Hipermagnesemia
Hipermagnesemia adalah keadaan medis yang muncul ketika kadar magnesium dalam darah terlalu tinggi. Hipermagnesemia tergolong salah satu penyakit yang jarang terjadi. Biasanyah terjadi karena ginjal tidak mampu membuang magnesium yang berlebih dalam darah, sehingga tubuh mengalami kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.
Gejala Hipermagnesemia
Gejala hipermagnesemia seringkali tidak dirasakan ketika kadar magnesium masih berada sedikit di atas normal. Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala-gejala yang dapat dirasakan, sebagai berikut:
- Sakit kepala.
- Wajah memerah.
- Lesu.
- Diare.
- Pusing.
- Pingsan.
- Mual dan muntah.
- Tidak bisa buang air kecil.
- Refleks menjadi lambat.
- Otot lemah atau lumpuh.
- Tekanan darah rendah.
- Gangguan irama jantung.
- Gangguan pernapasan.
Penyebab Hipermagnesemia
Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal. Terutama saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung magnesium, seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat pencahar. Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga berisiko menderita hipermagnesemia.
Selain itu, ada beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan hipermagnesemia, di antaranyah adalah penderita luka bakar, hipotiroidisme, penyakit Addison, depresi, atau milk alkali syndrome. Milk alkali syndrome adalah keadaan di mana kadar kalsium tinggi dalam darah (hypercalcemia), akibat asupan kalsium yang berlebihan.
Diagnosis Hipermagnesemia
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter umum / dokter spesialis akan menanyakan keadaan medis pasien, serta obat-obatan dan suplemen apa saja yang sedang dikonsumsi. Selanjutnya, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan tes darah untuk mengecek kadar magnesium dalam darah. Kadar magnesium normal dalam darah adalah 1,7-2,3 mg/dL. Bila kadarnyah melebihi 2,3 mg/dL, orang tersebut mengalami hipermagnesemia.
Pengobatan Hipermagnesemia
Pengobatan hipermagnesemia disesuaikan dengan penyebabnya. Contoh-contoh pengobatan yang mungkin dilakukan oleh dokter umum / dokter spesialis adalah:
- Obat diuretik. Diuretik bertujuan untuk meningkatkan produksi urin sehingga magnesium banyak terbuang. Infus cairan garam dapat diberikan untuk mencegah terjadi dehidrasi akibat meningkatnyah produksi urine. Namun, perlu diingat pengobatan inih hanyah ditujukan untuk pasien yang produksi urinenyah masih normal dan fungsi ginjalnyah masih baik.
- Infus kalsium glukonat. Ditujukan kepada penderita hipermagnesemia yang disertai gangguan pernapasan dan jantung. Kalsium dapat menetralkan efek dari magnesium.
- Cuci darah atau dialisis. Jenis pengobatan inih dilakukan untuk pasien dengan:
- Gangguan fungsi ginjal.
- Keluhan jantung dan saraf yang berat.
- Hipermagnesemia berat (>4 mmol/L).
Pencegahan Hipermagnesemia
Beberapa tindakan pencegahan hipermagnesemia, antara lain adalah:
- Hindari mengonsumsi makanan bermagnesium tinggi secara berlebihan. Dalam keadaan sehat, pria dewasa umumnyah harus mengonsumsi 400-420 mg magnesium per harinya. Sementara, wanita dewasa harus mengonsumsi 310-320 mg per hari, dan wanita hamil membutuhkan dosis magnesium yang lebih tinggi.
- Konsumsi suplemen atau obat-obat yang mengandung masgnesium sesuai aturan pakai atau petunjuk dokter. Hindari mengonsumsi suplemen atau obat yang mengandung masgnesium, seperti antasida dan obat pencahar, di luar dosis yang dianjurkan oleh dokter umum / dokter spesialis atau yang tertera pada aturan pakai, karena berisiko meningkatkan kadar magnesium dalam darah, terutama untuk pasien gagal ginjal.
Pada umumnya, orang dengan keadaan sehat memiliki risiko sangat rendah untuk mengalami hipermagnesemia. Bagi penderita gangguan fungsi ginjal, diskusikan selalu dengan dokter umum / dokter spesialis mengenai risiko serta manfaat obat dan suplemen yang mengandung magnesium, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Belum ada Komentar untuk "Hipermagnesemia"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.