Clonazepam
Clonazepam yaitu obat golongan antikonvulsan yang bermanfaat untuk mencegah sekaligus mengontrol kejang dan epilepsi. Kejang sendiri dapat terjadi karena adanyah ketidaknormalan aliran listrik di dalam otak. Dalam hal ini, clonazepam bekerja dengan menyeimbangkan aliran listrik otak sehingga gejala kejang dapat lebih terkendali. Selain itu, clonazepam juga dapat digunakan untuk meredakan ganggun panik.
Merek dagang: Clonazepam, Riklona 2, Rivotril
Tentang Clonazepam
Golongan | Antikonvulsan |
Kategori | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Anak-anak, dewasa, lanjut usia |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnyah manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnyah untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Clonazepam belum diketahui diserap ke dalam ASI atau tidak. Jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet, tablet salut selaput |
Peringatan:
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis mengenai obat lain yang tengah dikonsumsi, terutama opioid seperti morfin, obat penenang, dan asam valproat.
- Harap berhati-hati bagi penderita glaukoma, penyakit paru obstruktif kronis, gangguan pada ginjal atau hati, sleep apnea (gangguan tidur), depresi, kecenderungan untuk bunuh diri, amnesia, hiperaktif, gangguan pernapasan, porfiria, gejala psikosis, dan myasthenia gravis.
- Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba, tanpa anjuran dokter. Hal itu dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi.
- Konsumsi clonazepam dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, menurunnyah kemampuan beraktivitas, serta meningkatkan produksi air liur.
- Kombinasi clonazepam dengan antikonvulsan lain dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
- Clonazepam dapat menyebabkan gangguan perilaku, seperti cemas, cepat marah, gelisah, serta menimbulkan mimpi buruk, halusinasi, dan psikosis.
- Harap hati-hati bagi pasien yang memiliki riwayat kecanduan alkohol.
- Temui dokter umum / dokter spesialis jika gejala memburuk, atau terjadi reaksi alergi dan overdosis.
Dosis Clonazepam
Kondisi | Usia | Dosis |
Epilepsi | Dewasa | Dosis awal adalah 1 mg per hari, diberikan saat malam hari, selama 4 hari. Peningkatan dosis dilakukan secara bertahap selama 2-4 minggu.Dosis pemeliharaan adalah 4-8 mg per hari.Dosis maksimal adalah 20 mg per hari. |
Anak-anak di bawah 10 tahun atau dengan berat di bawah 30 kg | Dosis awal adalah 0,01-0,03 mg/kgBB/hari, dibagi ke dalam 2-3 jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan tiap 3 hari sebesar 0,25-0,5 mg per hari, hingga kejang dapat dikontrol.Dosis pemeliharaan adalah 0,1-0,2 mg/kgBB, dibagi ke dalam 3 jadwal konsumsi.Dosis maksimal adalah 0,2 mg/kgBB per hari. | |
Anak-anak di atas 10 tahun atau dengan berat di atas 30 kg | 1,5 mg/hari, dibagi dalam 3 jadwal konsumsi. Dapat ditingkatkan sebesar 0,5-1 mg tiap 3 hari hingga kejang dapat dikontrol.Dosis pemeliharaan: 2-8 mg/hari.Dosis maksimal: 20 mg/hari. | |
Lanjut usia | Dosis awal adalah 0,5 mg, tiap malam, selama 4 hari. | |
Gangguan panik | Dewasa | Dosis awal adalah 0,25 mg, dua kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg per hari setelah 3 hari pengobatan.Dosis maksimal adalah 4 mg per hari. |
Mengonsumsi Clonazepam dengan Benar
Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat, sebelum mengonsumsi clonazepam.
Clonazepam tersedia dalam bentuk tablet konvensional dan tablet salut selaput. Konsumsi clonazepam dapat dilakukan sebelum, sesudah, mau pun saat makan. Gunakan air putih untuk menghindari interaksi obat. Khusus tablet salut selaput, kclonazepam harus dikonsumsi secara utuh. Jangan mengunyah, membelah, atau menghaluskan obat.
Usahakan untuk mengonsumsi obat secara rutin, agar mendapatkan hasil yang optimal. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang telah diresepkan. Hindari juga menghentikan obat secara tiba-tiba, karena berpotensi memperburuk kondisi.
Untuk pasien yang telah lama mengonsumsi clonazepam, dokter umum / dokter spesialis akan mengurangi dosis secara perlahan agar pasien terhindar dari gejala putus obat, seperti kejang, perubahan suasana hati, kram otot, dan kram perut. Selain itu, obat inih dapat menyebabkan kecanduan. Segera temui dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami hal tersebut.
Interaksi Obat
Berikut inih merupakan interaksi yang dapat terjadi jika clonazepam dikonsumsi dengan obat lain:
- Meningkatkan efek samping, jika dikonsumsi dengan obat-obatan antidepresan trisiklik (misalnyah amitriptyline), obat penenang (misalnyah diazepam dan alprazolam), phenobarbital, antipsikotik (misalnyah quetiapine), dan opioid (misalnyah morfin).
- Dapat meningkatkan kadar phenytoin dalam darah.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Clonazepam
Sama seperti kebanyakan obat, clonazepam juga memiliki efek samping. Di antaranyah adalah:
- Penurunan kesadaran
- Depresi
- Pusing
- Gangguan koordinasi gerakan (ataxia)
- Kelelahan (fatigue)
- Gangguan ingatan
- Rhinitis
- Kebingungan
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas
Belum ada Komentar untuk "Clonazepam"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.