Phenobarbital




Phenobarbital yaitu obat untuk mengendalikan dan mengurangi kejang. Dengan berkurangnyah kejang, penderita dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara normal dan terhindar dari cedera yang timbul akibat kejang. Obat inih juga dapat digunakan sebagai obat penenang dan membantu untuk tidur, yang biasanyah digunakan untuk waktu singkat, yaitu tidak lebih dari 2 minggu.


Phenobarbital bekerja dengan cara mengendalikan aktivitas listrik abnormal di sistem saraf dan bagian otak tertentu, yang menjadi penyebab kejang.



Merek obat: Sibital, Phental, Phenobarbital


Tentang Obat Phenobarbital





























Golongan
Antikonvulsan golongan barbiturat
KategoriObat resep
ManfaatMengendalikan dan mengurangi kejang
Digunakan olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusui
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnyah manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnyah untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Phenobarbital dapat diserap ke dalam ASI. Bagi ibu menyusui, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum menggunakan obat ini.


Bentuk obatTablet dan suntik

Peringatan:



  • Jangan mengonsumsi obat inih jika memiliki alergi terhadap phenobarbital.

  • Hindari mengonsumsi obat inih jika memiliki riwayat ketergantungan terhadap phenobarbital atau obat penenang lainnya, seperti diazepam, alprazolam, dan lorazepam.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin.

  • Harap berhati-hati dan konsultasikan kepada dokter umum / dokter spesialis terlebih dahulu jika memiliki kondisi:

    • Menderita gangguan ginjal dan hati.

    • Menderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis.

    • Memiliki riwayat porfiria.

    • Gangguan kelenjar di otak (kelenjar pituitari atau hipofisis).

    • Tumor di kelenjar adrenal.



  • Disarankan untuk tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin berat saat dalam pengaruh phenobarbital karena bisa mengurangi tingkat kewaspadaan, dan jangan mengonsumsi minuman keras karena bisa meningkatkan rasa kantuk.

  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan phenobarbital, segera temui dokter.


Dosis Phenobarbital


Dosis phenobarbital berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut inih adalah dosis umum penggunaan phenobarbital:


Kondisi: Obat penenang sebelum operasi



  • Suntik intramuskular
    Dewasa: 100-200 mg, 60-90 menit sebelum operasi.
    Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
    Anak-anak: 16-100 mg, 60-90 menit sebelum operasi.



  • Suntik intravena atau tablet
    Anak-anak: 1-3 mg/kgBB, sebelum operasi.


Kondisi: Penanganan darurat terhadap kejang akut pada pasien epilepsi



  • Suntik
    Dewasa: 200-600 mg, dilanjutkan dengan phenobarbital tablet 100-300 mg per hari pada malam hari.
    Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
    Anak-anak: 100-400 mg, dilanjutkan dengan tablet 3-5 mg/kgBB atau 125 mg/m2 per hari.


Kondisi: Obat penenang



  • Tablet
    Dewasa: 30-120 mg yang dibagi ke dalam 2-3 jadwal konsumsi.
    Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
    Anak-anak: 6 mg/kgBB per hari atau 180 mg/m2, yang dapat dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi.


Kondisi: Obat tidur (hipnotik)



  • Tablet
    Dewasa: 100-320 mg, khusus pengobatan insomnia, obat tidak boleh dikonsumsi selama lebih dari 2 minggu.
    Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.



  • Suntik
    Dewasa: 100-320 mg, khusus pengobatan insomnia, obat tidak boleh digunakan selama lebih dari 2 minggu.
    Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.



Menggunakan Phenobarbital dengan Benar


Ikuti anjuran dokter umum / dokter spesialis dan baca informasi yang tertera pada kemasan phenobarbital sebelum mulai menggunakannya.


Phenobarbital bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dan gunakan air putih untuk menelan tablet phenobarbital.


Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Konsumsi phenobarbital pada malam hari karena obat inih bisa menyebabkan kantuk. Penderita epilepsi dilarang untuk mengemudi hingga diperbolehkan oleh dokter, atau biasanyah setelah pasien tidak lagi mengalami kejang-kejang selama satu tahun.


Untuk mencegah kejang muncul kembali pada penderita epilepsi, phenobarbital harus dikonsumsi tiap hari. Jangan menghentikan konsumsi phenobarbital tanpa seizin dokter.


Bagi pasien yang lupa mengonsumsi phenobarbital, disarankan untuk segera melakukannyah begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.


Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter umum / dokter spesialis secara teratur selama mengonsumsi phenobarbital agar dokter umum / dokter spesialis dapat memonitor perkembangan kondisi.


Pasien wanita yang menggunakan kontrasepsi pil KB, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter umum / dokter spesialis tentang pemilihan alat kontrasepsi lain karena phenobarbital bisa membuat pil kontrasepsi menjadi tidak efektif.


Simpanlah phenobarbital di dalam tempat penyimpanan yang tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu ruangan yang terlindung dari paparan sinar matahari.



Interaksi Phenobarbital dengan Obat Lain


Berikut inih adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan phenobarbital bersama dengan obat lain:




  • Warfarin. Phenobarbital dapat mengurangi kadar warfarin dalam darah, sehingga kurang efektif dalam mencegah pembekuan darah.


  • Kortikosteroid. Phenobarbital dapat mengurangi efektivitas kortikosteroid dalam tubuh, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.


  • Doxycycline. Phenobarbital dapat mengurangi kemampuan doxycycline untuk mengobati infeksi, karena tubuh tidak mampu memproses doxycycline dengan baik.


  • Griseofulvin. Phenobarbital dapat menghambat penyerapan griseofulvin dalam darah dan menurunkan efektivitasnya.


  • Progesteron dan estradiol. Phenobarbital dapat menurunkan efek obat-obatan ini.


Efek Samping Phenobarbital


Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan phenobarbital adalah:



  • Merasa lelah.

  • Mengantuk.

  • Pusing.

  • Sakit kepala.

  • Sensitif atau mudah marah.


  • Disartria, yaitu melemahnyah otot-otot bicara.

  • Ataksia, yaitu kondisi berkurangnyah kendali otot dan koordinasi gerakan tubuh, seperti berjalan atau mengambil benda.

  • Kesemutan.


  • Vertigo.


Untuk pasien lansia, efek samping yang mungkin muncul adalah disorientasi dan depresi. Sementara untuk pasien anak-anak, efek samping yang mungkin muncul adalah anak menjadi hiperaktif.



Belum ada Komentar untuk "Phenobarbital"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel