Cilostazol
Cilostazol yaitu obat golongan antiplatelet dan vasodilator yang digunakan untuk mengatasi klaudikasio intermiten, yakni kondisi yang menyebabkan sakit pada tungkai ketika berjalan karena pembuluh darah mengalami penyempitan, yang biasanyah terjadi pada penyakit arteri perifer.
Cilostazol bekerja dengan menghambat platelet (trombosit) saling menempel sehingga mencegah terjadinyah penggumpalan darah. Cilostazol juga membuat pembuluh darah melebar (vasodilator), sehingga memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen pada sel tubuh.
Merek dagang: Cilostazol, Pletaal, Antiplat, Naletal, Aggravan, Stazol, Citaz
Tentang Cilostazol
Golongan | Antiplatelet dan Vasodilator |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Mengatasi klaudikasio intermiten |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.Belum diketahui apakah cilostazol dapat diserap ke dalam ASI atau tidak. Meski demikian, penggunaan cilostazol saat menyusui tidak dirokemendasikan. |
Bentuk obat |
Peringatan:
- Hati-hati mengonsumsi cilostazol apabila memiliki gangguan pada jantung, ginjal, dan hati.
- Hindari konsumsi cilostazol bersamaan dengan obat lain, terutama ketoconazole atau omeprazole, tanpa adanyah anjuran dan pengawasan dari dokter.
- Hentikan penggunaan cilostazol jika jumlah sel trombosit kurang dari normal.
- Segera hubungi dokter umum / dokter spesialis apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis.
Dosis Cilostazol
Dosis cilostazol umumnyah adalah 100 mg, 2 kali sehari. Konsumsi cilostazol sebaiknyah dihentikan apabila gejala tidak kunjung membaik setelah 3 bulan pengobatan.
Mengonsumsi Cilostazol dengan Benar
Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan baca keterangan yang terdapat pada kemasan obat dalam mengonsumsi cilostazol.
Cilostazol sebaiknyah dikonsumsi saat lambung kosong, yaitu 30 menit sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Dosis cilostazol dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, respons terhadap perawatan, atau adanyah obat lain yang sedang dikonsumsi.
Untuk pletaal dalam bentuk bubuk, larutkan bubuk cilostazol dalam segelas air, lalu pastikan air tersebut diminum sampai habis. Bila tidak dilarutkan dalam air, biarkan bubuk beberapa saat di dalam mulut sampai bubuk obat larut dengan air ludah, kemudian ditelan. Hindari konsumsi cilostazol bubuk dalam posisi terlentang.
Pastikan untuk mengonsumsi cilostazol pada waktu yang sama setiap harinya, agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Jika lupa mengonsumsi cilostazol, disarankan untuk segera melakukannyah begitu ingat, apabila jeda waktu dengan jadwal konsumsi berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Manfaat cilostazol mungkin sudah bisa dirasakan setelah 2-4 minggu pengobatan, namun butuh setidaknyah 12 minggu pengobatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Terapkan gaya hidup sehat, seperti mengurangi makan makanan yang berlemak dan berhenti merokok, selama pengobatan.
Usahakan untuk menyimpan cilostazol pada suhu ruangan. Jangan menyimpan obat inih di ruangan yang lembap.
Interaksi Obat
Berikut inih adalah interaksi yang dapat terjadi dari penggunaan cilostazol dengan obat lain:
- Meningkatkan kadar cilostazol dalam darah, jika dikonsumsi dengan ketoconazole atau omeprazole.
- Meningkatkan potensi perdarahan, jika dikonsumsi dengan obat antiplatelet lainnyah (misalnyah aspirin) atau antikoagulan (misalnyah heparin).
Kenali Efek Samping dan Bahaya Cilostazol
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi cilostazol adalah:
Belum ada Komentar untuk "Cilostazol"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.