Spironolactone
Spironolactone yaitu obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat inih bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam (natrium) berlebih dalam tubuh dan menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu rendah, sehingga tekanan darah dapat ditekan. Dengan menurunkan tekanan darah, spironolactone bermanfaat untuk mencegah stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, yang merupakan komplikasi dari hipertensi.
Spironolactone juga bermanfaat untuk mengobati pembengkakan akibat penumpukan cairan di salah satu bagian tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti gagal jantung dan penyakit liver.
Selain itu, obat inih juga digunakan untuk mengobati kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi aldosterone (hiperaldosteronisme), yaitu hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan air dan garam di dalam tubuh.
Merek dagang: Spironolactone, Letonal, Spirolactone, Carpiaton, Spirola, Aldactone
Tentang Spironolactone
Golongan | Diuretik hemat kalium, antagonis aldosterone |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Membantu mengobati:
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.Spironolactone dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum mengonsumsi obat ini, agar dokter umum / dokter spesialis dapat mempertimbangkan antara manfaat dengan risikonya. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan:
- Hindari mengonsumsi spironolactone jika memiliki alergi terhadap obat ini.
- Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter umum / dokter spesialis jika sedang atau berencana mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk produk herba dan suplemen, terutama suplemen yang mengandung kalium.
- Hindari mengonsumsi spironolactone jika mengalami gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan kadar kalium dalam darah menjadi tinggi, seperti penyakit Addison atau penyakit ginjal.
- Berhati-hatilah dan konsultasikan kepada dokter umum / dokter spesialis jika menderita penyakit hati.
- Beritahu dokter umum / dokter spesialis bahwa Anda sedang mengonsumsi spironolactone jika akan menjalani tindakan operasi, termasuk operasi gigi.
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol ketika sedang menjalani pengobatan dengan spironolactone.
- Spironolactone menyebabkan pusing dan kantuk. Jangan mengemudi kendaraan, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi penuh.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi spironolactone, segera temui dokter.
Dosis Spironolactone
Kondisi | Usia | Dosis |
Edema | Dewasa | Dosis awal adalah 100 mg per hari.Selanjutnyah dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari. |
Hipertensi | Dewasa | Dosis awal adalah 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi. Dosis dapat disesuaikan setelah 2 minggu. |
Sirosis dengan edema dan asites | Dewasa | 100-400 mg per hari, tergantung dari kadar natrium dan kalium dalam urine. |
Lansia | Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat ditambah jika diperlukan. | |
Anak-anak | 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan respons pasien. | |
Hiperaldosteronisme primer | Dewasa | 400 mg per hari. |
Lansia | Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat ditambah jika diperlukan. | |
Anak-anak | 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan respons pasien. | |
Perawatan pra operasi pada pasien hiperaldosteronisme | Dewasa | 100-400 mg per hari. Perawatan jangka panjang tanpa operasi menerapkan dosis efektif terendah. |
Lansia | Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat ditambah jika diperlukan. | |
Anak-anak | 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan respons pasien. | |
Gagal jantung | Dewasa | Dosis awal: 25 mg, 1 kali sehari, dengan dosis maksimal 50 mg per hari. |
Lansia | Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat ditambah jika diperlukan. | |
Anak-anak | 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan respons pasien. | |
Hipokalemia akibat diuretik | Dewasa | 25-100 mg per hari. |
Mengonsumsi Spironolactone dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada label kemasan obat dan ikuti selalu anjuran dokter umum / dokter spesialis dalam mengonsumsi spironolactone. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.
Spironolactone dapat dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan.
Obat inih biasanyah diminum sekali sehari, dan waktu terbaik untuk mengonsumsinyah adalah sebelum tengah hari. Setelah mengonsumsi obat ini, Anda akan lebih sering buang air kecil. Spironolactone tidak disarankan untuk diminum menjelang malam hari karena dapat mengganggu waktu tidur Anda. Jika diberi dosis 2 kali sehari, dosis terakhir sebaiknyah diminum sebelum pukul 18.00.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi spironolactone, disarankan untuk segera melakukannyah begitu ingat, jika jadwal konsumsi berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Jangan berhenti menggunakan obat inih secara mendadak tanpa konsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis terlebih dahulu.
Simpanlah spironolactone di suhu ruangan dalam wadah tertutup, sehingga tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Obat
Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi ketika spironolactone dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Interaksi tersebut meliputi:
- Meningkatkan risiko hiperkalemia jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan, seperti:
- ACE inhibitor
- Angiotensin II receptor antagonist
- Heparin
- Suplemen kalium
- Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan ciclosporin atau OAINS.
- Meningkatkan efek racun dari obat lithium.
- Menyebabkan asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine.
- Berpotensi menyebabkan hipotensi ortostatik jika dikonsumsi dengan phenobarbital.
- Meningkatkan kadar digoxin dalam darah.
Efek Samping Spironolactone
Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi spironolactone adalah:
- Pusing dan sakit kepala ringan.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Pembengkakan di payudara.
- Kram pada kaki.
Impotensi.
Hentikan mengonsumsi spironolactone dan segera hubungi dokter umum / dokter spesialis jika merasakan gejala berikut ini:
- Pusing dan terasa ingin pingsan.
- Jumlah urine menurun atau sedikit.
- Muncul tanda perdarahan saluran cerna, seperti kotoran disertai darah dan muntah darah.
- Kadar kalium rendah yang ditandai dengan gangguan irama jantung, rasa haus, jumlah urine meningkat, dan otot terasa lemah.
- Muncul tanda ketidakseimbangan elektrolit, seperti kram otot, sering mengalami mati rasa atau kesemutan, bradikardia, sakit kepala, disorientasi, bicara cadel, dan keseimbangan tubuh terganggu.
Jika Anda mengalami gejala alergi terhadap spironolactone berupa gatal, sulit bernapas, dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, segera hubungi dokter.
Belum ada Komentar untuk "Spironolactone"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.