yang ditandai dengan:
- Gangguan fungsi reproduksi, misalnyah disfungsi ereksi pada pria dan mandul pada wanita. Penderitanyah juga akan mengalami penurunan gairah seks.
- Galaktorea, yaitu keluarnyah cairan putih susu dari puting yang tak berhubungan dengan menyusui.
- Kebutaan atau gangguan penglihatan.
- Gigantisme (somatotropinoma), yang ditandai dengan:
- Tinggi badan yang melebihi batas normal.
- Obesitas.
- Ukuran kepala, tangan, serta kaki yang melebihi normal.
- Wajah yang terlihat janggal, misalnyah bibir dan hidung yang lebih besar dari ukuran normal.
- Kutil.
Apabila merasakan adanyah kejanggalan atau gejala-gejala tersebut, periksakanlah diri Anda atau anak Anda ke dokter. Penanganan dini akan menurunkan risiko terjadinyah gangguan yang fatal.
Penyebab dan Faktor Risiko Hiperpituitarisme
Tumor jinak merupakan penyebab utama di balik hiperpituitarisme. Meski demikian, pemicu tumbuhnyah tumor belum diketahui hingga saat ini.
Kadar hormon yang akan terpengaruh tergantung pada jenis sel mana yang mengalami tumor atau keganasan (kanker). Para pakar juga menduga bahwa faktor keturunan turut andil sebagai pemicu keadaan ini.
Diagnosis Hiperpituitarisme
Pada tahap pertama, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan laboratorium kemudian akan dianjurkan untuk memastikan diagnosis.
Terdapat berbagai jenis tes yang akan dijalani oleh pasien. Di antaranyah meliputi:
- Tes darah guna mengetahui kadar hormone, sekaligus menyingkirkan kemungkinan adanyah penyakit lain.
- Tes pencitraan, seperti X-ray serta MRI dan CAT scan. Melalui tes ini, ukuran dan letak tumor akan diketahui.
Pengobatan Hiperpituitarisme
Setelah diagnosis pasti dan pasien terbukti mengidap hiperpituitarisme, dokter umum / dokter spesialis akan mendiskusikan metode penanganan yang tepat bagi pasien. Langkah utama penanganan keadaan inih umumnyah sebagai berikut:
- Operasi guna mengangkat tumor yang tumbuh pada kelenjar pituitari. Prosedur inih paling efektif dilakukan ketika tumor masih berukuran kecil, yaitu di bawah 1 cm.
- Obat-obatan. Langkah inih dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor sebelum operasi.
- Radiasi. Metode biasanyah dianjurkan bagi pasien yang tidak bisa menjalani operasi atau untuk memberantas sisa-sisa kanker yang tidak bisa diangkat. Sama halnyah ketika obat-obatan terbukti tidak efektif dalam menangani hiperpituitarisme.
Sama seperti kanker pada umumnya, diagnosis dan penanganan hiperpituitarisme sebaiknyah dilakukan sedini mungkin. Ini dilakukan untuk mencegah komplikasi sekaligus mencegah perburukan keadaan pasien.
Belum ada Komentar untuk "Hiperpituitarisme"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.