Sindrom HELLP




Sindrom HELLP adalah rangkaian kejadian yang dapat mengancam kehamilan. HELLP merupakan singkatan dari tiga kondisi, yaitu:




  • H (hemolisis), yaitu kerusakan atau hancurnyah sel darah merah, yang memiliki tugas untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.


  • EL (elevated liver enzymes), atau meningkatnyah kadar enzim yang dihasilkan organ hati, akibat gangguan fungsi hati.


  • LP (low platelets count), atau rendahnyah kadar keping darah (trombosit). Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.


Gejala-gejala sindrom HELLP berupa sakit kepala, mual, muntah, lemas, merasa tidak enak badan, bengkak pada wajah atau lengan, berat badan bertambah, nyeri pada perut bagian kanan-atas, perdarahan, hingga kejang.



Sindrom HELLP terjadi pada 1-2 dari 1000 kehamilan. Pada ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi (preeklamsia) atau hingga kejang (eklamsia), risiko terjadinyah sindrom HELLP meningkat menjadi 10-20 persen. Sindrom inih biasanyah terjadi pada trimester ke-3 kehamilan atau pada usia kehamilan 26-40 minggu. Namun dalam beberapa kasus, sindrom HELLP terjadi setelah melahirkan.


Penyebab Sindrom HELLP


Belum diketahui secara pasti penyebab munculnyah sindrom HELLP pada ibu hamil. Terdapat dugaan bahwa terjadinyah keadaan inih dipicu oleh preeklamsia atau eklamsia pada saat kehamilan. Sedangkan dugaan lainnyah adalah sindrom antifosfolipid, yaitu keadaan yang berisiko menyebabkan penggumpalan darah.


Sejumlah faktor berikut inih dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk menderita sindrom HELLP:



  • Menderita hipertensi

  • Berusia di atas 35 tahun

  • Memiliki berat badan di atas normal atau obesitas

  • Memiliki riwayat sindrom HELLP pada kehamilan sebelumnya

  • Menderita diabetes

  • Menderita penyakit ginjal.


Gejala Sindrom HELLP


Gejala sindrom HELLP bervariasi, seperti merasa tidak enak badan, mudah lelah, nyeri perut di sebelah kanan-atas, sakit kepala, mual, hingga muntah.


Beberapa gejala lain sindrom HELLP yang juga bisa muncul adalah nyeri pundak, nyeri saat menarik napas dalam-dalam, berat badan bertambah melebihi normalnyah ibu hamil, bengkak pada wajah atau lengan, hingga gangguan penglihatan. Dalam kasus yang jarang terjadi, kejang juga dapat terjadi.


Diagnosis Sindrom HELLP


Dokter akan mencurigai seorang pasien menderita sindrom HELLP jika terdapat gejala-gejalanya, yang diperkuat dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan bagian perut, pembesaran organ hati, atau adanyah bagian tubuh yang bengkak.


Sindrom HELLP seringkali terjadi saat trimester ke-3 kehamilan. Namun pada kasus yang jarang terjadi, sindrom HELLP dapat terjadi sebelum masuk trimester ke-3 atau bahkan terjadi dalam kurun waktu 48 jam hingga satu minggu setelah melahirkan.


Gejala sindrom HELLP dapat menyerupai gejala penyakit atau komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit batu empedu, hepatitis, dan gangguan pembekuan darah. Oleh karena itu, dokter umum / dokter spesialis memerlukan pemeriksaan tambahan, seperti tes darah yang bertujuan untuk mengukur jumlah sel darah merah, trombosit, dan pemeriksaan enzim hati.


Untuk memastikan seorang pasien menderita sindrom HELLP, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan beberapa pemeriksaan yang berupa:




  • Tes urine, untuk memeriksa kadar protein di dalam tubuh.


  • MRI, untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan pada organ hati, bila ada kecurigaan ke arah tersebut.


Penanganan Sindrom HELLP


Penanganan sindrom HELLP sangat bergantung pada usia kehamilan dan tingkat keparahan dari gejala-gejala yang ditimbulkan. Namun, pada dasarnyah segera mengeluarkan bayi dari dalam kandungan merupakan jalan terbaik untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.


Pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu, dokter umum / dokter spesialis akan fokus dulu terhadap pematangan fungsi paru-paru pada janin. Selanjutnya, akan diputuskan apakah tindakan persalinan bisa dilakukan atau tidak.


Berikut inih adalah bentuk-bentuk penanganan sindrom HELLP yang bisa diberikan oleh dokter, sebelum siapnyah proses persalinan:




  • Istirahat total di rumah sakit, dengan diawasi secara berkala oleh dokter umum / dokter spesialis dan perawat

  • Pemantauan keadaan janin melalui pemeriksaan seperti tes biofisik dengan menggunakan sonogram, evaluasi pergerakan janin, dan tes nonstres

  • Transfusi darah yang diberikan saat jumlah sel darah merah berada di bawah normal

  • Pemberian obat-obatan, seperti kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin, obat antihipertensi, hingga obat antikejang berupa magnesium sulfat.


Dokter akan mengusahakan persalinan secara normal pada ibu hamil penderita sindrom HELLP, terutama pada pasien dengan serviks yang sehat dan usia kehamilan yang sudah mencapai 34 minggu. Persalinan dengan operasi Caesar akan dihindari karena berisiko menimbulkan komplikasi, seperti perdarahan akibat rendahnyah jumlah trombosit di dalam tubuh.


Pencegahan Sindrom HELLP


Pada banyak kasus kehamilan, sindrom HELLP tidak bisa dicegah, karena penyebabnyah tidak diketahui. Akan tetapi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinyah keadaan ini, yaitu:



  • Menjalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi jenis-jenis makanan sehat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, protein, dan gandum utuh. Lakukan olah raga secara teratur agar terhindar dari diabetes atau hipertensi.


  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter.

  • Segera temui dokter umum / dokter spesialis bila mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan sindrom HELLP, preeklamsia, atau eklamsia, supaya bisa segera ditangani.


Komplikasi Sindrom HELLP


Sejumlah komplikasi sindrom HELLP tergolong cukup serius, di antaranyah adalah:



  • Stroke

  • Ruptur hepar atau robeknyah organ hati

  • Gagal ginjal akut

  • Gangguan sistem pernapasan

  • Edema paru (penumpukan cairan di paru-paru)

  • Perdarahan terus-menerus saat persalinan

  • Koagulasi intravaskular diseminata (disseminated intravascular coagulation/DIC), yaitu penggumpalan darah dan perdarahan yang terjadi di saat yang bersamaan

  • Solusio plasenta, yaitu keadaan di mana plasenta terlepas sebagian atau seluruhnyah dari dinding rahim sebelum waktu persalinan tiba.



Belum ada Komentar untuk "Sindrom HELLP"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel