Riluzole
Riluzole yaitu obat untuk memperlambat perkembangan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig. Obat inih hanyah boleh digunakan berdasarkan resep dokter.
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig adalah penyakit yang menyebabkan terjadinyah penurunan fungsi saraf yang memburuk seiring waktu. Penyakit inih menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan hilangnyah kontrol otot hingga kelumpuhan.
Riluzole bekerja melindungi saraf di otak dan sumsum tulang belakang, dengan membatasi glutamat, yaitu senyawa alami di otak yang jika terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Perlu diketahui, riluzole tidak bisa mengobati ALS, tetapi sekadar memperlambat perkembangan penyakit. Riluzole juga tidak bisa mengembalikan kerusakan saraf dan otot akibat ALS.
Merek dagang Riluzole: -
Apa Itu Riluzole?
Golongan | Obat penyakit neurodegeneratif |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Memperlambat perkembangan penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Riluzole untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori N: Belum dikategorikan.Belum diketahui apakah riluzole dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet, sirop |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Riluzole:
- Jangan mengonsumsi riluzole jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini.
- Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi riluzole, karena obat inih dapat menyebabkan kantuk.
- Jangan gunakan riluzole pada pasien dengan penyakit hati yang memiliki kadar aminotransferase 3 kali di atas normal.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda merokok, menggunakan produk nikotin, atau baru berhenti merokok, karena rokok dapat memengaruhi kadar riluzole di dalam darah.
- Produk riluzole sirop mungkin akan mengandung pemanis atau aspartam di dalamnya. Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda menderita diabetes atau fenilketonuria.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis semua riwayat penyakit Anda, terutama jika Anda pernah menderita penyakit ginjal atau penyakit liver.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui.
- Segera ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi riluzole.
Dosis dan Aturan Pakai Riluzole
Dosis riluzole untuk dewasa yang menderita amyotrophic lateral sclerosis adalah 50 mg 2 kali sehari.
Perlu diketahui, pemeriksaan kadar aminotransferase (termasuk di dalamnyah alanine aminotransferase/ALT) harus dilakukan secara berkala sebelum dan selama pasien menggunakan riluzole.
Hentikan penggunaan riluzole jika kadar ALT mengalami kenaikan 5 kali lipat atau lebih tinggi lagi dari batas normal, atau muncul tanda-tanda penyakit kuning.
Cara Menggunakan Riluzole dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dalam mengonsumsi riluzole.
Riluzole sebaiknyah dikonsumsi saat perut dalam keadaan kosong, yaitu sekitar 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
Jika Anda menggunakan riluzole dalam bentuk sirop, kocok botol selama 30 detik secara perlahan tiap sebelum digunakan. Untuk mendapatkan dosis yang akurat, pakailah sendok yang ada di dalam kemasan.
Konsumsilah riluzole di waktu yang sama setiap harinyah agar pengobatan efektif. Bila dosis terlewat, segera konsumsi begitu ingat jika jeda dengan jadwal dosis berikutnyah belum dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpan riluzole di ruangan dengan suhu kamar, dan jangan disimpan di dalam kulkas. Jauhkan obat inih dari panas atau sinar matahari langsung. Buang riluzole dalam bentuk sirop jika setelah dibuka tidak digunakan dalam 15 hari.
Interaksi Riluzole dengan Obat Lain
Penggunaan riluzole bersama obat-obat lain dapat menimbulkan efek interaksi obat. Obat-obatan yang dimaksud antara lain:
- Obat yang memiliki aktivitas CYP1A2 inhibitor, seperti ciprofloxacin dan pil KB, efeknyah bisa menurunkan pembuangan riluzole dari dalam tubuh.
- Obat yang memiliki aktivitas CYP1A2 inducer, seperti rifampicin dan omeprazole, efeknyah bisa meningkatkan pembuangan riluzole dari dalam tubuh.
- Allopurinol, metildopa dan sulfasazine, efeknyah bisa meningkatkan risiko keracunan hati.
Efek Samping dan Bahaya Riluzole
Setiap obat pasti memiliki efek samping, begitu juga riluzole. Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan riluzole adalah:
- Sariawan
- Mual
- Muntah
- Diare
- Napas pendek atau mengi
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Nyeri dada
- Denyut jantung yang cepat (takikardia)
- Batuk kering atau berdahak
- Tubuh terasa lemas
- Kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Urine berwarna gelap
- Sakit di bagian kanan atas perut
Selain itu, penggunaan riluzole yang berlebihan bisa menyebabkan overdosis. Overdosis akibat riluzole bisa menyebabkan timbulnyah methemoglobinemia, hilang ingatan, dan toxic encephalopathy.
Hentikan penggunaan riluzole dan temui dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami efek samping atau overdosis yang disebutkan di atas. Anda juga perlu segera ke dokter umum / dokter spesialis jika mengalami reaksi alergi obat, seperti bengkak di bibir dan wajah, ruam yang terasa gatal, atau sulit bernapas.
Belum ada Komentar untuk "Riluzole"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.