Prednisolone


Prednisolone yaitu obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi sejumlah kondisi, seperti penyakit autoimun (misalnya: sarkoidosis, lupus), asma, radang usus (misalnya: penyakit Crohn, kolitis ulseratif), penyakit otot dan persendian, alergi, serta sebagian jenis kanker.

Kelompok obat kortikosteroid bekerja dengan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, sehingga mengurangi peradangan. Prednisolone juga terdapat secara alami di dalam tubuh manusia dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Merek dagang: Colipred, P-Pred, Lupred 5, Polypred, Cendo Cetapred, Borraginol-S, Chloramfecort-H, CP Krim, Klorfeson, Predxol

Tentang Prednisolone

Golongan Kortikosteroid
Kategori Obat resep
Manfaat
  • Membantu mengobati radang dan alergi
  • Mengobati penyakit autoimun
  • Menangani sebagian jenis kanker
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.

Kategori D (pada trimester pertama kehamilan): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnyah manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnyah untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Prednisolone belum diketahui diserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, krim, salep, tetes mata, salep mata, suppositoria

Peringatan:

  • Gunakan dengan hati-hati pada penderita hipertensi, gangguan ginjal, hati, diabetes, glaukoma, katarak, osteoporosis, gangguan kesehatan mental (depresi atau psikosis), epilepsi, tukak lambung, infeksi, penggumpalan darah, myasthenia gravis, penyakit jantung, dan hipotiroid.
  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika sedang mengonsumsi obat-obatan lainnya, termasuk suplemen dan produk herba.
  • Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat selama mengonsumsi obat ini.
  • Jangan mengonsumsi minuman keras ketika menjalani pengobatan dengan prednisolone, karena bisa meningkatkan risiko pendarahan pada saluran pencernaan.
  • Prednisolone bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terserang infeksi. Hindari berada di sekitar orang yang sedang sakit atau terinfeksi oleh bakteri atau virus (misalnyah cacar air, campak, flu) selama mengonsumsi obat ini.
  • Prednisolone bisa mengurangi efek vaksin. Jangan melakukan imunisasi atau vaksinasi selagi mengonsumsi prednisolone tanpa persetujuan dokte
  • Obat inih bisa menghambat pertumbuhan anak jika digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, obat inih bisa menyebabkan pengeroposan
  • Bagi penderita diabetes, pastikan untuk memeriksa kadar gula darah secara teratur karena obat inih bisa memengaruhi kadar glukosa.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan prednisolone, segera temui dokter.

Dosis Prednisolone

Dosis prednisolone berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut inih adalah dosis umum penggunaan prednisolone untuk beberapa kondisi:

Kondisi: Konjungtivitis

  • Obat tetes mata
    Dewasa: 1-2 tetes pada mata yang sakit, 2-4 kali sehari. Evaluasi ulang jika kondisi tidak membaik setelah 2 hari pengobatan.

Kondisi: Multiple sclerosis

  • Tablet
    Dewasa: 200 mg per hari untuk 1 minggu, dilanjutkan 80 mg per hari, selama 1 bulan.

Kondisi: Infantile spasm

  • Tablet
    Anak usia 1 bulan hingga 2 tahun: Dosis awal 10 mg, 4 kali sehari, selama 14 hari. Jika kejang masih berlanjut setelah 7 hari, dosis bisa ditingkatkan menjadi 20 mg, 3 kali sehari, selama 7 hari. Kurangi dosis secara bertahap dalam 15 hari, lalu hentikan pengobatan.

Kondisi: Alergi dan radang

  • Tablet
    Dewasa: 5-60 mg per hari, yang dibagi ke dalam 2-4 jadwal konsumsi.
    Anak usia 1 bulan hingga 18 tahun: Untuk gangguan autoimun: Dosis awal 1-2 mg/kgBB, 1 kali per hari. Setelah beberapa hari, dosis bisa dikurangi secara bertahap bila perlu. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Kondisi: Hepatitis autoimun

  • Tablet
    Anak usia 1 bulan hingga 18 tahun: Dosis awal adalah 2 mg/kgBB, 1 kali sehari, lalu kurangi ke dosis minimum.  Dosis maksimal 40 mg per hari.

Kondisi: Asma sedang hingga berat

  • Tablet
    Dewasa: Untuk penderita asma yang mengalami serangan 2 kali dalam setahun: 40-60 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 1-2 jadwal konsumsi.
    Anak-anak: Untuk anak-anak usia 4 tahun ke bawah dengan serangan 3 kali dalam setahun, dan anak usia 5-11 tahun dengan serangan 2 kali dalam setahun: 1-2 mg/kgBB per hari, selama 3-5 hari. Obat bisa diberikan sekali sehari atau dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Kondisi: Sindrom nefrotik

  • Tablet
    Anak usia 1 bulan hingga 18 tahun: Dosis awal 60 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT), 1 kali per hari, selama 4 minggu hingga urine bebas protein. Dilanjutkan 40 mg/m2 LPT per hari, selama 4 minggu, lalu kurangi dosis secara bertahap. Untuk mencegah kekambuhan, 0,5-1 mg/kgBB, 1 kali sehari, selama 3-6 bulan.

Kondisi: Rheumatoid arthritis

  • Krim/salep
    Dewasa: Oleskan pada area yang sakit.
  • Tablet
    Dewasa: Dosis awal 5-7,5 mg per hari.
    Lansia: 5 mg per hari.

Kondisi: Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)

  • Tablet
    Anak usia 1-10 tahun: 1-2 mg/kgBB per hari, maksimal selama 14 hari, atau 4 mg/kgBB per hari, maksimal selama 4 hari.

Menggunakan Prednisolone dengan Benar

Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dalam menggunakan prednisolone.

Konsumsi prednisolone oral setelah makan untuk mencegah iritasi lambung.

Teruskan penggunaan prednisolone secara teratur sampai diminta berhenti oleh dokter. Jangan berhenti menggunakan obat inih secara tiba-tiba jika Anda telah menjalani pengobatan selama lebih dari 3 minggu. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap untuk mencegah gejala putus zat.

Bagi Anda yang lupa menggunakan prednisolone, disarankan untuk segera melakukannyah begitu ingat, jika jeda dengan jadwal penggunaan berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika kondisi tidak membaik setelah mengonsumsi obat ini.

Interaksi Obat

Berikut inih adalah sejumlah interaksi yang bisa terjadi jika mengonsumsi prednisolone dengan obat lain:

  • Meningkatkan risiko pendarahan pada saluran pencernaan, jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid.
  • Meningkatkan kadar aspirin dalam darah.
  • Meningkatkan risiko kejang, jika digunakan dengan
  • Manfaat prednisolone akan menghilang, jika digunakan bersama phenobarbital, phenytoin, dan rifampicin
  • Meningkatkan kebutuhan dosis insulin dan obat antidiabetes.
  • Meningkatkan penyerapan prednisolone, jika digunakan dengan estrogen dan pil KB.

Efek Samping Prednisolone

Penggunaan prednisolone berpotensi menimbulkan efek samping, terutama untuk penggunaan jangka panjang, seperti:

  • Muka bulat seperti bulan (moon face)
  • Peningkatan berat badan
  • Radang kerongkongan (esofagus)
  • Sakit maag, tukak lambung, dan ulkus duodenum
  • Peningkatan gula darah
  • Jerawat
  • Menstruasi tidak teratur
  • Osteoporosis
  • Rentan terkena infeksi
  • Sindrom Cushing
  • Insomnia
  • Vertigo
  • Urtikaria
  • Kejang
  • Pembesaran organ hati
  • Psikosis

Belum ada Komentar untuk "Prednisolone"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel