Sulfasalazine
Sulfasalazine yaitu obat antiperadangan yang digunakan untuk meredakan gejala radang usus atau kolitis ulseratif, berupa nyeri perut, demam, diare, atau perdarahan pada bagian akhir usus besar (rektum). Selain itu, obat inih juga digunakan untuk menangani rheumatoid arthritis yang tidak mampu ditangani oleh pengobatan lain. Rheumatoid arthritis merupakan radang kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kaku pada persendian.
Sulfasalazine bekerja dengan cara menekan timbulnyah peradangan di dalam tubuh. Obat inih tersedia dalam bentuk tablet atau kaplet salut enterik yang harus ditelan secara utuh.
Merek dagang: Lazafin, Sulfasalazine, Sulfitis
Tentang Sulfasalazine
Golongan | Aminosalisilat |
Kategori | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanyah risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Kategori D (Jika pemberian obat dekat dengan masa kelahiran): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnyah manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnyah untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa. Pada ibu menyusui, sulfasalazine diketahui dapat sedikit diserap ke dalam ASI. Sebaiknyah ibu menyusui berkonsultasi kepada dokter umum / dokter spesialis terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini. |
Bentuk | Tablet dan kaplet |
Peringatan:
- Untuk mengobati radang usus pada anak, obat inih hanyah boleh diberikan kepada anak yang berusia 2 tahun atau lebih. Sedangkan untuk rheumatoid arthritis, obat inih hanyah obat boleh diberikan kepada anak yang berusia 6 tahun atau lebih.
- Harap berhati-hati dalam menggunakan sulfasalazine bila menderita anemia, asma, gangguan fungsi ginjal, penyakit hati, penyakit asam urat, infeksi kulit, kekurangan vitamin K, kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (defisiensi G6PD), atau porfiria.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
- Disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan memperbanyak minum air putih selama mengonsumsi sulfasalazine guna mencegah gangguan ginjal.
- Sebaiknyah tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin selama mengonsumsi sulfasalazine, karena obat inih bisa menyebabkan pusing.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Sulfasalazine
Kondisi | Usia | Dosis |
Gejala radang usus atau kolitis ulseratif | Dewasa | Dosis awal adalah 1-2 gram, 4 kali sehari hingga gejala membaik. Setelah gejala membaik, dosis dapat diturunkan menjadi 2 gram per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. |
Anak-anak usia 2 tahun ke atas | Dosis awal adalah 40-60 mg/kgBB per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Setelah gejala membaik, dosis dapat diturunkan menjadi 20-30 mg/kgBB per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. | |
Rheumatoid arthritis | Dewasa | Dosis minggu pertama adalah 500 mg per hari. Setelah itu, dosis dapat dinaikkan sebanyak 500 mg tiap minggu. Dosis maksimal adalah 3 gram per hari, yang dibagi ke dalam 2-4 jadwal konsumsi. |
Anak-anak usia 6 tahun ke atas | 30-50 mg/kgBB per hari, yang dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. Pada awal pengobatan, dosis yang diberikan adalah ¼ sampai 2/3 dari dosis di atas, dan ditingkatkan tiap minggu hingga mencapai dosis yang diharapkan dalam waktu satu bulan. Dosis maksimal adalah 2 gram per hari. |
Mengonsumsi Sulfasalazine dengan Benar
Ikutilah anjuran dokter umum / dokter spesialis dan bacalah petunjuk yang tertera pada kemasan dalam mengonsumsi sulfasalazine.
Tablet atau kapsul salut enterik sulfasalazine sebaiknyah dikonsumsi segera setelah makan. Telan tablet atau kapsul secara utuh dengan bantuan air minum. Jangan menghancurkan atau mengunyahnyah terlebih dahulu.
Perbanyak minum air putih setelah mengonsumsi obat inih untuk mencegah terbentuknyah batu ginjal.
Usahakan untuk selalu mengonsumsi sulfasalazine pada waktu yang sama setiap harinyah agar pengobatan lebih efektif.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi sulfasalazine, disarankan untuk segera melakukannyah begitu ingat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Jangan menghentikan konsumsi sulfasalazine secara tiba-tiba, kecuali hal inih dianjurkan oleh dokter.
Interaksi Obat
Hindari penggunaan obat-obat berikut inih bersama dengan sulfasalazine untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan, seperti:
- Mengganggu penyerapan obat asam folat.
- Mengurangi kadar sulfasalazine dalam darah, jika dikonsumsi bersama ethambutol atau rifampicin.
- Mengurangi kadar digoxin dalam darah.
- Penderita rheumatoid arthritis yang mengonsumsi obat inih dan sedang menjalani preparat mengandung emas, berisiko mengalami leukopenia (jumlah sel darah putih berada di bawah normal).
Kenali Efek Samping dan Bahaya Sulfasalazine
Sama seperti obat-obat lainnya, sulfasalazine juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat inih adalah:
- Merasa tidak enak badan
- Nafsu makan berkurang
- Sakit kepala
- Nyeri perut
- Diare
- Batuk
- Susah tidur
- Ruam kulit yang terasa gatal
- Tinnitus
- Sakit pada mulut
- Gangguan indera perasa.
Segera temui dokter umum / dokter spesialis jika mengalami perdarahan tanpa sebab yang jelas, lebam, sakit tenggorokan, demam, kesulitan bernapas, bengkak pada wajah atau lidah, atau penyakit kuning.
Belum ada Komentar untuk "Sulfasalazine"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.