Pantoprazole
Pantoprazole yaitu obat yang digunakan untuk meredakan gejala meningkatnyah asam lambung seperti sakit maag dan gejala refluks asam lambung, misalnyah rasa perih dan panas di dada (heartburn), sulit menelan, serta batuk yang tidak berhenti.
Pantoprazole bekerja dengan cara menghambat sel-sel di lapisan lambung untuk menghasilkan asam lambung, sehingga produksi asam lambung berkurang. Dengan berkurangnyah asam lambung, luka (tukak) pada lambung dan erosi pada esofagus dapat dicegah atau dipercepat penyembuhannya. Pantoprazole juga dapat membantu mencegah kanker esofagus dengan mengurangi jumlah asam lambung yang naik ke esofagus.
Beberapa kondisi yang berhubungan dengan meningkatnyah asam lambung, antara lain adalah tukak lambung, gastroesofageal refluks disease (GERD), infeksi H. pylori, sindrom Zollinger-Ellison, dan esofagitis erosif.
Merek dagang: Caprol, Ciprazol, Erprazol, Fiopraz, Gazole 40, Pandecta, Panloc, Panso, Pantera, Pantocer 40, Panto-Gas, Pantomex, Pantoprazole, Pantopump, Pantorin, Pantotis, Pantotum, Pantoz, Pantozer 20, Pantozol, Panvell, Panzol, Panzomed, Pepzol, Pranza, Prazopant, Prazopump, PTZ, Pumpisel, Topazol, Vomizole, Ulcan
Tentang Pantoprazole
Golongan | Proton Pump Inhibitor |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Mengurangi produksi asam lambung |
Digunakan oleh | Dewasa, lansia, dan anak-anak ≥ 5 tahun |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanyah risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pantoprazole dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum mengonsumsi obat ini, agar dokter umum / dokter spesialis dapat mempertimbangkan manfaat dengan risikonya. |
Bentuk obat | Cairan suntik, tablet (salut enterik dan salut selaput) |
Peringatan:
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika memiliki alergi terhadap pantoprazole atau obat-obatan sejenis, seperti esomeprazole, lansoprazole, omeprazole, rabeprazole.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika sedang menjalani pengobatan dengan antikoagulan, digoxin, diuretik, erlotinib, suplemen zat besi, ketoconazole, methotrexate, dan mycophenolate mofetil.
- Konsultasikan kepada dokter umum / dokter spesialis jika sedang atau pernah menderita gangguan kesehatan sebagai berikut:
- Hipomagnesemia, yaitu rendahnyah kadar magnesium dalam darah.
- Lupus, yaitu kondisi ketika sistem imun menyerang berbagai jaringan dan organ dalam tubuh.
- Osteoporosis, yaitu kondisi ketika tulang menjadi keropos, rapuh, dan mudah patah.
- Penyakit liver.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan pantoprazole, segera temui dokter.
Dosis Pantoprazole
Dosis pantoprazole berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut inih adalah dosis umum penggunaan pantoprazole untuk beberapa kelompok usia:
Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison
- Suntik (intravena)
Dewasa: 80 mg, 1-2 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan hingga 240 mg per hari, pemberian dosis dapat dibagi melalui injeksi lambat atau infus jangka pendek selama 2-15 menit. Bentuk obat dapat diubah sesegera mungkin menjadi tablet.
Lansia: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
- Tablet
Dewasa: Dosis awal: 80 mg, sekali sehari pada pagi hari. Dosis dapat disesuaikan hingga 240 mg per hari jika diperlukan. Dosis harian yang > 80 mg perlu dibagi menjadi 2 kali pemberian.
Lansia: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Kondisi: GERD (penyakit refluks asam lambung) dan tukak lambung
- Suntik (intravena)
Dewasa: 40 mg per hari, melalui injeksi lambat atau infus jangka pendek selama 2-15 menit. Bentuk obat dapat diubah sesegera mungkin menjadi tablet.
Lansia: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Kondisi: Esofagitis erosif
- Tablet
Dewasa: 20-40 mg, sekali sehari pada pagi hari, selama 4 minggu. Lama pengobatan dapat ditingkatkan hingga 16 minggu jika diperlukan.
Lansia: penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Anak usia >5 tahun berat badan 15-40 kg: 20 mg.
Anak usia >5 tahun berat badan >40 kg: 40 mg. Seluruh dosis diminum sekali sehari pada pagi hari, dengan lama pengobatan hingga 8 minggu.
Kondisi: Pencegahan tukak lambung akibat obat antiinflamasi nonsteroid
- Tablet
Dewasa: 20 mg, sekali sehari pada pagi hari.
Lansia: penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori
- Tablet
Dewasa: 1 week triple therapy: 40 mg, dua kali sehari, digabungkan dengan obat lain seperti clarithromycin dan amoxicillin, atau clarithromycin dan amoxicillin, atau clarithromycin dan metronidazol
Lansia: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Kondisi: GERD (penyakit refluks asam lambung)
- Tablet
Dewasa: 20-40 mg, sekali sehari pada pagi hari, selama 4 minggu. Lama pengobatan dapat ditingkatkan hingga 8 minggu jika diperlukan. Dosis perawatan: 20-40 mg per hari. Dosis alternatif: 20 mg per hari pada gejala yang berulang.
Lansia: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Anak usia ≥5 tahun berat badan 15-40 kg: 20 mg.
Anak usia ≥5 tahun berat badan >40 kg: 40 mg. Seluruh dosis diminum sekali sehari pada pagi hari.
Kondisi: Tukak lambung dan ulkus duodenum
- Tablet
Dewasa: 40 mg, sekali sehari pada pagi hari, selama 2-4 minggu untuk ulkus duodenum. Sedangkan untuk tukak lambung, 4-8 minggu.
Anak-anak: Penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Menggunakan Pantoprazole dengan Benar
Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan bacalah keterangan yang tertera pada kemasan obat dalam menggunakan pantoprazole.
Pantoprazole dalam bentuk tablet dikonsumsi sebelum makan. Minumlah tablet pantoprazole secara utuh dengan air. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet karena dapat mengurangi efektivitas obat.
Usahakan untuk mengonsumsi pantoprazole pada jam yang sama setiap harinya, untuk memaksimalkan efek pantoprazole.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi pantoprazole, disarankan untuk segera melakukannyah jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpanlah pantoprazole di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Segera hubungi dokter umum / dokter spesialis atau tim medis jika gejala belum juga mereda atau semakin memburuk, dan muncul efek samping lainnya.
Hindarilah beberapa makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala yang berkaitan dengan asam lambung, misalnyah makanan pedas, minuman panas, minuman beralkohol, kopi, cokelat, dan tomat. Selain itu, hindari juga rokok.
Khusus untuk refluks asam lambung, kelebihan berat badan dapat memperburuk gejala yang muncul. Karena itu, bagi mereka yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas, upayakan untuk menurunkannya.
Interaksi Obat
Interaksi dapat terjadi jika pantoprazole dikonsumsi bersama dengan beberapa jenis obat berikut ini:
- Digoxin – meningkatkan kadar atau efek digoxin akibat meningkatnyah pH lambung.
- Diuretik – meningkatkan risiko hipomagnesemia.
- Warfarin – meningkatkan INR (standar efek antikoagulan oral) dan waktu pembekuan darah.
- Methotrexate – meningkatkan kadar methotrexate dalam darah.
- Sukralfat – menghambat penyerapan pantoprazole.
- Ketoconazole, itraconazole – menurunkan penyerapan ketoconazole dan itraconazole.
Efek Samping Pantoprazole
Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi pantoprazole, antara lain adalah:
- Ruam
- Pruritus, yaitu rasa gatal di seluruh atau beberapa bagian tubuh
- Mual
- Muntah
- Nyeri kepala
- Nyeri dada
- Nyeri lambung
- Perut kembung
- Konstipasi
- Diare
Beberapa efek samping lebih serius yang mungkin muncul setelah mengonsumsi pantoprazole, antara lain:
- Sindrom Steven-Johnson, yaitu gangguan yang menyerang kulit dan membran mukosa akibat infeksi atau reaksi obat.
- Syok anafilaktik.
- Rhabdomyolysis.
- Eritema multiformis.
- Pansitopenia, yaitu kondisi ketika jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit mengalami penurunan.
- Pankreatitis
- Angioedema, yaitu pembengkakan yang terjadi di bawah lapisan kulit.
- Gagal hati.
Belum ada Komentar untuk "Pantoprazole"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.