Chikungunya


Chikungunyah adalah infeksi virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus inih menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah.

Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, sepanjang tahun 2017 terdapat 126 kasus chikungunyah di 4 kota/kabupaten di Indonesia. Dari 126 kasus tersebut, 121 kasus terjadi di provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan 5 sisanyah terjadi di Aceh. Hingga saat ini, belum ada laporan kematian akibat chikungunya.

Penyebab Chikungunya

Chikungunyah disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk tersebut mendapatkan virus chikungunyah saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk pembawa virus tadi. Perlu diketahui bahwa virus chikungunyah tidak menyebar secara langsung dari orang ke orang.

Virus chikungunyah dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit inih lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun ke atas, dan individu dengan keadaan medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Gejala Chikungunya

Pada beberapa kasus, chikungunyah tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, umumnyah penderita chikungunyah mengalami gejala, seperti:

  • Demam hingga 39 derajat Celsius
  • Nyeri pada otot dan sendi
  • Sendi bengkak
  • Nyeri pada tulang
  • Sakit kepala
  • Muncul ruam di tubuh
  • Lemas
  • Mual

Gejala di atas biasanyah timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Tapi pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunyah yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.

Diagnosis Chikungunya

Gejala chikungunyah mirip dengan gejala demam berdarah dan virus zika. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami gejala di atas disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

Beri tahu dokter umum / dokter spesialis bila sebelum gejala muncul, Anda bepergian ke daerah endemik chikungunya. Informasi tersebut akan membantu dokter umum / dokter spesialis membuat diagnosis yang tepat. Kemudian untuk lebih memastikan diagnosis, dokter umum / dokter spesialis akan menjalankan tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays). Tes ELISA adalah tes serologi guna mengecek keberadaan antibodi IgM dan IgG yang terkait dengan chikungunya.  Umumnya, kadar antibodi IgM sangat tinggi pada 3-5 minggu setelah gejala muncul, dan bisa bertahan hingga 2 bulan.

Pengobatan Chikungunya

Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya, karena penderita akan sembuh dengan sendirinya. Dalam banyak kasus, gejala akan mereda dalam seminggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.

Perlu diketahui, jangan menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter umum / dokter spesialis memastikan gejala yang dialami bukan gejala demam berdarah. Hal tersebut untuk mencegah terjadinyah perdarahan. Bila Anda sedang menjalani pengobatan untuk keadaan lain, sebaiknyah berkonsultasi dahulu dengan dokter umum / dokter spesialis sebelum mengonsumsi obat lain.

Pencegahan Chikungunya

Pencegahan chikungunyah sama seperti pencegahan penyakit lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Cara yang utama adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan 3M Plus. 3M yang dimaksud meliputi:

  • Menutup rapat tempat penyimpanan air.
  • Menguras tempat penampungan air.
  • Mengubur barang bekas yang bisa menampung air.

Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M, yaitu:

  • Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.
  • Memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
  • Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian.

Di samping sejumlah langkah di atas, Anda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan tambahan, terutama bila hendak bepergian ke daerah endemik chikungunya, antara lain:

  • Menggunakan losion anti-nyamuk dengan kandungan N,N-diethylmetatolumide (DEET) secara rutin. Bila Anda mengenakan tabir surya, oleskan losion setelah tabir surya.
  • Menggunakan obat nyamuk bakar yang diletakkan di luar untuk membantu mengusir nyamuk.
  • Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang setiap waktu.

Komplikasi Chikungunya

Pada kasus yang jarang, chikungunyah dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:

  • Uveitis (radang pada bagian mata yang disebut uvea)
  • Retinitis (radang pada retina mata)
  • Miokarditis (peradangan otot jantung)
  • Nefritis (peradangan pada ginjal)
  • Hepatitis (radang hati)
  • Meningoensefalitis (radang selaput otak)
  • Mielitis (radang pada satu segmen saraf tulang belakang)
  • Sindrom Guillain- BarrĂ© (gangguan sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan)

Belum ada Komentar untuk "Chikungunya"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel