Ketoconazole




Ketoconazole yaitu obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat inih berfungsi untuk mengatasi beragam jenis infeksi jamur di kulit, seperti panu, kurap, kutu air, dan infeksi jamur di bagian tubuh lain, seperti kandidiasis pada vagina.


Ketoconazole tersedia dalam bentuk krim 2%, tablet 200 mg, dan sampo. Obat inih bekerja dengan cara menghentikan dan mencegah pertumbuhan jamur.



Merek dagang: Formyco, Ketomed, Mycoral, Nizoral, Solinfec dan Zoralin.


Apa Itu Ketoconazole?





























Golongan
Obat antijamur.
KategoriObat bebas dan resep.
ManfaatKetoconazole bermanfaat untuk mengatasi infeksi jamur.
Digunakan olehDewasa dan anak-anak usia di atas 2 tahun.
Ketoconazole untuk ibu hamil dan menyusui
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanyah efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanyah boleh digunakan jika besarnyah manfaat yang diharapkan melebihi besarnyah risiko terhadap janin. Ketoconazole oral dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat inih tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
BentukTablet, krim, dan sampo.


 Peringatan Sebelum Mengonsumsi Ketoconazole



  • Jangan mengonsumsi atau menggunakan ketoconazole jika Anda memiliki alergi terhadap ketoconazole atau obat antijamur azole lainnya, seperti fluconazole dan itraconazole.

  • Jangan minum alkohol selama mengonsumsi atau menggunakan ketoconazole karena dapat meningkatkan risiko terjadinyah gangguan hati.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, dan obat herbal sebelum mengonsumsi atau menggunakan ketoconazole.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda menderita gangguan hati, jantung, dan ginjal, serta memiliki kondisi medis tertentu, seperti aritmia, kadar testoteron yang rendah, dan penurunan fungsi kelenjar adrenal.

  • Beri tahu dokter umum / dokter spesialis jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan, sebelum menggunakan ketoconazole.

  • Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi atau menggunakan ketoconazole, segera temui dokter.


Dosis dan Aturan Pakai Ketoconazole


Dosis ketoconazole tergantung pada jenis infeksi jamur serta tingkat keparahannya. Berikut adalah penjelasannya:


Infeksi jamur sistemik (systemic fungal infection)


Untuk mengobati infeksi jamur yang memengaruhi beberapa organ (sistemik), seperti histoplasmosis, dokter umum / dokter spesialis akan memberikan ketoconazole tablet dengan dosis berikut:




  • Dewasa
    1 tablet 200 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, sekali sehari.


  • Anak usia di atas 2 tahun
    3,3-6,6 mg/kgBB, sekali sehari.


Infeksi jamur di kulit
Beberapa jenis infeksi jamur kulit yang bisa diatasi dengan ketoconazole adalah:



Untuk kondisi-kondisi tersebut, oleskan ketoconazole krim 2% di area yang terinfeksi, sebanyak 1-2 kali sehari, selama 2-4 minggu.


Panu (pityriasis versicolor)


Untuk mengobati panu pada orang dewasa, dosis yang dibutuhkan adalah:




  • Krim 2%
    Gunakan pada area yang terinfeksi 1-2 kali sehari, selama 2-3 minggu. Gunakan krim hingga beberapa hari setelah gejala menghilang atau sesuai anjuran dokter.


  • Sampo 2%
    Gunakan sampo sehari sekali, selama maksimal 5 hari. Untuk pencegahan panu, gunakan sampo sehari sekali.


Dermatitis seboroik


Untuk mengobati dermatitis seboroik pada orang dewasa, berikut dosis ketokonazole:




  • Krim 2%
    Oleskan ketoconazole krim ke area bermasalah sebanyak 1-2 kali, selama 2-4 minggu.


  • Sampo 2%
    Oleskan sampo pada kulit kepala yang basah sebanyak 2 kali seminggu, selama 2-4 minggu.


Sindrom Cushing


Untuk mengatasi sindrom Cushing, dokter umum / dokter spesialis akan memberikan ketoconazole tablet 200 mg. Berikut adalah dosis untuk orang dewasa dan anak-anak berusia di atas 12 tahun:




  • Dosis awal
    400-600 mg per hari. Dosis dapat diturunkan menjadi 200 mg setelah pemakaian selama 7-28 hari.


  • Dosis lanjutan
    600-800 mg per hari, dosis maksimal 1.200 mg per hari. Penggunaan obat inih dapat dihentikan sesuai kondisi liver dan kelenjar adrenal pasien.


Cara Menggunakan Ketoconazole dengan Benar


Gunakan ketoconazole sesuai anjuran dokter umum / dokter spesialis atau petunjuk yang tertera di kemasan obat. Jangan berhenti menggunakan obat inih sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter. Walau infeksi terlihat sudah sembuh, jamur tetap berpotensi tumbuh kembali bila pengobatan dihentikan terlalu cepat.


Jika lupa mengonsumsi ketoconazole tablet, segeralah mengonsumsinyah jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnyah belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.


Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnyah selama mengonsumsi tablet ketoconazole. Usahakan untuk minum obat pada jam yang sama setiap harinya, guna memaksimalkan efek obat.


Sebelum menggunakan krim ketoconazole, bersihkan dulu area kulit yang terinfeksi dan ingin diolesi krim, lalu keringkan. Selanjutnya, oleskan krim secukupnyah pada area tersebut. Jangan lupa mencuci tangan sebelum maupun setelah mengoleskan obat.


Ketoconazole oles hanyah boleh digunakan sebagai obat luar, jangan dioleskan pada hidung, mata, mulut, maupun pada kulit yang luka, tergores, atau terbakar.


Bila perlu menggunakan ketoconazole sampo, ratakan busa sampo hingga menutupi seluruh rambut dan kulit kepala. Setelah itu, diamkan selama 5 menit sebelum dibilas hingga bersih. Jika mengenai mata, segera basuh dengan air.


Hindarkan ketoconazole dari paparan sinar matahari dan simpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.


Interaksi Ketoconazole dengan Obat Lain


Jika dikonsumsi dengan obat-obatan lain, ketoconazole dapat menimbulkan sejumlah efek interaksi obat, yaitu:



  • Menurunkan kadar ketoconazole dalam darah, jika digunakan bersama rifampicin, isoniazid, efavirenz, nevirapine, dan phenytoin.

  • Meningkatkan efek midazolam dan alprazolam hingga dapat membuat seseorang sulit bernapas.

  • Meningkatkan kadar digoxin, fentanyl, oxycodone, warfarin, dan sildenafil di dalam tubuh.

  • Meningkatkan risiko terjadinyah hiperkalemia dan hipotensi, bila digunakan dengan eplerenone.

  • Meningkatkan risiko terjadinyah perpanjangan interval QT,jika digunakan dengan cisapride, quinidine, ranolazine,dan terfenadine

  • Meningkatkan risiko terjadinyah gangguan otot, jika digunakan bersama lovastatin dan simvastatin.

  • Meningkatkan risiko terjadinyah perdarahan, bila digunakan dengan dabigatran.


Efek Samping dan Bahaya Ketoconazole


Ketokonazole bisa menyebabkan efek samping berupa:




  • Mual dan muntah

  • Sakit kepala

  • Mata sensitif terhadap cahaya

  • Perubahan suasana hati

  • Depresi

  • Diare

  • Penurunan berat badan

  • Perubahan siklus menstruasi

  • Penurunan libido

  • Pembesaran payudara pada pria

  • Memar-memar dan mimisan


Lakukan pemeriksaan ke dokter umum / dokter spesialis jika Anda mengalami gejala di atas. Segeralah ke IGD jika muncul reaksi alergi yang parah, seperti bengkak di bibir dan wajah atau sulit bernapas, setelah mengggunakan atau mengonsumsi ketokonazole.



Belum ada Komentar untuk "Ketoconazole"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel