Clotrimazole
Clotrimazole yaitu obat antijamur yang berfungsi untuk mengobati infeksi jamur pada kulit (tinea pedis, kurap, panu), liang telinga (otitis eksterna), dan vagina (candidiasis vaginalis). Obat inih bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur penyebab infeksi.
Merek dagang: Neo ultrasiline, Dermifar, Fungiderm, Canesten, Hufaderm, Clonitia 1%, Medisten, Heltiskin, Demy, Cotristen, Bernesten, Erphamazol, Kranos
Tentang Clotrimazole
Golongan | Antifungal |
Kategori | Obat bebas dan resep |
Manfaat | Mengobati infeksi jamur pada kulit, liang telinga atau vagina |
Digunakan oleh | Dewasa |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanyah risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Clotrimazole tidak diserap ke dalam ASI. Meski demikian, ibu menyusui dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter umum / dokter spesialis sebelum menggunakan obat ini. |
Bentuk obat | Krim, larutan, bedak, tablet untuk vagina |
Peringatan:
- Clotrimazole tidak disarankan bagi penderita candidiasis vaginalis berusia di bawah 16 tahun atau di atas 60 tahun.
- Penting bagi pasien untuk menggunakan obat inih sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh dokter, guna memastikan jamur penyebab infeksi telah musnah serta mencegahnyah tumbuh kembali.
- Obat inih hanyah boleh digunakan sebagai obat luar. Jangan mengoleskannyah pada mata, hidung, mulut, serta kulit yang luka, tergores, atau terbakar.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
- Informasikan kepada dokter umum / dokter spesialis jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap clotrimazole dan obat antijamur golongan azole lainnya, seperti ketoconazol atau miconazole.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan clotrimazole, segera temui dokter.
Dosis Clotrimazole
Kondisi | Bentuk Obat | Dosis |
Infeksi jamur pada kulit | Krim | Oleskan krim atau salep dengan kandungan clotrimazole 1%, 2-3 kali sehari, selama 2-4 minggu. Kombinasi dengan bedak clotrimazole dapat mencegah infeksi berulang. |
Otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur | Larutan | Gunakan larutan clotrimazole 1% dengan dosis sesuai anjuran dokter. |
Candidiasis vaginalis | Tablet vagina | Masukkan tablet ke dalam vagina sesuai dengan pilihan dosis berikut:- 100 mg per hari, selama 6 hari.- 200 mg per hari, selama 3 hari.- 500 mg untuk sekali penggunaan. |
Menggunakan Clotrimazole dengan Benar
Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat dalam menggunakan clotrimazole.
Sebelum diolesi clotrimazole, pastikan bagian tubuh yang terinfeksi benar-benar kering. Bersihkan kedua tangan Anda sesudah mengoleskan clotrimazole pada bagian kulit yang terinfeksi jamur, agar infeksi tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Disarankan untuk tidak berbagi pakai handuk atau pakaian agar infeksi jamur tidak menular ke orang lain.
Clotrimazole tablet vagina tidak boleh digunakan untuk bagian tubuh selain vagina. Ikuti petunjuk pada kemasan obat atau anjuran dokter umum / dokter spesialis dalam memasukkan tablet ke dalam vagina dengan benar. Cucilah kedua tangan sebelum dan sesudah memasukkan clotrimazole tablet ke dalam vagina. Untuk memaksimalkan efek pengobatan, gunakan clotrimazole tablet vagina sebelum tidur malam.
Bagi yang sedang dalam pengobatan otitis eksterna, disarankan untuk tidak berenang sementara waktu agar terhindar dari infeksi. Pastikan juga tidak ada bahan kimia, seperti sabun atau shampo, yang masuk ke dalam telinga. Tutup telinga dengan kapas saat mandi.
Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan tanpa izin dokter. Usahakan untuk selalu menggunakan clotrimazole secara rutin pada waktu yang sama setiap harinyah agar hasil pengobatan maksimal.
Simpan obat di termpat kering dan bersuhu sejuk, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Obat
Hindari penggunaan clotrimazole bersama dengan nystatin atau amphotericin B, untuk mencegah timbulnyah efek yang berlawanan. Selain itu, hindari juga penggunaan tacrolimus untuk menghindari timbulnyah efek samping.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Clotrimazole
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan krim clotrimazole adalah:
- Kulit berubah menjadi kemerahan, dan terasa sakit saat disentuh.
- Kulit mengelupas.
- Pembengkakan.
- Iritasi dan gatal.
- Sensasi terbakar atau perih pada kulit.
Jika muncul efek samping serius, seperti kulit bengkak, melepuh, terbakar, atau luka terbuka, segera hubungi dokter.
Sedangkan efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan clotrimazole tablet vagina adalah:
- Rasa terbakar, gatal, atau nyeri pada vagina dan uretra.
- Kram pada perut bagian bawah.
Belum ada Komentar untuk "Clotrimazole"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.