Penyakit Paru Interstisial


Penyakit paru interstisial atau interstitial lung disease adalah kelompok penyakit paru-paru yang ditandai oleh pertumbuhan jaringan parut atau fibrosis pada organ paru-paru. Gejalanyah adalah batuk kering hingga sesak napas yang bisa memburuk seiring waktu.

Penderita penyakit paru interstisial akan mengalami penebalan jaringan interstisial, yaitu jaringan di sekitar alveoli (kantung udara di paru-paru). Kondisi inih dapat menyebabkan penurunan elastisitas jaringan paru-paru, sehingga fungsi pernapasan menurun dan pasokan oksigen dalam darah berkurang.

Gejala Interstitial Lung Disease

Gejala penyakit paru interstisial muncul ketika kerusakan pada jaringan interstisial telah memengaruhi sistem pernapasan. Gejala yang muncul pada penderita penyakit paru interstisial adalah batuk kering yang dapat memburuk saat melakukan aktivitas.

Seiring waktu, gejala lainnyah juga muncul, antara lain cepat lelah, nyeri pada otot dan sendi, penurunan berat badan, demam, serta sesak napas. Gejala penyakit paru insterstisial dapat terus memburuk seiring waktu.

Pada penderita penyakit paru interstisial tahap akhir, dapat terlihat gejala dan tanda yang lebih serius. Gejala dan tanda tersebut berkaitan dengan penurunan kadar oksigen dalam darah, yaitu:

Kapan harus ke dokter umum / dokter spesialis

Lakukan pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis sedini mungkin ketika mengalami batuk kering yang berkepanjangan dan terus memburuk. Gejala tersebut sangat umum terjadi pada berbagai penyakit paru-paru. Oleh karena itu, pemeriksaan dini sangat diperlukan untuk mendeteksi jenis penyakit yang terjadi, agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan.

Penyakit paru interstisial merupakan penyakit yang berkepanjangan (kronis), sehingga diperlukan kontrol rutin ke dokter umum / dokter spesialis paru untuk memantau perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi.

Penyakit paru interstisial dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, misalnyah rheumatoid arthritis; atau akibat efek samping dari obat, seperti amiodarone. Bila Anda menderita rheumatoid arthritis atau mengonsumsi amiodarone untuk jangka panjang, lakukanlah kontrol rutin ke dokter umum / dokter spesialis untuk memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan.

Penyakit paru interstisial juga bisa muncul akibat paparan partikel asbes. Bagi pekerja yang berisiko terpapar asbes, perusahaan akan melakukan medical check-up karyawan secara berkala sesuai kebijakan perusahaan. Patuhi aturan perusahaan terkait keselamatan kerja, untuk mencegah penyakit akibat paparan asbes.

Penyebab Interstitial Lung Disease

Penyakit paru interstisial terjadi ketika paru-paru mengalami cedera, yang kemudian memicu respons yang salah dari tubuh. Respons inih mengakibatkan terbentuknyah jaringan parut di paru-paru.

Beberapa hal atau keadaan yang dapat mengakibatkan cedera di paru-paru sehingga memicu repons yang salah dari tubuh adalah:

Penyakit autoimun

Berbagai penyakit autoimun dapat memicu munculnyah penyakit paru interstisial, di antaranya:

Efek samping obat

Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan memicu munculnyah penyakit paru interstisial adalah:

Paparan material berbahaya

Pekerja di pertambangan, pertanian, atau konstruksi sering kali terpapar bahan kimia yang berbahaya bagi paru-paru, sehingga berisiko tinggi mengalami penyakit paru interstisial. Contoh material berbahaya tersebut adalah serat asbestos, debu batu bara, dedak, spora jamur dan kapang, debu silika, dan kotoran burung.

Selain faktor pemicu yang telah disebutkan di atas, ada juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru interstisial, antara lain:

Meski begitu, ada beberapa jenis penyakit paru interstisial yang belum diketahui penyebabnyah hingga saat ini.

Contoh Interstitial Lung Disease

Beberapa contoh penyakit paru interstisial adalah:

  • Pneumonia interstisial
  • Fibrosis paru idiopatik
  • Pneumonitis interstisial nonspesifik
  • Pneumonitis hipersensitivitas
  • Cryptogenic organizing pneumonia (COP)
  • Pneumonia interstisial deskuamatif
  • Sarkoidosis
  • Asbestosis

Diagnosis Interstitial Lung Disease

Gejala penyakit paru interstisial sangat umum dijumpai di berbagai penyakit pernapasan lainnya. Gejala penyakit paru interstisial yang tidak spesifik menyebabkan proses diagnosis penyakit inih menjadi cukup sulit.

Karena alasan tersebut, dokter umum / dokter spesialis akan memeriksa kemungkinan adanyah faktor yang dapat memicu penyakit paru interstisial. Melalui tanya-jawab, dokter umum / dokter spesialis akan menelusuri gejala, riwayat kesehatan, serta pekerjaan dan kebiasaan pasien.

Setelah itu, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan fisik dengan stetoskop, untuk mendengarkan suara pernapasan. Selain menelusuri gejala dan memeriksa keadaan fisik pasien, dokter umum / dokter spesialis juga perlu melakukan berbagai pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis penyakit ini. Pemeriksaan tersebut berupa:

Pemindaian

Metode pemindaian paru-paru yang digunakan untuk mendeteksi adanyah penyakit paru interstisial adalah foto Rontgen dada dan CT scan.

Tes fungsi paru

Tes inih dilakukan untuk mengukur kinerja paru-paru dengan pemeriksaan khusus yang dinamakan spirometri.

Biopsi jaringan paru-paru

Pemeriksaan inih dilakukan untuk melihat sampel jaringan paru-paru secara lebih detail melalui pengamatan di bawah mikroskop. Sampel jaringan paru-paru bisa diambil melalui prosedur bronkoskopi, yaitu menggunakan alat seperti selang kecil berkamera yang masuk melalui mulut atau hidung.

Pengobatan Interstitial Lung Disease  

Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan menjaga kualitas hidup pasien. Salah satunyah adalah dengan pemberian obat-obatan di bawah ini:

  • Kontikosteroid
    Obat kortikosteroid digunakan untuk menghambat aktivitas sistem imun, sehingga respons tubuh yang menimbulkan peradangan dan kerusakan organ paru dapat ditekan.
  • Obat antifibrosis
    Obat antifobrosis diberikan untuk penderita fibrosis paru idiopatik. Contoh obat golongan inih adalah pirfenidone atau nintedanib.
  • Antibiotik dan antijamur
    Antibiotik diberikan kepada penderita pneumonia interstisial yang disebabkan oleh infeksi bakteri, sedangkan antijamur diberikan untuk penderita pneumonia interstisial yang disebabkan oleh infeksi jamur.
  • Obat penurun produksi asam lambung
    Gejala asam lambung naik dapat memperburuk gejala penyakit paru interstisial. Untuk menurunkan produksi asam lambung, dokter umum / dokter spesialis dapat memberikan obat maag golongan penghambat pompa proton atau antagonis H2.

Selain pemberian obat, ada metode lain yang juga dapat digunakan dalam penanganan penyakit paru interstisial, yaitu:

  • Penggunaan oksigen tambahan
    Oksigen tambahan dari tabung oksigen bertujuan untuk menambah pasokan oksigen yang kurang ke tubuh penderita penyakit paru interstisial.
  • Program rehabilitasi paru
    Program rehabilitasi paru bertujuan untuk membuat paru-paru lebih efektif dalam bekerja. Program inih meliputi latihan fisik dan latihan teknik pernapasan, serta dukungan emosional dan bimbingan nutrisi.
  • Transplantasi paru
    Transplantasi paru merupakan langkah pengobatan terakhir bagi penderita penyakit paru interstisial. Metode inih dilakukan jika berbagai metode penanganan lain sudah tidak dapat meringankan gejala dan tidak dapat memperbaiki kualitas hidup penderita.

Perlu diketahui, tidak semua kerusakan jaringan paru pada penyakit paru interstisial dapat disembuhkan. Pengobatan yang diberikan juga tidak selalu berhasil. Kesembuhan ditentukan oleh jenis dan keparahan penyakit, serta keadaan penderita.

Komplikasi Interstitial Lung Disease

Penyakit paru interstisial dapat menyebabkan komplikasi pada penderitanya. Beberapa komplikasi akibat penyakit inih adalah:

Pencegahan Interstitial Lung Disease

Tidak semua jenis penyakit paru interstisial dapat dicegah, misalnyah jenis yang belum diketahui penyebabnya. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan sesuai dengan faktor pemicu dan faktor risikonya, antara lain:

  • Menggunakan alat pelindung diri di tempat kerja untuk menghindari paparan partikel berbahaya di tempat kerja.
  • Berhenti merokok, untuk menjaga dan melindungi paru-paru dari jenis penyakit apa pun, termasuk penyakit paru interstisial.
  • Melakukan vaksinasi, seperti vaksin flu dan pneumonia, untuk melindungi paru-paru dari infeksi yang bisa memicu munculnyah penyakit paru interstisial.

Belum ada Komentar untuk "Penyakit Paru Interstisial"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel