Ketorolac
Ketorolac yaitu obat untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat inih sering digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyeri. Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang memiliki bentuk sediaan tablet dan suntik.
Ketorolac bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri. Ketorolac tidak menimbulkan ketergantungan. Obat inih dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat pereda nyeri lain, termasuk obat pereda nyeri golongan opioid.
Merk dagang ketorolac: Dolac, Erphain, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain, Lantipain 30, Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30, Teranol -10, Toramine, Torasic, Trolac, Xevolac.
Apa Itu Ketorolac?
Jenis obat | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | Meredakan peradangan dan nyeri |
Digunakan oleh | Dewasa |
Ketorolac untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C (Trimester pertama dan kedua): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin. Kategori D (Trimester ketiga): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnyah manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnyah untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa. Ketorolac terserap ke dalam ASI. Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menyusui. |
Bentuk obat | Tablet, suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Ketorolac:
- Jangan menggunakan ketorolac jika Anda alergi terhadap obat tersebut atau NSAIDs lainnya, seperti aspirin dan ibuprofen.
- Jangan menggunakan ketorolac jika Anda memiliki riwayat luka atau tukak lambung, perdarahan di saluran cerna, perdarahan di otak, gagal ginjal, atau gagal jantung.
- Jangan menggunakan ketorolac jika Anda sedang mengonsumsi aspirin atau OAINS
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang mengonsumsi ketorolac saat akan menjalani operasi atau tindakan medis lainnya.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil saat akan mengonsumsi ketorolac.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menderita penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda didiagnosis menderita diabetes, hipertensi (darah tinggi), penyakit ginjal, dan penyakit liver.
- Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan ketorolac, segera temui dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Ketorolac
Berikut inih adalah dosis ketorolac yang umumnyah diresepkan oleh dokter umum / dokter spesialis untuk meredakan nyeri setelah operasi:
Ketorolac suntik atau infus
Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10–30 mg setiap 4–6 jam. Jika diperlukan, pemberian ketorolac bisa dilakukan setiap 2 jam.
Dosis maksimal 90 mg per hari.
Pada pasien dengan berat <50 kg, dosis maksimal 60 mg per hari.
Ketorolac tablet
Dosis awal 10–20 mg, diikuti dengan 10 mg setiap 4–6 jam. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg per hari.
Dosis maksimal 40 mg per hari.
Cara Menggunakan Ketorolac dengan Benar
Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan baca informasi yang tertera pada kemasan ketorolac sebelum mulai menggunakannya.
Ketorolac dalam bentuk cairan infus atau suntik akan diberikan oleh dokter umum / dokter spesialis atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Jika mengonsumsi ketorolac tablet, pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan ketorolac secara teratur untuk memaksimalkan efeknya.
Simpan ketorolac di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan ketorolac dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Ketorolac dengan Obat Lain
Berikut inih adalah beberapa interaksi obat yang muncul jika ketorolac digunakan bersama obat lainnya:
- Meningkatkan risiko terjadinyah perdarahan, jika digunakan bersama obat antikoagulan, antiplatelet, NSAIDs, kortikosteroid, dan antidepresan golongan SSRIs
- Meningkatkan risiko terjadinyah kerusakan ginjal, jika digunakan bersama obat diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ACE inhibitor, atau obat angiotensin II receptor antagonists (ARB)
- Meningkatkan kadar ketorolac di dalam darah jika digunakan bersama probenecid, lithium, methotrexate, dan digoxin
- Memicu terjadinyah halusinasi, jika digunakan bersama flouxetine, thiothixene, dan alprazolam
Efek Samping dan Bahaya Ketorolac
Ada beberapa efek samping yang dapat muncul saat menggunakan ketorolac, di antaranya:
Lakukan pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis jika efek samping yang disebutkan di atas tidak kunjung reda. Segera ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami reaksi alergi obat, seperti muncul ruam yang terasa gatal, pembengkakan pada kelopak mata dan bibir, atau kesulitan bernapas, juga bila Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Diare
- Pusing, sakit kepala, dan mual yang tidak kunjung reda
- Muncul memar, rasa terbakar, atau nyeri di lokasi injeksi
- Sembelit
Belum ada Komentar untuk "Ketorolac"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.