Methylprednisolone




Metilpredinosolon atau methylprednisolone yaitu obat untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti lupus dan multiple sclerosis. Methylprednisolone juga digunakan untuk meredakan reaksi alergi, seperti penyakit asma.


Methylprednisolone bekerja dengan menekan sistem imun, sehingga tubuh tidak melepas senyawa kimia yang memicu terjadinyah peradangan. Selain lupus dan multiple sclerosis, beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan reaksi peradangan adalah rheumatoid arthritis, psoriasis, kolitis ulseratif, dan Crohn’s disease.



Methylprednisolone tersedia dalam bentuk tablet 4 mg, 8 mg, dan 16 mg. Selain itu, methylpredisolone juga tersedia dalam bentuk obat oles dan suntikan.


Merek dagang methylprednisolone: Methylprednisolone, Depo Medrol, Cormetison, Lameson, Meticon, Carmeson, Phadilon, Vadrol, Cortesa, Prednox, Medixon, Urbason, Hexilon, Comedrol, Lexcomet, Intidrol, Methylon, Metrison, Advantan


Apa Itu Methylprednisolone





























GolonganKortikosteroid
KategoriObat resep
ManfaatMeredakan peradangan dan gejala alergi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusui
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.Methylprednisolone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa memberi tahu dokter.
Bentuk obatTablet, suntik, dan krim.

Peringatan Sebelum Mengonsumi Methylprednisolone



  • Hindari menggunakan obat inih jika Anda sedang menderita infeksi jamur.

  • Harap berhati-hati menggunakan obat inih jika Anda sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jantung, osteoporosis, hipotiroidisme, glaukoma, katarak, dan TBC.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda pernah menderita peradangan usus, gangguan pembekuan darah, depresi, psikosis, dan kejang.

  • Hindari melakukan vaksinasi selama Anda menjalani pengobatan dengan methylprednisolone. Beberapa jenis vaksin, seperti vaksin MMR, vaksin polio, dan vaksin influenza, dapat berkurang efektivitasnyah selama Anda mengonsumsi obat ini.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika akan menjalani operasi dalam waktu dekat. Dokter dapat menyesuaikan dosis methylprednisolone hingga meminta Anda untuk menghentikan konsumsi methylprednisolone untuk sementara.

  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.


Dosis dan Aturan Pakai Methyprednisolone


Dosis methylprednisolone berbeda untuk tiap penderita, tergantung pada kondisi penderita dan respons tubuh terhadap pengobatan. Berikut inih adalah dosis methylprednisolone yang dibagi berdasarkan tujuan pengobatannya:


Tujuan: mengatasi peradangan, seperti lupus atau multiple sclerosis.


Seseorang yang mengalami kedua penyakit tersebut kemungkinan akan mengalami gejala yang hilang timbul. Bila gejala-gejala tersebut mulai timbul, mungkin Anda harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Sembari menunggu kondisi pulih kembali, dokter umum / dokter spesialis mungkin akan menganjurkan Anda untuk menginap di rumah sakit untuk beberapa hari. Pengobatan pada penyakit inih hanyah bertujuan untuk mencegah terjadinyah kekambuhan.


Bila Anda sering mengalami kekambuhan dan bingung apakah harus langsung ke rumah sakit terdekat atau tidak, saat inih Anda bisa berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis melalui asuransi kesehatan yang menyediakan layanan chat gratis bersama dokter umum / dokter spesialis spesialis.




  • Obat tablet minum
    Dosis dewasa: 2-60 mg per hari, terbagi menjadi 1-4 kali pemberian, tergantung jenis penyakit yang sedang diobati.
    Dosis anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari. Pemberian obat dilakukan tiap 6-12 jam.




  • Obat suntik
    Dosis dewasa: 10-500 mg per hari.
    Dosis anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari. Pemberian obat dilakukan tiap 6-12 jam.


Tujuan: meredakan reaksi alergi dan asma




  • Obat tablet minum
    Dosis dewasa: 4-24 mg per hari.




  • Obat suntik
    Dosis dewasa: 40 mg per hari. Pemberian dosis tergantung pada respons tubuh.
    Dosis anak-anak: 1-4 mg/kgBB per hari.


Tujuan: mengobati ruam kulit akibat reaksi alergi atau peradangan (krim oles dengan kandungan methylprednisolone 0,1%)



  • Dosis dewasa: 1 kali sehari, dioleskan pada area yang mengalami kelainan.

  • Dosis anak-anak: 1 kali sehari, dioleskan pada area yang mengalami kelainan.


Cara Menggunakan Methylprednisolone dengan Benar


Pastikan Anda selalu mengonsumsi methylprednisolone sesuai anjuran dokter. Jangan menghentikan obat tiba-tiba tanpa anjuran dari dokter. Methylprednisolone yang sudah digunakan untuk jangka panjang tidak boleh dihentikan mendadak, melainkan dengan menurunkan dosis secara bertahap.


Methylprednisolone dalam bentuk tablet sebaiknyah dikonsumsi setelah makan untuk mencegah sakit maag. Gunakan segelas air putih untuk menelan tablet secara utuh. Gunakan tablet methylprednisolone sesuai dosis yang telah ditentukan dokter umum / dokter spesialis dan pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.


Bagi Anda yang lupa mengonsumsi tablet methylprednisolone, disarankan untuk segera mengonsumsinyah begitu ingat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnyah belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.


Agar kualitas obat tetap terjaga, simpanlah methylprednisolone pada suhu ruangan serta di dalam wadah tertutup dan kering untuk menghindari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.


Selama menjalani pengobatan dengan methylprednisolone, Anda dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan secara rutin. Dokter akan memantau respons tubuh Anda terhadap pengobatan yang dilakukan.


Jika methylprednisolone diberikan dalam bentuk krim, oleskan krim secukupnyah pada ruam atau area kulit yang mengalami peradangan. Oleskan krim tersebut secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter.


Methylprednisolone dalam bentuk suntik harus dilakukan oleh dokter umum / dokter spesialis atau petugas medis atas instruksi dokter. Selama pemberian methylprednisolone, dokter umum / dokter spesialis akan memantau pernapasan dan tekanan darah pasien.


Interaksi Methylprednisolone dengan Obat Lain


Berikut inih adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi jika methylprednisolone digunakan bersamaan dengan obat lain:



  • Meningkatnyah risiko kejang, jika digunakan dengan ciclosporin.

  • Meningkatnyah risiko hipokalemia, jika digunakan dengan amphotericin B atau diuretik.

  • Meningkatnyah risiko aritmia, jika digunakan dengan digoxin.

  • Meningkatnyah risiko gangguan pencernaan, jika digunakan dengan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid.

  • Meningkatnyah efek samping methylprednisolone, jika digunakan dengan antibiotik makrolid, ketoconazole, erythromycin, rifampicin, dan barbiturat.

  • Menurunnyah efektivitas methylprednisolone, jika digunakan dengan cholestyramine dan hormon estrogen.

  • Menurunnyah efektivitas isoniazid dan obat antidiabetes.

  • Meningkatnyah efek samping warfarin.


Efek Samping dan Bahaya Methylprednisolone


Methyprednisolone berpotensi menyebabkan efek samping. Berikut inih adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi methylprednisolone:



  • Lebih mudah terkena infeksi

  • Naiknyah kadar gula dalam darah

  • Mual dan muntah

  • Sakit kepala

  • Nafsu makan menurun

  • Sulit tidur

  • Keringat berlebih

  • Sakit maag

  • Nyeri otot

  • Gangguan emosi dan suasana hati, seperti mudah marah.


Meski jarang terjadi, methylprednisolone juga dapat menimbulkan efek samping yang tergolong serius. Penanganan perlu segera dilakukan jika muncul gejala berikut:




Belum ada Komentar untuk "Methylprednisolone"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel