Skistosomiasis


Skistosomiasis atau schistosomiasis (bilharzia) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing skistosoma. Skistosomiasis juga sering disebut dengan penyakit demam siput.

Cacing skistosoma hidup di air tawar, seperti danau, waduk, dan sungai. Seseorang bisa terinfeksi cacing inih jika kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, misalnyah saat berenang atau mandi di air yang terkontaminasi cacing ini.

Gejala Skistosomiasis

Gejala skistosomiasis sering kali tidak terlihat di awal. Biasanya, gejala berupa ruam atau gatal di kulit baru muncul beberapa hari setelah infeksi. Cacing skistosoma dapat hidup dan berkembang di dalam tubuh selama berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.

Pada fase akut (skistosomiasis akut), keluhan atau gejala yang akan muncul adalah:

  • Ruam kulit
  • Demam
  • Nyeri otot dan sendi
  • Diare
  • Sakit perut
  • Lelah dan lemas
  • Pusing
  • Batuk

Jika infeksi terus berlanjut, akan muncul gejala skistosomiasis kronis. Gejala yang muncul tergantung pada organ yang menjadi tempat cacing skistosoma berkembang biak, di antaranya:

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, terutama jika belum lama inih Anda berenang, mandi, atau beraktivitas di sungai, danau, atau waduk. Untuk memastikan penyebab gejala yang Anda alami, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan sejumlah pemeriksaan.

Jika terdiagnosis menderita skistosomiasis, Anda perlu kontrol rutin ke dokter umum / dokter spesialis untuk mencegah penyebaran infeksi dan terjadinyah komplikasi.

Penyebab Skistosomiasis

Skistosomiasis disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang hidup di air. Cacing tersebut antara lain:

  • Schistosoma Haematobium
  • Schistosoma Japonicum
  • Schistosoma Mansoni
  • Schistosoma Mekongi
  • Schistosoma Intercalatum

Cacing ini bisa masuk ke dalam tubuh saat penderita berenang, mencuci, atau beraktivitas di air yang sudah terkontaminasi cacing skistosoma.

Cacing skistosoma bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit dan menyebar ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah. Setelah beberapa minggu, cacing tersebut akan berkembang menjadi dewasa dan mulai bergerak ke organ tubuh lainnya, seperti paru-paru dan hati.

Skistosomiasis tidak dapat menular antar manusia melalui kontak fisik secara langsung dan tidak akan ditemukan pada kolam renang yang sudah diberi klorin, air laut, dan air yang steril.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami skistosomiasis, antara lain:

  • Tinggal atau berpergian ke area di mana sedang terjadi wabah skistosomiasis.
  • Kontak langsung dengan air tawar, seperti sungai, danau, atau waduk.
  • Memiliki sistem imune yang lemah.

Diagnosis Skistosomiasis

Untuk mendiagnosis skistosomiasis, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan tanyah jawab seputar keluhan, kebersihan diri dan lingkungan, pekerjaan, serta riwayat kontak langsung dengan air tawar. Selanjutnya, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.

Untuk memastikan diagnosis, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:

  • Tes darah, untuk mendeteksi adanyah anemia dan peningkatan kadar eosinofil.
  • Tes urine dan tes tinja, untuk memastikan ada tidaknyah telur cacing skistosoma di dalam urine atau tinja.
  • Tes fungsi ginjal dan hati, untuk memastikan ada tidaknyah gangguan pada organ tersebut.
  • Tes pemindaian, seperti CT scan, MRI, Rontgen, ekokardiografi jantung, dan USG, untuk mendeteksi penyebaran infeksi skistosoma.
  • Biopsi jaringan, untuk mendeteksi sel-sel abnormal yang ada di sampel jaringan.

Pengobatan Skistosomiasis

Skistosomiasis dapat diobati dengan pemberian obat-obatan. Dokter akan memberikan praziquantel sebagai pilihan utama untuk mengatasi skistosomiasis.

Obat golongan kortikosteroid bisa diberikan oleh dokter umum / dokter spesialis untuk meredakan keluhan pada skistosomiasis akut atau untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf dan otak.

Selain pemberian obat, dokter umum / dokter spesialis mungkin akan menyarankan operasi untuk mengangkat gumpalan cacing, pengikatan (ligasi) varises esofagus jika terdapat pelebaran pembuluh darah vena di kerongkongan, pengangkatan granuloma, atau pemasangan shunt.

Komplikasi Skistosomiasis

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat skistosomiasis, di antaranya:

  • Perdarahan saluran cerna
  • Penyumbatan (obstruksi) di lambung atau usus
  • Malnutrisi
  • Infeksi ginjal
  • Sepsis
  • Kelumpuhan
  • Kemandulan (infertilitas)
  • Anemia berat
  • Gagal ginjal kronis
  • Kerusakan hati kronis
  • Penyumbatan hati dan kandung kemih
  • Peradangan usus besar
  • Hipertensi pulmonal
  • Gagal jantung

Pencegahan Skistosomiasis

Skistosomiasis bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan air tawar yang berpotensi terkontaminasi cacing skistosoma.

Jika Anda sedang mengunjungi area yang berpotensi terkontaminasi cacing skistosoma, berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.

  • Gunakan celana dan sepatu bot anti air.
  • Jaga kebersihan diri dan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  • Konsumsi air matang atau air mineral yang terjamin kebersihannya.
  • Gunakan air bersih untuk keperluan mandi dan mencuci. Jika Anda tidak yakin dengan kebersihan air yang akan digunakan, rebus dulu air sampai mendidih, lalu diamkan air dalam keadaan mendidih selama 1 menit, baru matikan kompor atau api.

Belum ada Komentar untuk "Skistosomiasis"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel