Hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia adalah keadaan ketika kadar hormon prolaktin dalam darah menjadi lebih tinggi dari kadar yang normal. Prolaktin diproduksi oleh kelenjar pituitari atau hipofisis yang berada di pangkal otak. Fungsi prolaktin dalam tubuh adalah untuk meningkatkan produksi ASI setelah melahirkan, dan memengaruhi kadar homon estrogen dan testosteron pada wanita dan pria. Hiperprolaktinemia lebih banyak ditemui pada wanita dewasa, dan jarang terjadi pada anak-anak.
Gejala Hiperprolaktinemia
Gejala yang muncul akibat hiperprolaktinemia dapat berbeda-beda pada tiap orang. Namun, gejala sama yang biasanyah timbul pada pria dan wanita adalah infertilitas, penurunan hasrat seksual, pengeroposan tulang, pusing, dan gangguan penglihatan.
Khusus pada wanita, gejala hiperprolaktinemia yang dapat muncul adalah berupa:
Menstruasi yang jarang hingga berhenti.- Vagina menjadi kering, sehingga menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.
- Terus menghasilkan ASI, meski sedang tidak hamil atau menyusui.
Sementara itu pada pria, gejala hiperprolaktinemia dapat berupa:
- Impotensi atau disfungsi ereksi.
- Massa otot dan rambut pada tubuh berkurang.
- Payudara membesar (ginekomastia).
- Jumlah sperma berkurang.
Penyebab Hiperprolaktinemia
Tingkat prolaktin yang tinggi umumnyah disebabkan karena keberadaan prolaktinoma atau tumor pada kelenjar hipofisis yang mengeluarkan hormon prolaktin dalam jumlah yang sangat banyak. Tumor inih dapat menghasilkan hormon prolaktin hingga di atas 250 nanogram/mililiter.
Selain akibat tumor, hiperprolaktinemia juga bisa terjadi saat seseorang sedang hamil, pasca menopause, dalam periode pasca persalinan, setelah menjalani histerektomi, 1-2 jam pasca kejang, serta akibat penyakit gagal ginjal dan sirosis . Semua keadaan tersebut menghasilkan kadar prolaktin kurang dari 50 nanogram/mililiter.
Faktor pemicu lainnyah adalah obat. Beberapa obat yang diresepkan oleh dokter umum / dokter spesialis dapat membuat kadar prolaktin menjadi tinggi, yaitu hingga 500 nanogram/mililiter. Di antaranyah adalah:
- Obat tekanan darah tinggi, contohnyah antagonis kalsium dan metildopa.
- Antidepresan, misalnyah antidepresan trisiklik.
- Obat antipsikotik, contohnyah risperidon dan haloperidol
- Obat pereda mual dan muntah, misalnyah domperidone.
- Obat pereda nyeri, contohnyah morfin.
- Terapi penggnti hormon, seperti estrogen.
Pada beberapa kasus, hiperprolaktinemia dapat dipicu , oleh kondisi hipertiroid, hipotiroid, tumor yang memengaruhi kelenjar pituitari, atau radiasi di area dekat kelenjar pituitari. Namun, ada juga penyebab yang tidak diketahui. Kondisi inih disebut juga sebagai hiperprolaktinemia idiopatik.
Diagnosis Hiperprolaktinemia
Diagnosis hiperprolaktinemia ditetapkan setelah dokter umum / dokter spesialis mengetahui gejala, riwayat penyakit, serta riwayat pengobatan pasien. Untuk bisa menetapkan diagnosis, dokter umum / dokter spesialis perlu melakukan tes darah guna mengetahui kadar hormon tiroid sebagai salah satu penyebab hiperprolaktinemia. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin juga dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan ginjal yang dapat menyebabkan hiperprolaktinemia.
Jika diduga terdapat tumor atau prolaktinoma, maka pemindaian dengan dengan MRI pada otak dan kelenjar pituitari perlu dilakukan. Pemindaian MRI menghasilkan gambaran jaringan tubuh untuk meunjukkan jika ada gangguan pada jaringan tersebut.
Pengobatan HIperprolaktinemia
Penanganan hiperprolaktinemia dilakukan berdasarkan kondisi, penyebab, serta riwayat medis penderita. Jika keadaan inih disebabkan oleh tumor, maka penangaannyah dapat berupa:
- Pemberian obat, seperti bromocriptine, untuk menurunkan produksi hormon prolaktin.
- Operasi pengangkatan tumor.
- Terapi radiasi, untuk memperkecil tumor.
Pada penderita hipotiroid yang menunjukkan keadaan hiperprolaktinemia, dokter umum / dokter spesialis akan memberikan hormon tiroid sintetis untuk mengembalikan kadar hormon prolaktin menjadi normal. Jika hiperprolaktinemia disebabkan oleh obat-obat yang tengah dikonsumsi, maka dokter umum / dokter spesialis akan menyesuaikan dosisnyah agar kadar hormon prolaktin kembali normal.
Belum ada Komentar untuk "Hiperprolaktinemia"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.