Lopinavir-Ritonavir
Lopinavir-ritonavir adalah kombinasi obat antivirus yang digunakan sebagai obat pendukung untuk menangani infeksi HIV. Lopinavir-ritonavir merupakan antivirus golongan penghambat protease. Kombinasi kedua obat bisa digunakan bersama obat ARV untuk mengurangi jumlah virus HIV di dalam darah.
Lopinavir-ritonavir bekerja dengan menghambat proses pembelahan virus, sehingga virus tidak dapat menginfeksi tubuh. Selain untuk membantu menangani infeksi HIV, lopinavir-ritonavir juga sedang diteliti untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Namun, sampai saat inih belum ada hasil yang memuaskan.
Meskipun lopinavir-ritonavir tidak menyembuhkan HIV, obat-obatan inih dapat memperlambat terjadinyah AIDS (acruired immune deficiency syndrome) dan komplikasi akibat infeksi HIV.
Merek dagang lopinavir-ritonavir: Aluvia
Apa Itu Lopinavir-Ritonavir?
Golongan | Antivirus |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Obat pendukung untuk menangani infeksi virus HIV |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Lopinavir-ritonavir untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin.Lopinavir-ritonavir terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Menggunakan Lopinavir-Ritonavir:
- Jangan menggunakan kombinasi obat lopinavir-ritonavir jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap salah satu atau kedua obat ini.
- Jangan menggunakan lopinavir-ritonavir jika Anda memiliki gangguan fungsi hati yang berat.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda memiliki riawayat penyakit jantung, penyakit hati, gangguan pankreas, diabetes, kolesterol tinggi, hemofilia, atau hipokalemia.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda atau anggota keluarga Anda memiliki riwayat long QT syndrome.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang mengonsumsi pil KB. Hal inih karena lopinavir dan ritonavir dapat mengurangi efektivitas pil KB.
- Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
- Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan lopinavir-ritonavir, segera temui dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Lopinavir-Ritonavir
Dosis lopinavir-ritonavir yang diberikan untuk menangani infeksi virus HIV akan disesuaikan dengan usia, berat badan (BB), dan ukuran luas tubuh (m2) pasien, serta perbandingan sediaan obat lopinavir-ritonavir yang digunakan dan ada tidaknyah penggunaan obat lain. Berikut adalah penjelasannya:
Dewasa
Sediaan yang digunakan adalah:
- Lopinavir 100 mg dan ritonavir 25 mg
- Lopinavir 200 mg dan ritonavir 50 mg
Jika digunakan bersama obat antiretrovial yang tidak mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir yang diberikan adalah 400 mg/100 mg 2 kali sehari, atau 800 mg/200 mg sekali sehari.
Jika digunakan bersama obat antivirus lain yang mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis yang diberikan adalah 500 mg/125 mg 2 kali sehari.
Anak-anak usia ≥2 tahun
Sediaan yang digunakan adalah:
- Lopinavir 100 mg dan ritonavir 25 mg.
Jika digunakan bersama obat antiretrovial yang tidak mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir sesuai berat badan yang diberikan adalah:
- Berat badan 15–25 kg: 200 mg/50 mg, 2 kali sehari
- Berat badan >25–35 kg: 300 mg/75 mg, 2 kali sehari
- Berat badan >35–40 kg: 400 mg/100 mg, 2 kali sehari
- Berat badan 40 kg: sama dengan dosis dewasa
Jika digunakan bersama obat antivirus lainnyah yang mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir akan diberikan sesuai ukuran luas badan, yaitu:
- ≥0,8 hingga <1,2 m2: 300 mg/75 mg, 2 kali sehari
- ≥1,2 hingga <1,4 m2: 400 mg/100 mg, 2 kali sehari
- ≥1,4 m2: 500 mg/125 mg, 2 kali sehari
Cara Menggunakan Lopinavir-Ritonavir dengan Benar
Lopinavir-ritonavir hanyah boleh diberikan oleh dokter. Gunakan lopinavir-ritonavir sesuai dengan anjuran dokter umum / dokter spesialis atau petunjuk penggunaan obat. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa resep dokter.
Jangan menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, walaupun kondisi dirasa telah membaik. Menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba dapat membuat kondisi lebih sulit untuk ditangani.
Lopinavir-ritonavir dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Usahakan untuk tidak melewatkan jadwal konsumsi obat. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko virus menjadi lebih kuat terhadap obat.
Apabila Anda lupa mengonsumsi lopinavir-ritonavir, segera konsumsi obat jika jeda dengan jadwal berikutnyah belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Karena dosis untuk anak-anak ditentukan berdasarkan berat badan atau ukuran luas tubuh, dosis obat yang diberikan mungkin dapat berubah-ubah sesuai dengan berat badan atau ukuran luas tubuh anak. Lakukan konsultasi ke dokter umum / dokter spesialis terlebih dahulu sebelum mengganti dosis.
Simpan lopinavir-ritonavir di kemasan asli obat dan jangan dipindahkan ke tempat lain. Simpan obat dalam suhu ruangan, serta terhindar dari kelembapan dan hawa panas. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Lopinavir-Ritonavir dengan Obat dan Bahan Lain
Jika digunakan bersama dengan obat-obat tertentu, lopinavir-ritonavir dapat menimbulkan beberapa interaksi, antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinyah efek samping obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A, seperti CCB (calcium channal blockers), rosuvastatin, dan imunosupresan
- Peningkatan kadar obat pimozide, quetiapine, cisapride, ranolazine, amiodarone, dronedarone, alfuzosin, colchicine, astemizole, terfenadine, dan lurasidone di dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinyah efek samping serius akibat obat lovastatin, simvastatin, sildenafil, tadalafil, midazolam oral, triazolam, asam fusidat, elbasvir/grazoprevir, serta obat golongan ergot alkaloid
- Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama obat penghambat enzim CYP3A, seperti rifampicin
Efek Samping dan Bahaya Lopinavir-Ritonavir
Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi lopinavir-ritonavir meliputi:
- Tubuh terasa lemas
- Kembung
- Diare
- Berat badan menurun
- Sakit kepala
- Gangguan tidur
- Nyeri otot
Mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar pada tangan dan kaki
Lakukan pemeriksaan ke dokter, jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung mereda dan semakin memberat. Segera ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping berupa:
- Jantung berdebar
- Sesak napas
Pusing atau serasa ingin pingsan- Muntah
- Sakit perut
- Kelelahan ekstrim
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri pada bagian kanan atas perut
- Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning (ikterus)
Belum ada Komentar untuk "Lopinavir-Ritonavir"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.