Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah keadaan ketika seseorang sulit menahan buang air kecil, sehingga jadi mengompol. Inkontinensia urine umumnyah dialami oleh lansia, dan lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Meskipun biasanyah bukan merupakan keadaan yang berbahaya, inkontinensia urine dapat berdampak buruk pada keadaan psikologis dan kehidupan sosial penderita. Segera konsultasikan dengan dokter umum / dokter spesialis jika inkontinensia urine mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala dan Penyebab Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine disebabkan oleh banyak hal, mulai dari gaya hidup hingga keadaan medis tertentu. Berikut inih adalah beberapa penyebab dari inkontinensia urine berdasarkan gejala yang ditimbulkan:
1. Mengompol ketika ada tekanan (stress incontinence)
Penderita inkontinensia jenis inih akan mengompol ketika kandung kemih tertekan, seperti saat batuk, bersin, tertawa keras, atau mengangkat beban. Kondisi inih disebabkan oleh otot saluran kemih yang terlalu lemah untuk menahan urine ketika ada tekanan.
Otot kandung kemih dapat melemah karena berbagai faktor, misalnyah karena proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi pascaoperasi, seperti rusaknyah saluran kemih.
2. Tidak dapat menunda buang air kecil (urge incontinence)
Penderita inkontinensia jenis inih tidak dapat menahan buang air kecil ketika dorongan untuk itu muncul. Sering kali perubahan posisi tubuh atau mendengar suara aliran air membuat penderita mengompol.
Kondisi inih disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan. Kontraksi dipicu oleh konsumsi kafein, soda, alkohol, dan pemanis buatan secara berlebihan, infeksi saluran kemih, sembelit, serta gangguan saraf, seperti stroke atau cedera saraf tulang belakang.
3. Mengompol secara tiba-tiba (overflow incontinence)
Penderita inkontinensia jenis inih dapat ngompol sedikit-sedikit. Kondisi inih terjadi akibat kandung kemih tidak dapat dikosongkan sampai benar-benar kosong (retensi urine kronis), sehingga sisa urine di dalam kandung kemih akan keluar sedikit-sedikit.
Retensi urine kronis dapat terjadi ketika kandung kemih atau saluran kemih mengalami penyumbatan, sehingga mengganggu keluarnyah urine. Penyumbatan inih umumnyah disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat, tumor atau batu pada kandung kemih, atau karena sembelit.
4. Sama sekali tidak bisa menahan urine (inkontinensia total)
Inkontinensia total terjadi ketika kandung kemih sama sekali tidak mampu menampung urine, sehingga penderitanyah akan terus mengompol.
Kondisi inih bisa disebabkan oleh kelainan struktur kandung kemih atau panggul sejak lahir, cedera saraf tulang belakang, atau munculnyah lubang di antara kandung kemih dan organ sekitarnya, misalnyah vagina.
Kapan Harus ke Dokter
Untuk beberapa kondisi, inkontinensia urine harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi atau keadaan yang makin memburuk. Segera hubungi dokter, jika muncul gejala sebagai berikut:
- Salah satu bagian tubuh terasa lemas
- Bagian tubuh kesemutan
- Gangguan berjalan
- Gangguan bicara
- Penglihatan kabur
- Tidak dapat menahan BAB
- Penurunan kesadaran
Faktor Risiko Inkontinensia Urine
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami inkontinensia urine, antara lain:
Usia lanjut
Seiring pertambahan usia, otot kandung kemih dan saluran lubang kencing (uretra) akan semakin melemah. Inkontinensia juga sering kali merupakan bagian dari sindrom geriatri atau sekumpulan masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia.
Jenis kelamin wanita
Inkontinensia urine lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Hal inih dapat dipengaruhi oleh proses kehamilan, melahirkan, dan menopause.
Keturunan
Risiko seseorang terkena inkontinensia urine akan lebih besar, jika salah satu anggota keluarganyah pernah menderita keadaan yang sama.
Merokok
Tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine. Oleh karena itu, perokok lebih berisiko mengalami keadaan ini.
Operasi pengangkatan rahim
Pada wanita, kandung kemih dan rahim didukung oleh beberapa otot yang sama. Ketika rahim diangkat, otot-otot dasar panggul tersebut dapat mengalami kerusakan, sehingga memicu inkontinensia.
Pengobatan kanker prostat
Efek samping obat yang digunakan dalam proses pengobatan kanker prostat dapat berisko menyebabkan inkontinensia urine.
Obat-obatan
Beberapa jenis obat, sepeti obat antihipertensi, obat penenang, dan obat penyakit jantung, dapat memicu terjadinyah inkontinensia urine.
Diagnosis Inkontinensia Urine
Dokter akan menelusuri gejala yang dialami pasien dan penyakit yang pernah dideritanya, serta menanyakan keadaan kesehatan anggota keluarga pasien. Selanjutnya, dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan panggul untuk memeriksa keadaan atau kelainan pada kandung kemih.
Jika diduga ada faktor lain yang menyebabkan inkontinensia urine, maka dokter umum / dokter spesialis akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
Tes urine
Tes inih dilakukan untuk mendeteksi gangguan saluran kemih, seperti infeksi atau perdarahan.
Pengukuran jumlah urine
Pengukuran jumlah urine dilakukan untuk mengetahui apakah ada urine yang tersisa setelah kandung kemih dikosongkan sepenuhnya.
USG saluran kemih
Pemeriksaan inih dilakukan untuk melihat adanyah kelainan pada struktur saluran kemih.
Sistoskopi
Sistoskopi merupakan pemeriksaan dengan alat berupa selang berkamera, untuk melihat keadaan kandung kemih secara lebih jelas.
Pemeriksaan urodinamik
Pemeriksaan inih dilakukan dengan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kamih, untuk mengetahui kekuatan otot kandung kemih dalam menampung cairan.
Pengobatan Inkontinensia Urine
Pengobatan terhadap inkontinensia urine dilakukan berdasarkan penyebab, gejala yang muncul, serta tingkat keparahan gejala yang dialami. Beberapa jenis pengobatan inkontinensia urine yang dapat dilakukan adalah:
Terapi memperkuat otot dasar panggul
Tujuannyah adalah untuk meningkatkan kendali atas aliran urine. Terapi inih dapat dilakukan dengan latihan menahan buang air kecil, senam Kegel, atau menjadwalkan waktu buang air kecil.
Obat penghambat alfa
Obat penghambat alfa diberikan untuk mengurangi kontraksi otot panggul dan kelenjar prostat.
Suntik Botox
Penyuntikan Botox dilakukan langsung ke dalam otot kandung kemih untuk melemaskan otot kandung kemih yang terlalu aktif.
Pemasangan cincin pesarium
Cincin pesarium digunakan untuk mencegah turunnyah rahim, yang bisa mengakibatkan inkontinensia urine.
Operasi
Operasi dilakukan jika metode pengobatan nonbedah tidak efektif untuk mengobati inkontinensia urine. Beberapa metode operasi yang dapat dilakukan adalah:
- Memasang penyangga (sling) di sekitar leher kandung kemih, untuk menahan dan mencegah kebocoran urine.
- Menaikkan leher kandung kemih, kemudian menjahitnya, untuk mencegah kebocoran urine saat kandung kemih mendapat tekanan. Metode inih disebut kolposuspensi (colposuspension).
- Memasang otot buatan di sekitar leher kandung kemih, untuk menjaga agar urine tidak keluar hingga benar-benar ingin buang air kecil.
- Memasang jaring tipis di belakang saluran kemih, untuk menopang saluran kemih agar selalu pada posisinya
- Memperbaiki organ panggul yang turun, untuk mengembalikan panggul ke posisi normal dan mencegah kebocoran urine.
Pencegahan Inkontinensia Urine
Langkah utama untuk mencegah inkontinensia urine adalah menerapkan gaya hidup sehat. Tindakan inih dapat dilakukan dengan cara:
- Menurunkan berat badan, jika Anda memiliki berat badan berlebih.
- Mengonsumsi makanan tinggi serat, untuk mencegah sembelit.
- Membatasi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol.
Berhenti merokok.- Berolahraga secara rutin.
Belum ada Komentar untuk "Inkontinensia Urine"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.