Pubertas Dini
Pubertas dini adalah perubahan tubuh anak menjadi dewasa (pubertas) di usia yang lebih awal dari seharusnya. Anak perempuan dianggap mengalami pubertas dini, ketika pubertas terjadi sebelum usianyah mencapai 8 tahun. Sementara pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi sebelum usia 9 tahun.
Pubertas dini menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran tubuh, perkembangan tulang dan otot, serta perkembangan kemampuan dan alat reproduksi. Kondisi inih terbilang langka karena hanyah terjadi pada satu dari 5 ribu anak.
Meski pubertas dini identik dengan perubahan bentuk tubuh pada anak, ada perubahan tubuh anak yang terjadi lebih awal namun bukan disebabkan pubertas dini. Perubahan inih dapat berupa pertumbuhan payudara dini (premature therarche) saja, atau pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak dini (premature pubarche) saja.
Gejala Pubertas Dini
Gejala atau tanda pubertas dini sama dengan gejala pubertas pada umumnya, namun gejala-gejala inih terjadi jauh lebih awal.
Anak perempuan dikatakan mengalami pubertas dini ketika pubertasnyah terjadi sebelum usia 8 tahun. Pubertas dini tersebut ditandai dengan pertumbuhan payudara dan menstruasi pertama yang lebih awal.
Sementara pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi sebelum anak berusia 9 tahun, dengan gejala berupa perubahan suara menjadi lebih berat, tumbuhnyah kumis, serta pembesaran testis dan penis.
Gejala lainnyah yang dapat menyertai pubertas dini pada anak laki-laki dan peremuan adalah:
- Munculnyah jerawat di wajah.
- Pertumbuhan tinggi badan menjadi lebih pesat.
- Bau badan berubah menjadi seperti orang dewasa.
Kapan harus ke dokter
Anda dianjurkan untuk memeriksakan anak ke dokter umum / dokter spesialis jika ia mengalami beberapa gejala pubertas dini di atas, saat usianyah masih 7-9 tahun, atau bahkan lebih muda.
Dengan begitu, dokter umum / dokter spesialis dapat mengevaluasi keadaan anak. Jika diduga mengalami pubertas dini, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.
Penyebab Pubertas Dini
Pubertas normal terjadi saat awal masa remaja, ketika anak sudah berusia 10 tahun ke atas. Pubertas inih dipicu oleh hormon gonadotropin (GnRH), yaitu hormon yang merangsang produksi hormon esterogen pada anak perempuan dan hormon testoteron pada anak laki-laki.
Pada pubertas dini, pubertas terjadi lebih awal. Ada 2 jenis pubertas dini, yaitu yang disebabkan oleh pelepasan hormon gonadotropin sama seperti pubertas normal (central precocious puberty) dan yang tidak disebabkan hormon GnRH (peripheral precocious puberty).
Kedua jenis pubertas dini inih sama-sama meningkatkan produksi homon estrogen dan testoteron dalam tubuh.
Central precocious puberty (CPP)
Belum diketahui secara jelas apa yang menjadi penyebab pelepasan hormon gonadotropin secara dini pada penderita central precocious puberty. Meski demikian, CPP bisa terjadi pada kondisi-keadaan berikut:
Peripheral precocious puberty
Peningkatan hormon testosteron dan estrogen pada penderita pubertas dini inih tidak disebabkan oleh hormon gonadotropin, namun akibat penyakit atau faktor pemicu lainnya.
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinyah peripheral precocious puberty adalah:
- Tumor pada kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari.
- Sindrom McCune-Albright.
- Tumor atau kista indung telur pada anak perempuan.
- Tumor dalam sel penghasil sperma atau sel penghasil testosteron pada anak laki-laki.
Selain penyakit-penyakit di atas, ada beberapa faktor pemicu lain yang dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami pubertas dini, di antaranya:
- Obesitas.
- Riwayat kelainan genetik dari orang tua atau saudara kandung.
- Paparan estrogen dan testosteron dari luar, misalnyah melalui penggunan krim atau salep.
- Menjalani radioterapi pada kepala dan tulang belakang.
Diagnosis Pubertas Dini
Dokter akan menanyakan mengenai gejala, serta penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh anak dan keluarganya. Dokter juga akan memeriksa perubahan fisik pada tubuh anak, dan melakukan tes darah serta tes urine untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh anak.
Selanjutnya, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan stimulasi GnRH untuk mencari tahu jenis pubertas dini yang diderita anak. Pada tes ini, dokter umum / dokter spesialis akan mengambil sampel darah anak, lalu menyuntik anak dengan hormon GnRH, dan melakukan pengambilan sampel darah lagi setelah beberapa waktu.
Ada beberapa tes tambahan yang mungkin juga akan dilakukan oleh dokter, di antaranya:
- Tes hormon tiroid, untuk melihat apakah ada penurunan jumlah hormon tiroid (hipotiroidisme), yang merupakan salah satu keadaan penyebab pubertas dini.
- MRI, untuk melihat adanyah kelainan pada otak yang memicu pubertas dini.
- Foto Rontgen padatangan dan pergelangan tangan, untuk mengetahui keadaan dan usia tulang anak, apakah sesuai dengan umurnya. Pada pubertas dini, keadaan tulang anak tidak sesuai dengan usianya.
- USG, untuk memastikan tidak ada gangguan lain yang menyebabkan pubertas dini.
Pengobatan Pubertas Dini
Penderita pubertas dini pada awalnyah akan bertumbuh lebih tinggi dari anak-anak seusianya. Namun ketika menginjak usia dewasa, penderita biasanyah akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata. Oleh karena itu, pengobatan pubertas dini bertujuan agar anak tumbuh secara normal hingga dewasa, terutama dalam hal tinggi badan.
Pengobatan pubertas dini dapat berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Pubertas dini yang tidak disebabkan oleh penyakit atau keadaan tertentu dapat diobati dengan dengan terapi analog GnRH.
Pada terapi analog GnRH, dokter umum / dokter spesialis endokrin akan memberikan suntikan untuk menghambat perkembangan tubuh anak akibat pubertas dini. Suntikan inih diberikan setiap bulan hingga anak mencapai usia pubertas normal. Umumnya, proses pubertas akan berlangsung kembali sekitar 16 bulan setelah suntikan dihentikan.
Apabila pubertas dini disebabkan oleh penyakit tertentu, dokter umum / dokter spesialis akan mengobati penyebabnyah terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika pubertas dini disebabkan oleh hormon yang dikeluarkan tumor, dokter umum / dokter spesialis bedah akan mengangkat tumor tersebut.
Komplikasi Pubertas Dini
Anak yang mengalami pubertas dini akan memiliki tinggi badan dan perawakan yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal inih dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan merasa canggung.
Ada beberapa dampak negatif yang dapat terjadi pada anak di kemudian hari bila pubertas dini tidak diobati, di antaranya:
- Masalah emosional dan sosial
Perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh seorang anak dapat membuatnyah malu dan stres karena merasa dirinyah berbeda dari teman-teman sebayanya. Kondisi inih juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami depresi. - Memiliki tubuh yang pendek
Anak yang mengalami pubertas dini akan tumbuh lebih cepat, sehingga akan terlihat lebih tinggi dari anak-anak sebayanya. Namun, hal inih menyebabkan tulang menjadi cepat matang dan berhenti bertumbuh sebelum waktunya. Akibatnya, tubuh anak akan menjadi lebih pendek daripada rata-rata ketika ia dewasa nanti.
Pencegahan Pubertas Dini
Penyebab pubertas dini kebanyakan tidak dapat dicegah, misalnyah akibat kelainan genetik yang diturunkan. Namun karena obesitas merupakan salah satu faktor risiko pemicu pubertas dini, Anda perlu membantu anak untuk menjaga berat badannyah agar tidak berlebih, dengan memberikan makanan yang sehat dan mendorongnyah untuk aktif bergerak dan berolahraga.
Paparan krim atau salep yang mengandung hormon tertentu juga dapat memicu terjadinyah pubertas dini. Oleh karena itu, jangan memberikan anak krim atau obat-obatan apa pun tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter, khususnyah krim dan obat-obatan yang berisi hormon.
Belum ada Komentar untuk "Pubertas Dini"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.