Rabeprazole
Rabeprazole yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada kerongkongan hingga lambung. Beberapa kondisi yang mampu ditangani dengan pemberian rabeprazole ialah tukak lambung dan ulkus duodenum, refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD), sindrom Zollinger-Ellison, dan esofagitis erosif. Selain itu, obat inih juga dapat dikombinasikan dengan antibiotik untuk membunuh bakteri Helicobacter pylori, salah satu penyebab tukak lambung.
Rabeprazole bekerja dengan cara mengurangi kadar asam yang diproduksi oleh lambung. Obat inih tersedia dalam bentuk tablet.
Merek dagang: Pariet
Tentang Rabeprazole
Golongan | Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor) |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Menurunkan kadar asam lambung yang berguna untuk menangani beragam penyakit yang menyerang kerongkongan (esofagus) hingga lambung. |
Dikonsumsi oleh | Remaja usia 12 tahun hingga orang dewasa |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin. Rabeprazole belum diketahui apakah bisa diserap ke dalam ASI atau tidak. Bagi wanita yang sedang menyusui, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter umum / dokter spesialis terlebih dulu sebelum mengonsumsi obat ini. |
Bentuk | Tablet |
Peringatan:
- Jangan memberikan rabeprazole kepada anak-anak usia 0-11 tahun.
- Diskusikan kembali dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai dosis rabeprazole yang tepat untuk orang berusia di atas 60 tahun.
- Hati-hati jika memiliki riwayat alergi (terutama terhadap obat-obatan penghambat pompa proton), penyakit hati, gangguan sistem kekebalan tubuh (contohnyah lupus), osteoporosis, dan hipomagnesemia atau kekurangan magnesium.
- Konsumsi rabeprazole untuk jangka waktu yang panjang (lebih dari 3 tahun), dapat mengakibatkan kekurangan vitamin B12 atau cyanocobalamin.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk suplemen dan produk herba, untuk menghindari terjadinyah interaksi obat yang merugikan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi rabeprazole, segera temui dokter.
Dosis Rabeprazole
Kondisi | Dosis |
Tukak lambung dan ulkus duodenum | Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari di pagi hari. Untuk penyakit ulkus duodenum, obat harus dikonsumsi selama 4-8 minggu. Sedangkan untuk tukak lambung, obat harus dikonsumsi selama 6-12 minggu. |
GERD | Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari di pagi hari, selama 4-8 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 10-20 mg per hari. Remaja usia 12 tahun atau lebih: 20 mg, 1 kali sehari di pagi hari, maksimal hingga 8 minggu. |
Esofagitis erosif | Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari di pagi hari, selama 4-8 minggu. Jika kondisi belum juga membaik, pengobatan bisa dilanjutkan untuk 8 minggu ke depan. Dosis pemeliharaan adalah 20 mg per hari. |
Sindrom Zollinger-Ellison | Dewasa: 60 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Jika diperlukan, dapat ditingkatkan hingga 120 mg per hari. Dosis di atas 100 mg harus dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. |
Infeksi bakteri H. pylori | Dewasa: 20 mg, 2 kali sehari, yang dikombinasikan dengan clarithromycin 500 mg dan amoxicillin 1 g. Atau, dengan clarithromycin 250 mg dan metronidazole 400 mg. |
Mengonsumsi Rabeprazole dengan Benar
Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat dan ikutilah saran dokter umum / dokter spesialis sebelum menggunakan rabeprazole. Jangan mengurangi atau menambah dosis obat tanpa seizin dokter.
Mengonsumsi rabeprazole bisa dilakukan sebelum atau sesudah makan. Telan tablet secara utuh sambil minum air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet di dalam mulut.
Habiskan dosis obat yang diresepkan oleh dokter, jangan menghentikan konsumsi obat di tengah-tengah masa pengobatan, meski kondisi sudah mulai membaik. Jika ragu, tanyakan kepada dokter umum / dokter spesialis untuk menghentikan konsumsi obat.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi rabeprazole disarankan untuk segera melakukannyah begitu ingat, jika jeda dengan dosis berikutnyah tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Interaksi Obat
Berikut inih adalah contoh obat yang dapat menimbulkan interaksi merugikan jika digunakan bersama dengan rabeprazole:
- Rilpivirine, clopidogrel, itraconazole, atau ketoconazole - menurunkan efektivitas obat-obatan ini.
Sukralfat - menurunkan efektivitas rabeprazole.- Digoxin atau obat-obatan diuretik - meningkatkan risiko hipermagnesemia (tingginyah kadar magnesium di dalam darah).
- Methotrexate - meningkatkan risiko munculnyah efek samping methotrexate.
- Warfarin: meningkatkan risiko perdarahan.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Rabeprazole
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Umumnyah efek samping setelah mengonsumsi rabeprazole tergolong ringan dan hilang dengan sendirinyah setelah konsumsi obat dihentikan.
Berikut inih adalah sejumlah efek samping ringan hingga serius (jarang terjadi) setelah mengonsumsi rabeprazole:
- Sakit kepala
- Merasa tidak enak badan
- Muntah
- Sakit perut atau perut kembung
Diare atau konstipasi- Nyeri ketika buang air kecil
- Nyeri sendi
- Penyakit kuning
- Urine berwarna gelap
- Sariawan
- Sakit tenggorokan
- Demam.
Belum ada Komentar untuk "Rabeprazole"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.